Ini Makna Syubhat Dalam Islam
Islam mengajarkan umatnya agar jauhi perkara-perkara syubhat.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam kehidupan sehari-hari, umat Islam sering dihadapkan pada situasi yang tidak begitu jelas keharaman atau kehalalannya. Keadaan ini dikenal dengan istilah syubhat, yang secara kebahasaan berarti 'samar' atau 'tidak pasti.'
Dalam sebuah hadis yang termaktub dalam Arba’in Nawawi, disebutkan bahwa Nabi Muhammad SAW menjelaskan perkara halal, haram, dan syubhat.
عَنْ أَبِي عَبْدِ اللهِ النُّعْمَانِ بْنِ بَشِيرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُمَا، قَالَ: سَمِعْتُ رَسُولَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُولُ "إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ، وَبَيْنَهُمَا أُمُورٌ مُشْتَبِهَاتٌ لَا يَعْلَمُهُنَّ كَثِيرٌ مِنَ النَّاسِ…"
Artinya, “Sesungguhnya yang halal itu jelas, dan yang haram itu jelas. Di antara keduanya ada perkara-perkara yang syubhat (samar), yang kebanyakan manusia tidak mengetahuinya" (HR Bukhari dan Muslim).
Halal adalah perkara yang sudah jelas (إِنَّ الْحَلَالَ بَيِّنٌ ). Dalam arti, segala sesuatu yang telah ditetapkan secara sah--berdasarkan nash atau dalil--menurut Alquran, hadir, dan atau ijma ulama bahwa sesuatu diperbolehkan atau boleh untuk dilakukan. Dengan kata lain, segala sesuatu bila tidak ada larangan terhadapnya, maka itu dianggap halal.
Contohnya, ihwal makanan. Allah berfirman dalam Alquran, artinya, "Wahai manusia! Makanlah dari (makanan) yang halal dan baik yang terdapat di bumi, dan janganlah kamu mengikuti langkah-langkah setan. Sungguh, setan itu musuh yang nyata bagimu" (QS al-Baqarah: 168).
Haram pun adalah perkara yang sudah jelas (وَإِنَّ الْحَرَامَ بَيِّنٌ). Segala sesuatu yang telah ada dalilnya dalam Alquran, hadis, dan atau ijma sebagai hal yang terlarang--maka itu berarti haram. Sesuatu dikatakan haram jika dalil syar'i melarangnya secara jelas. Pelanggaran terhadap perkara yang haram akan mendatangkan dosa.
Contohnya, keharaman memakan bangkai dan daging babi. Sebab, ada dalilnya, yakni firman Allah SWT dalam Alquran. Artinya, “Diharamkan bagimu (memakan) bangkai, darah, daging babi, dan (daging hewan) yang disembelih bukan atas nama Allah ..." (QS al-Maidah: 3).
Hindari syubhat
Menghindari syubhat adalah langkah penting untuk menjaga diri dari hal-hal yang diharamkan. Dalam sebuah hadis, Rasulullah SAW menegaskan bahwa orang yang menjauhi perkara syubhat telah menjaga agama dan kehormatannya. Ini juga dekat dengan sikap kehati-hatian dalam menjalani hidup dan cerminan ketakwaan seseorang kepada Allah SWT.
… فَمَنِ اتَّقَى الشُّبُهَاتِ فَقَدِ اسْتَبْرَأَ لِدِينِهِ وَعِرْضِهِ، وَمَنْ وَقَعَ فِي الشُّبُهَاتِ وَقَعَ فِي الْحَرَامِ، كَالرَّاعِي يَرْعَى حَوْلَ الْحِمَى يُوشِكُ أَنْ يَرْتَعَ فِيهِ، أَلَا وَإِنَّ لِكُلِّ مَلِكٍ حِمًى، أَلَا وَإِنَّ حِمَى اللهِ مَحَارِمُهُ، أَلَا وَإِنَّ فِي الْجَسَدِ مُضْغَةً، إِذَا صَلَحَتْ صَلَحَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، وَإِذَا فَسَدَتْ فَسَدَ الْجَسَدُ كُلُّهُ، أَلَا وَهِيَ الْقَلْبُ
“...Barangsiapa menjaga diri dari perkara syubhat, maka dia telah menjaga agamanya dan kehormatannya. Dan barangsiapa yang jatuh ke dalam syubhat, maka dia jatuh ke dalam yang haram. Seperti penggembala yang menggembala di sekitar batas larangan, sangat mungkin dia masuk ke dalamnya" (HR Bukhari dan Muslim).