BTPN Bertransformasi Jadi SMBC, Integrasikan Keahlian Global dengan Keunggulan Lokal

Sepanjang Januari-September 2024, SMBC Indonesia mencatatkan kinerja positif.

BTPN
Gedung BTPN
Red: Fernan Rahadi

REPUBLIKA.CO.ID, YOGYAKARTA -- PT Bank BTPN Tbk (Bank BTPN) telah mengumumkan pergantian nama perseroan menjadi PT Bank SMBC Indonesia Tbk pada Agustus 2024 lalu. Pergantian itu dilakukan sejalan dengan penggabungan alias merger Bank BTPN dengan PT Bank Sumitomo Mitsui Indonesia pada tahun 2019.


"Transformasi ini tidak hanya merefleksikan perubahan nama tetapi juga menunjukkan komitmen perusahaan untuk menghadirkan layanan keuangan yang inovatif dan komprehensif," kata Communications and Daya Head SMBC Indonesia, Andrie Darusman, dalam acara Ramah Tamah SMBC Indonesia dengan Media di Yogyakarta, Rabu (19/11/2024).

Dukungan dari SMBC Group, lanjut Andrie, memungkinkan SMBC Indonesia mengintegrasikan keahlian berskala global dengan keunggulan lokal. "Langkah ini menegaskan fokus perusahaan untuk menjangkau lebih banyak segmen masyarakat dengan memberikan layanan yang berorientasi pada kebutuhan nasabah, serta memberikan kontribusi keberlanjutan bagi masyarakat dan mendukung pertumbuhan ekonomi di Indonesia," tutur Andrie.

Communications and Daya Head SMBC Indonesia, Andrie Darusman, memaparkan materi dalam acara Ramah Tamah SMBC Indonesia dengan Media di Yogyakarta, Rabu (19/11/2024). - (Republika/Fernan Rahadi)

Layanan SMBC Indonesia tersedia di berbagai unit-unit bisnis seperti Sinaya - unit bisnis yang melayani wealth management, Purna Bakti - unit bisnis yang melayani nasabah pensiunan, Bisnis Mikro - unit bisnis yang melayani pelaku usaha mikro, Business Banking - unit bisnis yang melayani pelaku usaha kecil dan menengah, serta Jenius - platform perbankan digital untuk segmen consuming class

"Hingga September 2024, SMBC Indonesia hadir di 32 provinsi dan 200 kota, serta melayani sekitar 11 juta nasabah," kata Andrie.

Andrie memaparkan, sepanjang periode Januari hingga September 2024, SMBC Indonesia mencatatkan kinerja positif dengan peningkatan pendapatan operasional konsolidasi sebesar 24 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 12,97 triliun, didorong oleh kenaikan pendapatan bunga bersih sebesar 22 persen year-on-year (yoy) menjadi Rp 10,98 triliun. Peningkatan penyaluran kredit juga meningkat 16 persen yoy mencapai Rp 175,1 triliun, didukung pertumbuhan dari OTO Group dan Jenius. Aset perusahaan tumbuh 17 persen yoy menjadi Rp 228,6 triliun, sementara net interest margin (NIM) naik ke 6,82 persen.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler