Chairman NBL Australia Nilai Arah dan Langkah IBL Indonesia Sudah Tepat

IBL saat ini menjalin kerja sama dengan liga profesional Australia, NBL Australia.

Republika/Edwin Dwi Putranto
Pertandingan final IBL 2024 antara Satria Muda dan Pelita Jaya (ilustrasi).
Rep: Fitriyanto Red: Israr Itah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Selain terus berusaha meningkatkan mutu kompetisi, manajemen IBL juga selalu berusaha menjalin kerja sama dengan liga-liga luar negeri. Setelah pengembangan model bisnis home and away bersama B-League, IBL saat ini juga menjalin kerja sama dengan liga profesional Australia, NBL Australia.

Baca Juga


Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah sudah menggelar pertemuan dengan Chairman NBL Australia Larry Kestelman pada 18 November lalu. Kestelman memberi pujian kepada IBL.

"IBL sudah melakukan hal yang benar dengan format home and away, membangun fan base, menerapkan salary cap, dan program wasit liga. IBL sangat berpeluang menjadi lebih besar," kata dia.

NBL, kata dia, akan menyambut baik kerja sama dengan IBL untuk pengembangan liga melalui perwasitan. Selain itu aspek entertainment yang saat ini di NBL sudah cukup berasa dampaknya terhadap peningkatan minat penonton bola basket di Australia.

Tekad mengembangkan sumber daya manusia perwasitan serta meningkatkan kualitas dan keterampilan perangkat pertandingan akan coba direalisasikan oleh IBL bekerja sama dengan PP Perbasi dengan menggelar IBL Referee Development Program di Jakarta 30 November hingga 3 Desember 2024 di Hotel Amaris, Pancoran Jakarta.

"Dengan penguatan kapasitas perangkat pertandingan dalam menjalankan tugas serta membangun citra positif perangkat pertandingan dapat menjadi contoh bagi generasi mendatang," kata Direktur Utama IBL Junas Miradiarsyah.

Dengan penguatan kapasitas perangkat pertandingan, diyakini kualitas pertandingan akan meningkat sehingga menarik lebih banyak perhatian dan minat dari masyarakat. Camp akan diikuti 53 orang wasit. "Dari camp tersebut kami akan memilih 45 wasit untuk ditugaskan pada musim kompetisi IBL 2025," jelas Junas.

Jumlah 53 orang peserta camp berasal dari 116 orang pendaftar dengan kriteria usia 21-50 tahun, tinggi badan minimal 155 cm untuk putri dan 165 cm bagi putra dengan BMI ideal serta memiliki pengalaman memimpin pertandingan dan pengetahuan peraturan basket. Mereka kemudian diseleksi awal yang menghasilkan 86 orang sebelum akhirnya 53 orang bisa melewati seleksi tahap kedua.

Dari 53 peserta, tiga di antaranya perempuan. Peserta berasal dari Bali, Banten, DI Yogykarta, DKI Jakarta, Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, Kalimantan Selatan, Sulawesi Selatan, Sumatera Barat dan Sumatera Selatan.

"Kami akan menyeleksi untuk mendapatkan setidaknya 45 wasit untuk IBL," kata Junas. Jumlah tersebut merupakan peningkatan dibandingkan musim lalu di mana 33 wasit ditugaskan memimpin Kompetisi IBL 2024.

Mereka akan mendapatkan materi penguatan dari trainer yang diutus oleh FIBA serta mantan wasit legendaris Indonesia yang kemudian menjadi direktur musim pertama IBL di tahun 2003, Ary Sudarsono. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler