Badan Antariksa Eropa Berencana Kunjungi Apophis, Asteroid Besar yang akan Lintasi Bumi
Asteroid Apophis memiliki ukuran besar, yaitu lebar 340 meter.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Badan Antariksa Eropa (ESA) mempersiapkan misi ambisius untuk mengunjungi asteroid bernama Apophis. Jika disetujui dalam pada pertemuan penting tahun depan, wahana antariksa robotik yang dikenal sebagai Rapid Apophis Mission for Space Safety (Ramses) akan diluncurkan untuk bertemu dengan asteroid tersebut pada Februari 2029.
Apophis memiliki lebar 340 meter, hampir sama dengan tinggi Gedung Empire State. Jika menabrak bumi, akan menyebabkan kerusakan besar ratusan mil dari lokasi benturannya. Energi yang dilepaskan akan sama dengan energi dari puluhan atau ratusan senjata nuklir.
Untungnya, Apophis tidak akan menabrak bumi pada 2029. Sebaliknya, ia akan melewati bumi dengan aman pada jarak 31.860 kilometer, sekitar seperdua belas jarak dari bumi ke bulan. Meskipun demikian, lintasan ini merupakan peristiwa langka, mengingat ukuran asteroid tersebut, dan Apophis akan terlihat dengan mata telanjang.
NASA dan Badan Antariksa Eropa telah memanfaatkan kesempatan langka ini untuk mengirim wahana antariksa robotik terpisah untuk mempelajari Apophis. Penelitian mereka bertujuan untuk mempelajari bagaimana mencegah asteroid tidak mendekat atau membentur Bumi, demikian seperti dilansir Study Finds, Senin (25/11/2024).
Apophis ditemukan pada 2004. Asteroid tersebut melewati bumi pada 21 Desember 2004 pada jarak 14 juta kilometer. Asteroid itu kembali pada 2021 dan akan melintasi bumi lagi pada 2029, 2036, dan 2068. Namun pengamatan radar terbaru memastikan bahwa asteroid ini tidak akan menabrak bumi setidaknya dalam 100 tahun ke depan.
Misi Ramses akan bertemu dengan Apophis pada Februari 2029, dua bulan sebelum lintasan terdekatnya dengan Bumi pada hari Jumat, 13 April. Ramses kemudian akan mempelajari orbit, rotasi, dan bentuk Apophis yang berubah saat melewati medan gravitasi bumi.
Asteroid telah menjadi ancaman bagi bumi selama miliaran tahun. Salah satu yang paling terkenal adalah asteroid besar yang menghantam bumi sekitar 66 juta tahun lalu, menyebabkan peristiwa kepunahan dinosaurus dan banyak spesies lainnya.
Hingga kini, bumi terus berada dalam bahaya dihantam asteroid, yang merupakan sisa-sia pembentukan Tata Surya 4,5 miliar tahun yang lalu. Asteroid-asteroid ini kebanyakan berada di sabuk asteroid antara Mars dan Jupiter.
Sebagian besar berukuran kecil, hanya 10 meter, tetapi yang terbesar berukuran ratusan kilometer, lebih besar dari asteroid yang membunuh dinosaurus. Sabuk asteroid berisi 1-2 juta asteroid yang lebih besar dari satu kilometer, serta jutaan benda yang lebih kecil. Batuan angkasa ini merasakan tarikan gravitasi satu sama lain, serta tarikan gravitasi Jupiter di satu sisi dan planet-planet bagian dalam di sisi lainnya.
Karena tarik-menarik gravitasi ini, sesekali, sebuah asteroid terlempar keluar dari orbitnya dan meluncur cepat menuju Tata Surya bagian dalam. Akibatnya, ada sekitar 3.500 objek dekat bumi, dengan 2.300 di antaranya berpotensi berbahaya karena orbitnya berpotongan dengan bumi dan ukurannya cukup besar.