25 November Hari Guru Nasional, Ini Tiga Ayat Alquran Terkait Guru

Guru merupakan inspirasi kemajuan bangsa.

Wihdan Hidayat / Republika
Ilustrasi guru mengajar di kelas.
Rep: Fuji Eka Permana Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Hari Guru Nasional (HGN) diperingati setiap tanggal 25 November di Indonesia. Kata guru berasal dari bahasa Sansekerta. Gu berarti tuntunan menuju, sedangkan Ru berarti cahaya. Guru diartikan sebagai orang yang memberikan tuntunan kepada seseorang menuju cahaya yaitu ilmu pengetahuan.

Baca Juga


Dalam Islam, guru memiliki kedudukan dan derajat yang tinggi di dunia dan di akhirat. Sebab Allah meninggikan derajat orang berilmu, hanya orang berilmu yang sesungguhnya laiak menyandang gelar guru.

Guru dalam Islam juga diartikan sebagai suri tauladan yang mampu mengaplikasikan ilmunya dalam kehidupan sehari-hari sebagaimana perintah Allah SWT dan Rasul-Nya.

Berikut ini tiga ayat Alquran terkait guru

Pada Surat Al-Mujadalah Ayat 11 menerangkan bahwa Allah SWT akan meninggikan orang beriman dan berilmu beberapa derajat. Maka jika guru yang sesungguhnya memiliki ilmu yang bermanfaat, dia akan ditinggikan deratanya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

يٰٓاَيُّهَا الَّذِيْنَ اٰمَنُوْٓا اِذَا قِيْلَ لَكُمْ تَفَسَّحُوْا فِى الْمَجٰلِسِ فَافْسَحُوْا يَفْسَحِ اللّٰهُ لَكُمْۚ وَاِذَا قِيْلَ انْشُزُوْا فَانْشُزُوْا يَرْفَعِ اللّٰهُ الَّذِيْنَ اٰمَنُوْا مِنْكُمْۙ وَالَّذِيْنَ اُوْتُوا الْعِلْمَ دَرَجٰتٍۗ وَاللّٰهُ بِمَا تَعْمَلُوْنَ خَبِيْرٌ

Wahai orang-orang yang beriman, apabila dikatakan kepadamu “Berilah kelapangan di dalam majelis-majelis,” lapangkanlah, niscaya Allah akan memberi kelapangan untukmu. Apabila dikatakan, “Berdirilah,” (kamu) berdirilah. Allah niscaya akan mengangkat orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu beberapa derajat. Allah Maha Teliti terhadap apa yang kamu kerjakan. (QS Al-Mujadalah Ayat 11)

 

Akhir ayat ini menerangkan bahwa Allah akan mengangkat derajat orang yang beriman, taat dan patuh kepada-Nya, melaksanakan perintah-Nya, menjauhi larangan-Nya, berusaha menciptakan suasana damai, aman, dan tenteram dalam masyarakat. Demikian pula orang-orang berilmu yang menggunakan ilmunya untuk menegakkan kalimat Allah.

Dari ayat ini dipahami bahwa orang-orang yang mempunyai derajat yang paling tinggi di sisi Allah ialah orang yang beriman dan berilmu. Ilmunya itu diamalkan sesuai dengan yang diperintahkan Allah dan Rasul-Nya. Kemudian Allah menegaskan bahwa Dia Maha Mengetahui semua yang dilakukan manusia, tidak ada yang tersembunyi bagi-Nya. (Tafsir Kementerian Agama)

Ali Imran ayat 18

Pada Surat Ali Imran Ayat 18 menunjukan bahwa martabat yang tinggi dari orang berilmu (yakni ulama maupun guru) karena mereka telah disejajarkan dengan malaikat yang mulia yaitu sama-sama dapat menyaksikan keesaan Allah.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

شَهِدَ اللّٰهُ اَنَّهٗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَۙ وَالْمَلٰۤىِٕكَةُ وَاُولُوا الْعِلْمِ قَاۤىِٕمًاۢ بِالْقِسْطِۗ لَآ اِلٰهَ اِلَّا هُوَ الْعَزِيْزُ الْحَكِيْمُ

Allah menyatakan bahwa tidak ada tuhan selain Dia, (Allah) yang menegakkan keadilan. (Demikian pula) para malaikat dan orang berilmu. Tidak ada tuhan selain Dia, Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana. (QS Ali Imran Ayat 18)

 

Allah menyatakan, yakni menjelaskan kepada seluruh makhluk bahwa tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, dan tidak ada sekutu bagi-Nya. Demikian pula para malaikat dan orang-orang berilmu juga menyaksikan atas keesaan-Nya. Bahkan, semuanya menyaksikan bahwa Allah tampil secara utuh untuk menegakkan keadilan, melalui dalil-dalil yang kuat. Allah adalah satu-satunya Penguasa dan Pengatur alam raya ini, tidak ada tuhan yang berhak disembah selain Dia, Yang Mahaperkasa, Mahabijaksana dalam pengaturan dan penetapan hukumhukum-Nya. (Tafsir Kementerian Agama)

Pada Surat Ali Imran Ayat 7 dijelaskan bahwa orang berilmu mendalam beriman kepada isi Alquran. Guru sebagai orang berilmu yang mendalam, akan memahami kandungan isi Alquran dan beriman kepadanya.

Allah Subhanahu wa Ta'ala berfirman:

هُوَ الَّذِيْٓ اَنْزَلَ عَلَيْكَ الْكِتٰبَ مِنْهُ اٰيٰتٌ مُّحْكَمٰتٌ هُنَّ اُمُّ الْكِتٰبِ وَاُخَرُ مُتَشٰبِهٰتٌ ۗ فَاَمَّا الَّذِيْنَ فِيْ قُلُوْبِهِمْ زَيْغٌ فَيَتَّبِعُوْنَ مَا تَشَابَهَ مِنْهُ ابْتِغَاۤءَ الْفِتْنَةِ وَابْتِغَاۤءَ تَأْوِيْلِهٖۚ وَمَا يَعْلَمُ تَأْوِيْلَهٗٓ اِلَّا اللّٰهُ ۘوَالرّٰسِخُوْنَ فِى الْعِلْمِ يَقُوْلُوْنَ اٰمَنَّا بِهٖۙ كُلٌّ مِّنْ عِنْدِ رَبِّنَا ۚ وَمَا يَذَّكَّرُ اِلَّآ اُولُوا الْاَلْبَابِ

. . . . . Orang-orang yang ilmunya mendalam berkata, “Kami beriman kepadanya (Alquran), semuanya dari Tuhan kami.” Tidak ada yang dapat mengambil pelajaran, kecuali ululalbab. (QS Ali Imran Ayat 7)

Pada akhir ayat ini Allah menerangkan sifat orang yang dalam ilmu pengetahuannya, yaitu orang yang suka memperhatikan makhluk Allah, suka memikirkan dan merenungkannya. Ia berpikir semata-mata karena Allah dan untuk mencari kebenaran.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler