Kisah Guru Honorer Warkina, Rela Kerja Keras Cari Sampingan Buat Perpustakaan Keliling

Untuk menggiatkan literasi, Warkina menyulap mobil tua menjadi perpustakaan keliling

Dok Republika
Guru inspiratif dari Kabupaten Cirebon yang menjadi pegiat literasi, Warkina.
Rep: Lilis Sri Handayani Red: Arie Lukihardianti

REPUBLIKA.CO.ID, CIREBON--Profesi sebagai guru yang dijalani Warkina tak hanya sebatas mengajar murid-muridnya di SMPN 2 Suranenggala, Kabupaten Cirebon. Pria tersebut sejatinya juga menjadi guru bagi masyarakat luas di daerahnya dengan gigih menjadi pegiat literasi.

Baca Juga


Warkina yang tinggal di Desa/Kecamatan Suranenggala, Kabupaten Cirebon, awalnya merasa sangat prihatin melihat rendahnya minat baca masyarakat. Tak hanya di sekitar tempat tinggalnya, namun juga masyarakat secara umum.

‘’Kondisi itu membuat saya merasa sangat prihatin. Harus ada yang saya lakukan untuk mengubah kondisi itu,’’ ujar Warkina kepada Republika, Senin (25/11/2024).

Warkina kemudian memulainya pada 2009. Di rumahnya, dia mulai membuka perpustakaan dan menyediakan buku-buku pribadinya untuk dibaca oleh tetangga-tetangganya. Meski awalnya kurang mendapat sambutan, namun lama kelamaan, tetangga-tetangganya tertarik untuk membaca buku-bukunya.

Pada 2011, Warkina yang saat itu masih berstatus sebagai guru honorer, semakin memantapkan tekadnya untuk membuat Gerakan Sadar Membaca. Tak hanya membuka perpustakaan atau Layanan Masyarakat Baca ‘Pado Maco’ di rumahnya, dia juga menerapkan sistem jemput bola.

Dalam sistem jemput bola itu, Warkina berkeliling desa dan mendatangi tempat-tempat keramaian, misalnya pasar malam, untuk mendekatkan buku kepada masyarakat. Saat berkeliling itu, dia menyulap mobil tuanya menjadi perpustakaan keliling.

Tak mudah bagi Warkina untuk memperoleh mobil tua tersebut. Dia harus merogoh kocek pribadinya hingga Rp 12 juta. Padahal, honornya sebagai guru honorer saat itu hanya Rp 400 ribu per bulan. Dia harus bekerja keras bekerja sampingan untuk bisa mengumpulkan uang tersebut.

Perhiasan milik istri Warkina juga saat itu harus keluar masuk ke Pegadaian. Selain untuk membeli mobil tua, dia juga harus membeli buku-buku baru dan membiayai kegiatan operasionalnya dalam menyadarkan masyarakat akan pentingnya buku dan pendidikan. ‘’Alhamdulillah saya kemudian mendapat sumbangan buku dari para donatur,’’ kata Warkina.

Dari yang awalnya hanya ratusan buku, saat ini Warkina memiliki koleksi buku sekitar 3 ribu buah untuk perpustakaannya. Dia juga dipinjami mobil dari perpustakaan Kabupaten Cirebon untuk keliling ke pasar-pasar malam membawa buku bacaan bagi masyarakat.

Selain menyediakan buku bacaan secara gratis di taman bacaan ‘Pado Maco’, Warkina dari dulu juga memberikan pengajaran membaca bagi warga, termasuk ibu-ibu, yang buta huruf. Ada ratusan ibu-ibu yang pernah menjadi ‘muridnya’.

Setelah berjalan beberapa tahun, Warkina pun meningkatkan level pengajarannya. Tak hanya Gerakan Sadar Membaca, dia juga mengembangkan Gerakan Ngunduh Literasi.

Dalam Gerakan Ngunduh Literasi, ibu-ibu yang semula diajarinya belajar membaca hingga bisa membaca, kini diajarinya untuk membacakan buku kepada anak mereka masing-masing. Para ibu-ibu itupun diajarkan untuk membacakan buku kepada anak mereka masing-masing dengan penuh kasih sayang. ‘’Jadi misalkan anaknya sambil dipangku. Jadi anak akan menjadi lebih dekat dengan orang tuanya,’’ katanya.

Warkina juga mengembangkan pembelajaran berjenjang. Selain mengajari warga membaca, termasuk anak-anak yang putus sekolah yang belum lancar membaca, dia juga mengajarkan cara meringkas atau meresume sebuah bacaan.

Tak hanya Gerakan Ngunduh Literasi, Warkina saat ini juga mengembangkan dua program lainnya. Yakni, Gerakat Literasi Rakyat dan Gerakan Literasi Dusun.

Dalam Gerakan Literasi Rakyat, Warkina bekerja sama dengan perguruan tinggi di Cirebon. Sasarannya di antaranya adalah para ibu hamil, agar lebih terbuka wawasannya dalam menghadapi kehamilan dan kelahiran serta cara mendidik anak (parenting).

Sedangkan dalam Gerakan Literasi Dusun, kegiatan yang dilakukan adalah berbasis RT. Dalam gerakan tersebut, ketua RT dijadikan ‘duta baca’ bagi lingkungan mereka masing-masing.

Warkina bersyukur, kepeduliannya untuk menngkatkan sumber daya manusia (SDM) masyarakat melalui buku kini telah mendapat dukungan yang luas dari berbagai pihak. Guru honorer yang telah lulus tes PPPK pada 2021 itu juga telah mengantongi banyak penghargaan, termasuk dari Pemkab Cirebon maupun Pemprov Jabar.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler