Peneliti: Tiga Tantangan Guru di Era Modern

Peran strategis pemerintah diperlukan untuk mendukung guru.

ANTARA/Gusti Tanati
Seorang guru mengajar anak-anak dalam kegiatan sekolah Minggu di Gereja kristen Indonesia (GKI) Bukit Zaitun Skyland Kota, Jayapura, Papua, Ahad (14/8/2022). Gereja tersebut merupakan bangunan bekas peninggalan pasukan Sekutu saat Perang Dunia II pada 1944 dan sejak 1967 berubah fungsi menjadi gereja.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Peneliti Sosiologi Pendidikan di Pusat Riset Kependudukan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Anggi Afriansyah mengatakan tenaga pendidik di era modern saat ini memiliki tiga tantangan besar yang harus mereka hadapi.

Baca Juga


“Ada tiga tantangan. Pertama peningkatan kualifikasi terkait dengan substansial knowledge di bidang keilmuan dan teknikal skill yang merupakan bagian dari kualifikasi peserta didik dalam bagian transisi mereka dari dunia sekolah ke dunia kerja,” kata Anggi Afriansyah di Jakarta, Selasa.

Tantangan yang kedua, yang juga harus mereka hadapi adalah sosialisasi, terkait internalisasi nilai-nilai budaya, kebangsaan, nasionalisme dan karakter anak-anak yang berbeda dengan era-era sebelumnya.

Sehingga, hal tersebut memiliki keterkaitan dengan kemampuan anak-anak untuk bisa berjejaring atau bersosialisasi, menjalin relasi yang baik dengan sesama anak bangsa tanpa harus melirik asal dan usul mereka.

Sedangkan tantangan terakhir (ketiga), adalah isu subjektivitas. Terkait posisi anak-anak sebagai subjek yang sadar tentang apa yang mereka butuhkan, sehingga mereka tidak mudah diombang-ambing oleh kompleksitas zaman.

“Ketiganya saya ambil dari pemikiran Biesta dan menurut saya dapat menggambarkan posisi pendidikan kita hari ini dan tugas guru yang semakin menantang,” ujar dia.

Ketiga tantangan yang harus dihadapi oleh guru-guru saat ini semakin diperkuat dengan adanya isu pembayaran yang masih kurang layak untuk diberikan kepada mereka, yang sudah berjuang untuk mentransfer berbagai ilmu dan pengetahuannya.

“Saya melihat ada ragam kompleksitas dan problematika. Kita masih mengalami tantangan terkait akses merata untuk pendidikan, guru yang dibayar murah dan marjinal, kualifikasi dan kompetensi guru, juga keamanan guru,” ujar dia.

Sehingga, keberadaan pemerintah untuk memberikan dukungan dari berbagai pihak seperti pemerintah dan juga aspek kultural dari masyarakat sangat diperlukan kehadirannya.

Apresiasi dari Menkeu

Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengapresiasi kontribusi para guru yang sangat besar terhadap kemajuan Indonesia.

“Tugas mereka sangat berat sekaligus luar biasa penting. Setiap guru adalah pahlawan yang berkontribusi besar bagi kemajuan Indonesia,” kata Sri Mulyani dalam akun Instagram resmi @smindrawati, seperti dikutip di Jakarta, Senin.

Berkat para guru yang hebat, lanjutnya, dia optimis Indonesia akan terus menjadi bangsa yang kuat, yang tak pernah berhenti belajar, dan mampu bergaul serta bersaing di kancah internasional.

Baginya, guru adalah seorang pejuang tulus tanpa tanda jasa mencerdaskan bangsa, seperti yang dikatakan Bapak Pendidikan kita, Ki Hajar Dewantara.

“Terima kasih untuk engkau, para patriot bangsa. Tetaplah menjadi pelita yang menerangi kegelapan. Semua baktimu akan selalu kami ukir dalam sanubari. Selamat Hari Guru Nasional,” ujar Menkeu.

Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Mendikdasmen) Abdul Mu'ti menyampaikan sederet komitmen pemerintah untuk meningkatkan kesejahteraan profesi guru pada upacara peringatan Hari Guru Nasional.

Melalui pidatonya di Jakarta, Senin, ia terlebih dahulu mengapresiasi pengabdian para guru, khususnya mereka yang mengabdi di pelosok desa hingga di satuan pendidikan dengan fasilitas yang terbatas dan ala kadarnya.

Ia juga turut menggarisbawahi peran guru yang tidak hanya berperan sebagai agen pembelajaran, tetapi juga agen peradaban.

 

Sejalan dengan visi pendidikan bermutu untuk semua, pihaknya pun berusaha meningkatkan kualitas para guru melalui tiga program prioritas.

Pertama, pemenuhan kualifikasi guru secara bertahap. Ia menjelaskan kementerian berusaha memberikan kesempatan bagi para guru untuk dapat melanjutkan studi ke jenjang pendidikan D-IV/S-1.

Kedua, pihaknya juga berkomitmen untuk meningkatkan kompetensi guru tidak terbatas pada kompetensi akademik, pedagogik, moral, dan sosial, tetapi juga kewirausahaan dan kepemimpinan melalui berbagai pelatihan.

Ketiga, kementerian berusaha meningkatkan kesejahteraan guru melalui sertifikasi baik bagi guru ASN PNS dan PPPK, maupun non-ASN. Dengan peningkatan kesejahteraan, ia berharap para guru diharapkan dapat meningkatkan dedikasi dan kualitas pembelajaran.

Adapun yang tidak kalah pentingnya, ia juga menambahkan pemerintah berkomitmen untuk menjamin keamanan para guru agar dapat bekerja dengan tenang dan terbebas dari segala bentuk intimidasi dan tindakan kekerasan oleh siapapun.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler