Pemerintah Turunkan Harga Tiket Pesawat, Pengamat: Langkah Adil, tapi Harus Konsisten

Diskon harga avtur dan pelayanan jasa penumpang oleh pemerintah sangat diapresiasi.

ANTARA FOTO/Arnas Padda
Seorang anak mengantre bersama keluarganya di terminal keberangkatan Bandara Internasional Sultan Hasanuddin, Maros, Sulawesi Selatan, Jumat (22/12/2023). Harga tiket pesawat turun.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pemerintah baru-baru ini memutuskan untuk menurunkan harga tiket pesawat sebesar 10 persen sebagai upaya meringankan beban masyarakat. Keputusan ini disambut baik oleh berbagai pihak, termasuk Pengamat penerbangan dan analis independen bisnis penerbangan nasional, Gatot Rahardjo.

Baca Juga


"Menurut saya, itu langkah yang adil karena kepentingan masyarakat terpenuhi," ujar Gatot saat dihubungi Republika di Jakarta, Kamis (28/11/2024).

Gatot mengapresiasi komitmen pemerintah yang membantu dengan mendorong diskon harga avtur dan diskon Passenger Service Charge (PSC) serta Pelayanan Jasa Penumpang Pesawat Udara (PJP4U). Gatot menyebut hal ini krusial mengingat bandara dan Pertamina itu adalah BUMN atau Unit Penyelenggara Bandar Udara (UPBU) yang berada di bawah pemerintah.

"Maskapai juga tidak terlalu dirugikan karena walaupun fuel surcharge dikurangi, harga avtur juga didiskon," ucap Gatot.

Namun, Gatot menegaskan pemerintah perlu memastikan kebijakan ini dilaksanakan secara konsisten. Gatot menyampaikan konsistensi akan menjadi kunci dalam mencapai keberhasilan terhadap kebijakan tersebut.

"Yang harus dilakukan pemerintah itu konsisten harga avtur benar-benar didiskon dari bulan sebelumnya, yakni November, seperti yang dinyatakan oleh Menko Infrastruktur," sambung Gatot.

Gatot juga menyarankan agar pemerintah memberikan insentif kepada pengelola bandara dan Pertamina. Gatot juga berharap pemerintah harus memastikan kualitas pelayanan di bandara tidak berkurang kepada penumpang maupun maskapai dan pengguna jasa bandara lainnya.

Gatot berharap kebijakan ini dapat mendukung peningkatan aksesibilitas transportasi udara, terutama menjelang libur akhir tahun yang biasanya disertai lonjakan jumlah penumpang. Untuk itu, Gatot menyebutkan pentingnya diskon PSC di bandara utama seperti Bandara Internasional Soekarno-Hatta dan I Gusti Ngurah Rai, mengingat sebagian besar penerbangan berasal dari dua bandara tersebut.

"Begitu juga harga avtur di Bandara Soekarno-Hatta seharusnya dapat diskon karena sebagian besar penerbangan berasal dari bandara ini," kata Gatot.

Menteri Pariwisata Widiyanti Putri Wardhana mengatakan keputusan pemerintah untuk menurunkan harga tiket pesawat dalam penerbangan di dalam negeri selama libur Natal 2024 dan Tahun Baru 2025 diharapkan dapat membantu meningkatkan pariwisata.

"Sinergi dan koordinasi terus dilakukan dengan Menko Perekonomian, Menko Infrastruktur, dan Tim Satgas dalam dua pekan terakhir ini. Tim bekerja keras dan solid agar harga tiket, Insya Allah, bisa lebih terjangkau oleh publik saat libur Natal dan tahun baru ini," katanya, Kamis.

Dia menyampaikan bahwa relaksasi kebijakan semacam itu dapat membantu para pelaku industri pariwisata dalam negeri untuk menyiapkan paket-paket perjalanan wisata dengan harga yang lebih terjangkau. "Relaksasi kebijakan diperlukan sebagai angin segar bagi masyarakat dan sektor pariwisata terlebih saat menyambut libur Natal dan Tahun Baru," katanya.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler