Antisipasi Musim Penghujan, KAI Tingkatkan Pengawasan Jalur Rel

KAI menyiagakan petugas tambahan dan meningkatkan pengawasan di lokasi rawan bencana

ANTARA FOTO/Idhad Zakaria
Petugas menyingkirkan material longsor yang menutup jalur rel kereta api di lintas stasiun Karanggandul-Karangsari, Banyumas, Jateng, Senin (4/12/2023). Perjalanan kereta api yang melintas di DAOP 5 Purwokerto, dialihkan memutar melalui Bandung atau Semarang imbas jalur kereta tertutup material longsor akibat curah hujan tinggi pada Senin (4/12/2024) dini hari.
Rep: Muhammad Nursyamsi Red: Friska Yolandha

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PT Kereta Api Indonesia (Persero) mempersiapkan berbagai langkah antisipasi untuk menghadapi musim penghujan yang mulai tiba. Vice President Public Relations KAI Anne Purba menyatakan langkah-langkah ini bertujuan untuk menjaga keselamatan dan kelancaran perjalanan kereta api dari potensi gangguan akibat cuaca ekstrem seperti tanah longsor, banjir, hingga amblesan tanah.

Baca Juga


"Kami menyiagakan petugas tambahan dan meningkatkan pengawasan di lokasi rawan bencana, serta menyediakan alat perawatan jalan rel berikut materialnya untuk siaga di titik-titik strategis," ujar Anne dalam keterangan tertulis di Jakarta, Jumat (29/11/2024).

Anne menyampaikan para petugas unit prasarana jalan rel dan jembatan KAI telah mengambil langkah-langkah mitigasi preventif untuk memastikan perjalanan kereta api tetap aman dan lancar selama musim penghujan. Selain itu, jajaran terkait di wilayah Daop dan Divre KAI juga melakukan pengecekan intensif secara berkala di seluruh jalur kereta api.

Untuk mendukung kelancaran operasional di tengah tantangan cuaca ekstrem, sambung Anne, KAI telah menyiapkan 335 Petugas Pemeriksa Jalan (PPJ) yang bertugas memantau kondisi lintasan kereta api secara rutin untuk memastikan jalur aman dari gangguan akibat kondisi curah hujan tinggi dan 151 Petugas Daerah Pantauan Khusus (Dapsus) yang disiagakan di lokasi-lokasi rawan seperti area rawan longsor, banjir, atau tanah labil. KAI, lanjut Anne, juga menyapkan 663 Petugas Keamanan untuk mengamankan area stasiun dan jalur kereta demi memastikan keselamatan penumpang dari potensi gangguan eksternal. 

"Seluruh petugas ekstra ini telah diberikan pelatihan intensif untuk meningkatkan kemampuan mereka dalam menangani situasi darurat selama operasional musim penghujan," ucap Anne. 

 

Untuk mendukung langkah antisipasi, Anne sampaikan, KAI juga menyiapkan Alat Material untuk Siaga (AMUS) yang tersebar di sejumlah titik strategis. AMUS ini terdiri atas berbagai peralatan dan material yang dapat langsung digunakan jika terjadi kondisi darurat. 

"Beberapa material penting untuk pendukung langkah antisipasi penguatan tubuh badan rel yang meliputi rel cadangan, karung berisi pasir, batu kricak, bantalan beton dan bantalan kayu telah disiapkan," sambung Anne. 

Anne menyampaikan KAI pun menyediakan perlengkapaan lainnya seperti peralatan teknis seperti dongkrak, alat potong rel, pelat sambung, dan penambat rel. Peralatan darurat seperti tenda pleton, chainsaw, serta H-beam untuk perbaikan sementara jembatan juga turut disiagakan.

Sebagai bagian dari mitigasi, sambung Anne, KAI juga meningkatkan pengawasan dan penjagaan intensif di daerah-daerah rawan bencana. Anne mengatakan langkah-langkah ini mencakup pemadatan tanah di area dengan kondisi labil, penguatan struktur dan pemasangan perancah di lokasi rawan longsor dan peningkatan kapasitas drainase di area yang rawan banjir.

"Kami berharap langkah ini dapat meminimalkan potensi gangguan sehingga pelanggan dapat menikmati perjalanan dengan selamat, aman, dan nyaman," kata Anne.

 

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler