Mengerikan! Calon Menteri Pertahanan AS Pernah Meneriakkan Bunuh Semua Muslim
Peristiwa tersebut dilakukan Hegseth pada 2015 saat keadaan mabuk.
REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Pete Hegseth, mantan pembawa acara Fox News yang saat ini dicalonkan Presiden terpilih Donald Trump untuk memimpin Departemen Pertahanan, pernah meneriakkan “bunuh semua Muslim!” dalam keadaan mabuk di sebuah bar ketika sedang menjadi presiden sebuah kelompok veteran, demikian laporan The New Yorker.
Ini hanyalah salah satu dari sekian banyak tuduhan mencengangkan yang termasuk dalam investigasi mendalam jurnalis The New Yorker, Jane Mayer terhadap perilaku Hegseth yang tidak profesional dan cabul ketika memimpin dua organisasi advokasi nirlaba yang terpisah. Laporan tersebut mencakup bagaimana Hegseth kerap mabuk-mabukan, salah urus keuangan, dan perilaku seksual yang tidak pantas yang membuat kedua organisasi tersebut akhirnya memecatnya dari jabatannya.
Selain itu, cerita New Yorker mengungkapkan lebih banyak rincian tentang dugaan kekerasan seksual pada tahun 2017 yang telah mengancam untuk menggagalkan pencalonan Hegseth, termasuk upaya mantan bintang Fox itu untuk menjebak penuduhnya sebagai 'perancang' tuduhan kekerasan seksual berantai. Meskipun, penegak hukum mengatakan bahwa klaim itu “palsu” dan tidak didukung oleh bukti.
Dikutip dari laman independent.co.uk pada Selasa (3/12), sebagian besar pengungkapan baru dalam tulisan Mayer berpusat pada laporan seorang pelapor tentang masa jabatan Hegseth sebagai kepala Concerned Veterans for America, yang berlangsung dari 2013 hingga 2016. Menurut laporan dari beberapa karyawan CVA yang sebelumnya dirahasiakan, perilaku mabuk Hegseth yang berulang-ulang telah menjadi hal yang memalukan bagi staf lainnya.
Laporan yang dikirim ke manajemen grup pada tahun 2015 itu juga mengungkapkan, Hegseth menggunakan posisinya untuk memangsa staf perempuan muda, membagi mereka menjadi dua kelompok “gadis-gadis pesta” dan “bukan gadis-gadis pesta.” Laporan pelapor lebih lanjut mengklaim bahwa CVA telah menjadi tempat kerja yang tidak bersahabat, terutama bagi perempuan, dengan tuduhan bahwa percobaan serangan dan pelecehan seksual sebagian besar diabaikan.
Sementara itu, dalam surat pengaduan terpisah kepada manajemen CVA, seorang mantan karyawan menggambarkan Hegseth berada di sebuah bar pada dini hari tanggal 29 Mei 2015, ketika sedang melakukan tur resmi di Cuyahoga Falls, Ohio. Dalam keadaan mabuk, dia meneriakkan 'Bunuh Semua Muslim! Bunuh Semua Muslim!”
Sebagian besar artikel tersebut berpusat pada perilaku kasar Hegseth saat memimpin CVA dan sebuah organisasi nirlaba kecil bernama Vets for Freedom. Organisasi tersebut digambarkan sebagai kelompok “AsroTurf” yang didukung oleh para miliarder konservatif. Artikel tersebut juga menyoroti tuduhan bahwa Hegseth salah mengelola keuangan kedua organisasi tersebut.
“V.F.F. segera menanggung utang yang sangat besar, dan catatan keuangan menunjukkan bahwa, pada akhir tahun 2008, organisasi ini tidak mampu membayar para krediturnya,” kata Mayer.
“Para donatur utama kelompok ini menjadi khawatir bahwa uang mereka dihambur-hamburkan untuk pengeluaran yang tidak pantas, termasuk rumor tentang pesta-pesta yang 'dengan sopan dapat disebut sebagai kencan,' seperti yang dikatakan oleh mantan rekan kelompok tersebut. Simpatisan awal mengatakan, 'Saya bukan orang pertama yang mendengar bahwa ada penghamburan uang dan perilaku seksual yang tidak pantas di tempat kerja.”
Akhirnya, Hegseth diberhentikan sebagai kepala VFF setelah dia mengakui kepada para donatur pada tahun 2009 bahwa kelompok ini hanya memiliki 1.000 Dolar AS di bank namun memiliki tagihan sebesar 434.833 Dolar AS yang belum terbayar. Manajemen organisasi yang buruk dari Hegseth inilah yang membuat beberapa mantan penasihat kelompok ini menyatakan “keprihatinan yang serius” mengenai kemampuannya untuk memimpin sebuah departemen sebesar Pentagon.
“Saya melihat dia menjalankan organisasi dengan sangat buruk, kehilangan kepercayaan dari para donor,” ujar komentator politik konservatif dan mantan penasihat VFF, Margaret Hoover, kepada CNN baru-baru ini.
“Organisasi ini akhirnya bangkrut dan terpaksa bergabung dengan organisasi lain yang menurut individu-individu yang ada di dalamnya dapat menjalankan dan mengelola dana atas nama para donatur dengan lebih bertanggung jawab daripada dia. Itu adalah pengalaman saya dengannya.”