Gus Miftah Caci Pedagang Es di Pengajian, Ini 7 Kontroversinya yang Viral
Gus Miftah kerap menimbulkan kontroversi di masyarakat
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Gus Miftah adalah seorang dai kondang asal Yogyakarta yang dikenal karena gaya dakwahnya yang santai, inklusif, dan kerap menyentuh berbagai kalangan, termasuk komunitas marginal.
Namun, belakangan Gus Miftah membuat sejumlah kontroversi dalam ceramahnya, yang terbaru adalah ceramahnya yang dinggap mengolok-olok atau menghina pedagang yang sedang menjual es.
Nama lengkapnya adalah Miftah Maulana Habiburrahman. Ia aktif berdakwah sejak muda dan terkenal dengan pendekatan dakwah yang sering dilakukan di tempat-tempat seperti klub malam atau komunitas pekerja hiburan malam, dengan tujuan membawa mereka mendekat pada nilai-nilai agama tanpa menghakimi.
Gus Miftah juga memiliki pesantren bernama Ora Aji di Sleman, Yogyakarta. Belakangan, ia dipercaya menjabat sebagai staf khusus Presiden RI Bidang Kerukunan Beragama dan Pembinaan Sarana Keagamaan.
Berikut adalah daftar kontroversial terkait Gus Miftah yang sempat menjadi sorotan yang berhasil dihimpun Republika.co.id, Selasa (3/11/2024):
1. Mengolok-olok pedagang es
Gus Miftah menuai kritik setelah pernyataan yang dianggap merendahkan pedagang es. Dalam sebuah video pengajian yang digelar di Magelang, Gus Miftah bertanya soal ketersediaan es teh yang dijual pedagang tersebut.
“Es tehmu sih akeh (masih banyak) nggak? ya kono didol (jual) gob*lok,” ujar Gus Miftah kepada pedaganga yang sedang menyunggi es teh dan air mineral.
Walaupun itu candaan, tapi pernyataan Gus Miftah itu pun menuai kontroversi di media sosial. Nitizen mempertanyak adab Gus Miftah sebagai penceramah.
2. Kesalahan baca dalil bahasa arab
Pada salah satu ceramah yang viral, Gus Miftah dikoreksi oleh seorang santri terkait kesalahan dalam membaca dalil. Peristiwa yang terjadi pada 2021 ini memicu diskusi tentang kompetensinya sebagai seorang dai.
Kasus ini berawal saat Gus Miftah berpidato di dalam Gereja Bethel Indonesia (GBI) Penjaringan, Jakarta Utara. Setelah itu, muncullah pro kontra terhadap tindakan Gus Miftah yang berpidato di dalam gereja.
Setelah menjadi sorotan, Gus Miftah pun memberikan klarifikasi. Ia nahkan membacakan isi kutipan dalil dari kitab Al-Mausu'ah Al-Fiqhiyyah Kuwait.
BACA JUGA: Iran, Irak, dan Uni Emirat Arab tak akan Biarkan Suriah Jatuh di Tangan Pemberontak
Namun, video klarifikasi Gus Miftah membacakan dalil berbahasa Arab itu mendapat tanggapan dari seorang santri bernama Khoerul Samsuri.
Lewat akun YouTube KS Calon Mubaligh, Khoerul Samsuri membongkar kesalahan Gus Miftah dalam membacakan dalil berbahasa Arab itu. Di dalam deskripsinya, santri Pondok Pesantren Nurul Huda Cianjur ini menulis: "Gus Miftah tidak bisa baca tulisan arab.. gak bisa nahwu- sharraf."
3. Ceramah di tempat hiburan malam
Gus Miftah sering berdakwah di klub malam, diskotek, atau tempat hiburan. Meskipun ia beralasan ingin mendekati kalangan yang sulit dijangkau, hal ini mendapat kritik karena dianggap tidak sesuai dengan adab seorang dai.
4. Kehadiran di acara non-Muslim
Beberapa kali Gus Miftah hadir dan terlibat dalam acara keagamaan non-Muslim, seperti memberikan pidato atau doa. Tindakannya memicu perdebatan tentang batasan toleransi antaragama, dengan sebagian pihak menganggapnya melampaui batas-batas syariat.
5. Mengkritik larangan speaker masjid
Saat berdakwah di Bangsri, Sukodono, Sidoarjo, Jawa Timur pada Maret 2024 lalu, Gus Miftah mengkritisi soal larangan penggunaan pengeras suara atau speaker masjid untuk tadarus Alquran di bulan Ramadan.
Dalam ceramahnya, Gus Miftah membandingkan penggunaan speaker itu dengan dangdutan yang disebutnya tidak dilarang bahkan hingga pukul satu pagi. Potongan video ceramahnya ini pun diunggah di sejumlah media sosial dan menjadi kontroversi. Bahkan, Kemenag menyebut Gus Miftah gagal paham soal larangan tersebut.
6. Bagi-bagi duit di Madura
Aksi bagi-bagi uang oleh Gus Miftah di Pamekasan pada 2023 lalu juga pernah viral dan menjadi kontroversi di tengah masyarakat. Hal itu karena Gus Miftah saat itu dikenal sebagai pendukung salah satu pasangan calon presiden dan calon wakil presiden RI 2024.
Dalam video berdurasi 1 menit 29 detik yang viral di media sosial itu, Gus Miftah nampak membagi-bagikan uang kepada masyarakat Rp 100 ribu yang mengantre di sebuah ruangan.
"Nomor dua, nomor dua", demikian teriakan yang terdengar dalam suara video itu, lalu kamera menyorot kerumunan warga di bagian belakang yang juga antre dan memperlihatkan seseorang yang menggunakan baju hitam bergambar capres nomor urut 2.
BACA JUGA: Media Israel Sibuk Komentari Capaian Pemberontak Suriah, Ini Faktornya Menurut Mereka
Video bagi uang Gus Miftah di kantor Perusahaan Rokok Bawang Mas milik Haji Her itu beredar sejak 28 Desember 2023. Sehari setelah itu, beredar video klarifikasi yang langsung oleh Gus Miftah.
7. Wayang mirip Khalid Basalamah
Warganet membanjiri akun media sosial Gus Miftah setelah ia menggelar pertunjukan wayang di Pondok Pesantren Ora Aji dengan Dalang Ki Warseno pada Jumat (18/2/2022). Pertunjukan tersebut digelar untuk menanggapi polemik wayang haram.
Namun, dalam pertunjukan, Dalang Ki Warseno memainkan sebuah wayang yang penggambarannya mirip sosok Ustadz Khalid Basalamah. Tampilan wayang itu memiliki wajah yang mirip Ustadz Khalid dengan jenggot dan memakai baju jubah panjang berwarna merah jambu dengan peci warna senada.
Tindakan tersebut menuai kritik dan hujatan warganet terhadap Gus Miftah. Ada yang menyebut tindakan Gus Miftah justru membuat budaya wayang terlihat negatif dan menyerang pribadi orang.
Video pengajian pendakwah kondang asal Yogyakarta, Miftah Maulana Habiburrahman atau yang akrab dipanggil Gus Miftah kembali viral di media sosial. Pasalnya, dai yang kini menjadi Utusan Khusus Presiden tersebut menyebut pedagang es dengan kata-kata gobl*k.
Video viral ini salah satunya diunggah akun Twitter @pelangi77__. Dalam video berdurasu 2.19 menit itu, awalnya Gus Miftah tengah menyampaikan tausiyah dalam perhelatan Magelang Bersholawat Bersama Gus Miftah Habiburrohman, Gus Yusuf Chudlori | Habib Zaidan Bin Yahya, Rabu 20 November 2024, Kegiatan berlangsung Lapangan Drh. Soepardi Kota Mungkid, Kab Magelang.
Namun, tiba-tiba ada jamaah nyeletuk meminta agar Gus Miftah memborong dagangan pedagang es yang berdiri di tengah-tengah jamaah.
Lantas Gus Miftah bertanya soal ketersediaan es teh yang dijual pedagang tersebut. “Es tehmu sih akeh nggak? ya kono didol gob*lok (Es teh kamu masih banyak tidak? Ya segera dijual sana, gobl*k,” ujar Gus Miftah kepada pedagang yang sedang menyunggi es teh dan air mineral.
BACA JUGA: Mengapa Surat Al-Waqiah Berada Setelah Ar-Rahman, Apakah Ada Hubungan Antarkeduanya?
Candaan Gus Miftah itu pun memecah tawa para hadiri, termasuk tokoh-tokoh yang berada di atas panggung. Kemudian, Gus Miftah melanjutkan,
“Dolen disik, engko lek urung payu Yo Wid, takdir (Jual dulu, nanti kalau belum laku ya udah, takdir),” ujar dia.
Gus Miftah lalu menceritakan kisah tasawuf tentang tukang es teh dan bakso yang memiliki doa berbeda terkait cuaca. Penjual es teh meminta udara panas sedangkan penjual bakso ingin cuaca dingin.
“Kira-kira kalau hari itu adem? berarti doa tukang es diijabah nggak? Tetap saja diijabah dalam bentuk lain. Es nggak laku tapi badan sehat, pulanG-pulang istri hamil, ya itu nikmat,” ucap Gus Miftah yang masih menggunakan bahasa Jawa.
"Kok ditinggal bakul (jualan) es kok metteng (hamil). Kan banyak terjadi di mana-mana," lanjut Gus Miftah kembali disambut dengan tawa jamaahnya.
BACA JUGA: GP Ansor Tegas Tolak Wacana Penggabungan Polri ke TNI, Ini Alasannya
Di akun resmi Gus Yusuf Chanel, selorohan Gus Miftah tersebut memicu kontra. @MarjukiSaleh menulis: "Adab lebih tinggi daripada ilmu" Setinggi apapun jabatan seseorang ,sekaya apapun seseorang ,sepintar apapun seseorang gak ada yg berhak untuk merendahkan orang lain apalagi orang yg dlm keadaan mencari nafkah untuk keluarga . Bisa2nya orang seperti ini masih ada yang memuja.”
@en.miniii menulis: 1:55:30 anw ada kok neraka buat orang yang suka ngomong kasar.”
@faizsalam-l2u bahkan mengkritik keras: “Gus gusan Ra duwe adabb blokk.”
@MuhAhmad-zh1ut juga menulis demikian: “Orang gitu masih diundang, masa iya ulama ketika sudah diatas mengjina orang dibawah, Suatu saat akan kebalik, roda itu berputar, miris banget.”