Pramono-Rano Menang di Semua Kotamadya Jakarta dan Kepulauan Seribu, Ini Detail Angkanya

Pramono-Rano total meraih 2.183.239 suara dari 44 kecamatan di DKI Jakarta.

Republika/Thoudy Badai
Pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta nomor urut 3 Pramono Anung (kiri) dan Rano Karno (kanan) menyampaikan konferensi pers terkait perhitungan cepat Pilkada 2024 di Jakarta, Rabu (27/11/2024). Dalam kesempatannya, paslon Pramono-Rano mengucapkan terimakasih kepada warga Jakarta atas dukungannya, dan berharap hasil quick count, exit poll dan real count dari KPU DKI Jakarta berbuah kemenangan baginya. Namun, berdasarkan quick count atau perhitungaan cepat dari Litbang Kompas pukul 16.07 dengan jumlah suara masuk sebesar 87,50 persen, pasangan Calon Gubernur dan Wakil Gubenur DKI Jakarta nomor urut tiga Pramono Anung-Rano Karno unggul 49,40 persen, paslon nomor urut satu Ridwan Kamil-Suswono 40,26 persen dan paslon nomor urut dua Dharma Pongrekun-Kun Wardana 10,34 persen
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --  Calon gubernur dan wakil gubernur pada Pilkada DKI 2024 nomor urut 3, Pramono Anung dan Rano Karno dinyatakan menang dalam rekapitulasi perhitungan suara berjenjang tingkat kota/kabupaten di DKI Jakarta. KPU Jakarta melakukan rekapitulasi di tingkat kota dan kabupaten secara berjenjang usai melakukan rekapitulasi di 44 kecamatan.

Baca Juga


Hingga Rabu (4/12/2024) malam, seluruh KPU kota dan kabupaten di Jakarta sudah mengesahkan rapat pleno mereka dan akan dilanjutkan di tingkat provinsi. Dari seluruh hasil rekapitulasi yang dilakukan di tingkat kota dan kabupaten, pasangan nomor urut 3 Pramono-Rano meraih kemenangan.

Hasil pleno yang dilakukan oleh KPU Jakarta Pusat di Hotel Merlyn Jakarta, memperlihatkan pasangan Pramono-Rano unggul dengan 220.372 suara. Sementara pasangan RK-Suswono atau RIDO mendapat 152.235 suara dan pasangan Dharma-Kun 44.865 suara.

Keunggulan pasangan dengan jargon "Jakarta Menyala" itu juga diperlihatkan di Hotel Grandhika Kebayoran yang dilaksanakan oleh KPU Jakarta Selatan dengan angka 491.017 suara. Sedangkan RIDO di posisi kedua dengan 375.391 suara dan Dharma-Kun dengan 90.294 suara.

Sementara, dari KPU Jakarta Timur yang merekap hasil di Best Western juga dimenangkan oleh Pramono-Rano dengan 635.170 suara dari 1.425.835 pemilih. Sementara pasangan RIDO memperoleh suara 535.613 dan pasangan Dharma-Kun 136.935 suara.

Suara 50 persen lebih juga terlihat dari KPU Kepulauan Seribu yang mencatatkan 7.456 suara untuk pasangan nomor 3 dari 15.161 pemilih. Pasangan yang diusung oleh KIM Plus memperoleh suara 6.578 suara, sedang pasangan independen memperoleh 653 suara.

Angka perolehan ratusan ribu untuk Mas Pram dan Bang Doel, juga ditunjukkan dari hasil pleno KPU Jakarta Barat dengan mendapat 500.738 suara, pasangan RIDO mendapat 386.880 suara dan pasangan Dharma-Kun memperoleh 109.457 suara.

Di Jakarta Utara, Pram-Doel mencatatkan selisih besar dengan pasangan lainnya, dengan 328.486 suara, sedangkan pasangan nomor 1 memperoleh 261.463 suara dan nomor urut 2, sebanyak 77.026 suara.

Angka-angka tersebut, jika ditotal secara keseluruhan mencapai 2.183.239 suara untuk pasangan Pramono-Rano. Dalam artian, angka itu sama dengan jumlah yang belakangan disebut oleh Cak Lontong sebagai Ketua Tim Pemenangan Pramono-Rano.

Ketua KPU DKI Jakarta, Wahyu Dinata menargetkan hasil rekapitulasi tingkat provinsi akan selesai pada 9 Desember 2024.

"Jadi kalau ini selesai, kita akan melanjutkan rekap di tingkat provinsi. Paling lambat dilaksanakan pada tanggal 9. Jadi, mudah-mudahan masyarakat sudah bisa melihat hasilnya pada tanggal 9 Desember 2024," kata Wahyu.


Ketua Harian Tim Pemenangan Pramono Anung-Rano Karno, Prasetyo Edi Marsudi meminta KPU Jakarta dan Kota melakukan rapat pleno dan penetapan hasil penghitungan suara Pilkada Jakarta secara transparan. Menurutnya, suara warga Jakarta harus dijaga benar-benar tanpa adanya suara yang raib.

"Kami minta semua KPU Kota yang belum melakukan pleno penetapan, segera selenggarakan dengan mengedepankan transparansi jangan sampai suara warga Jakarta hilang," kata Prasetyo di Jakarta, Selasa (3/12/2024).

Prasetyo meminta KPU Kota dan KPU Jakarta untuk serius dalam proses penghitungan suara Pilkada Jakarta. Lebih lanjut, Prasetyo mengatakan pihaknya telah melakukan perhitungan suara secara manual menggunakan formulir C1.

Dalam data C1 itu pasangan calon Pramono Anung dan Rano Karno (Bang Doel) meraih di atas 50 persen suara. Adapun dalam aturan, pasangan calon Gubernur DKI dan Wakil Gubernur DKI Jakarta yang meraih suara lebih dari 50 persen maka sah untuk ditetapkan sebagai pemenang Pilkada DKI Jakarta.

Regulasi ini diatur dalam Undang-Undang Nomor 2 tahun 2024 tentang Provinsi Daerah Khusus Jakarta (DKJ). Pada pasal 10 ayat 2 Undang-Undang Nomor 2 tahun 2024 tentang DKJ dijelaskan pasangan calon gubernur dan wakil gubernur yang memperoleh suara lebih dari 50 persen ditetapkan sebagai gubernur dan wakil gubernur terpilih.

Ia pun menegaskan, tim dan relawan pasangan Pramono-Rano akan mengawal rapat pleno dan penetapan hasil penghitungan suara Pilkada Jakarta sampai tuntas. Kendati demikian, Prasetyo menyakini bahwa KPU Jakarta dan KPU Kota bekerja dengan baik dan transparan dalam proses penghitungan suara pilkada, tanpa adanya gangguan dari pihak lain.

“Saya sebagai Ketua Harian Tim Pemenangan Pasangan Pramono-Rano Karno (Doel) mengucapkan terima kasih kepada aparat keamanan yang sudah bekerja dengan baik,” ujar Prasetyo.


Sementara, Tim Pemenangan Pasangan Ridwan Kamil-Suswono (RIDO) mendesak KPU DKI Jakarta melakukan pemungutan suara ulang di TPS yang partisipasi pemilihnya rendah. Sekretaris Tim Pemenangan RIDO, Basri Baco dalam keterangannya di Jakarta, Rabu (4/12/2024), mengatakan, rendahnya partisipasi pemilih dalam Pilkada disebabkan oleh berbagai faktor.

Dia menyoroti masih ada warga yang telah meninggal, namun masuk dalam daftar pemilih tetap (DPT). Kemudian banyak warga yang tidak menerima surat undangan untuk memilih di Tempat Pemungutan Suara (TPS).

"Ketiga, ini karena minimnya sosialisasi terkait hak-hak warga untuk bisa memilih calon pemimpinnya menggunakan KTP Elektronik. Jadi, ini merupakan kegagalan KPU DKI Jakarta dalam melaksanakan Pilkada Jakarta," ujarnya.

Basri Baco mengatakan, rendahnya partisipasi masyarakat membuat legitimasi hasil Pilkada ini cenderung kecil. Hal ini dibuktikan dengan tingkat partisipasi di beberapa TPS yang rendah hingga di bawah 25 persen.

Seperti di TPS 023 Petojo Selatan, Gambir, tingkat partisipasi pemilih hanya 15,7 persen. "Kemudian TPS 016 Semper Barat dan TPS 138 Penjaringan tingkat partisipasinya masing-masing 21,33 persen," kata Basri Baco.

Wakil Ketua DPRD Provinsi DKI Jakarta itu mendesak KPU DKI untuk bertanggung jawab terhadap pelaksanaan Pilkada Jakarta yang partisipasi pemilihnya rendah. Bentuk tanggung jawabnya dengan menggelar PSU di TPS yang memiliki tingkat partisipasi rendah.

"Lakukan PSU di TPS yang partisipasinya rendah, ini merupakan bentuk tanggung jawab KPU terhadap hak demokrasi warga Jakarta. PSU dilakukan di TPS yang ada warga melaporkan kepada Bawaslu dan TPS yang partisipasinya di bawah 40 persen," katanya.

Secara total, lanjut dia, tingkat partisipasi pemilih di Jakarta hanya 57 persen dan angka ini terendah sepanjang sejarah Pemilu. Pada Pilpres 14 Februari 2024, tingkat partisipasinya justru tinggi hingga 80 persen lebih.

"Kalau dilakukan PSU, maka KPU harus berusaha agar masyarakat antusias memberikan hak pilih mereka di TPS sehingga tingkat partisipasi pemilih bisa meningkat," kata dia.

Tim Pemenangan RIDO berencana melayangkan gugatan ke Mahkamah Konstitusi (MK) jika Pilkada DKI Jakarta 2024 berakhir di satu putaran. Mereka meyakini pasangan calon nomor urut 03, Pramono Anung-Rano Karno tidak mendapatkan suara 50 persen lebih.

"Hasil real count internal, 100 persen Pilkada DKI Jakarta dua putaran. Jika satu putaran, bakal layangkan gugatan ke MK," katanya.

Jadwal Pilkada Serentak 2024 - (Infografis Republika)

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler