Kepala BNPB: Maksimalkan Operasi Pencarian Korban Banjir Sukabumi

BNPB berkomitmen evakuasi korban banjir Sukabumi.

ANTARA FOTO/Iman
Sejumlah warga menyaksikan dampak banjir bandang di Kampung Cieurih, Desa Datarnangka, Sagaranten, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Kamis (5/12/2024). Bencana banjir bandang dan tanah longsor di sejumlah titik di wilayah Kabupaten Sukabumi pada Senin (2/12/2024) tersebut mengakibatkan tiga korban meninggal dunia dan empat orang lainnya masih dinyatakan hilang.
Rep: Rizky Suryarandika Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, SUKABUMI -- Kepala Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Letjen TNI Suharyanto meminta anak buahnya beserta tim gabungan mengoptimalkan upaya pencarian korban banjir di Sukabumi.

Baca Juga


Hal itu disampaikan Suharyanto setelah tiba di Sukabumi pada Jumat (6/12/2024). Usai rangkaian kunjungan dari Gunung Lewotobi Laki-Laki, Suharyanto segera bertolak untuk memastikan penanganan darurat berjalan optimal.

Data sementara per Jumat (6/12) pukul 09.00 WIB dilaporkan terdapat jumlah korban meninggal dunia menjadi total lima orang. Adapun data sementara korban meninggal dunia yaitu Aden Dafa, Ade Wahyu, Elma Ayunda, Sahroni, dan Dadang

Diketahui total lima korban meninggal dunia, empat diantaranya berasal dari Kecamatan Simpenan dan satu berasal dari Kecamatan Ciemas. Selain itu, masih terdapat korban hilang sebanyak tujuh orang.

Berkaitan masih terdapat korban yang masih hilang, Suharyanto memerintahkan seluruh tim SAR gabungan untuk lebih mengoptimalkan operasi pencarian.

"Melihat dari laporan masih ada yang hilang, tolong tim SAR gabungan lebih mengoptimalkan operasi pencarian di lapangan, apabila diperlukan menggunakan alat berat, dipersilahkan," kata Suharyanto.

Seperti diketahui, operasi pencarian memiliki _golden time_ selama tujuh hari. Apabila dalam kurun waktu tersebut belum ditemukan juga, Suharyanto meminta pemerintah daerah setempat bersama tim SAR gabungan untuk segera menemui para ahli waris.

 

"Apabila masih belum ditemukan dalam kurun waktu tujuh hari, saya minta pemerintah daerah dan tim SAR gabungan untuk menemui para ahli waris, silahkan dimusyawarahkan, apabila para ahli waris masih menginginkan dicari, maka ya harus dicari terus, kita berusaha semaksimal mungkin," ujar Suharyanto.

Upaya pembangunan jembatan darurat bailey juga terus diupayakan untuk membuka jalur mobilitas warga terdampak. Suharyanto memerintahkan apabila tidak bisa diakses melalui kendaraan maka dicari alternatifnya.

"Dalam kondisi tanggap darurat, apabila akses jalan tidak bisa dilalui roda empat, maka gunakan roda dua, apabila roda dua tidak bisa, maka ditempuh jalan kaki, karena warga terdampak memerlukan bantuan logistik disana," ujar Suharyanto.

Selain itu, BNPB memerintahkan pemerintah daerah, unsur TNI-Polri dan seluruh relawan untuk bekerjasama bahu membahu dalam menangani bencana di Sukabumi. Karena bencana merupakan urusan bersama. 

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler