Dibutuhkan Kolaborasi Banyak Pihak untuk Membangun IKN
Pembangunan IKN diharap bersikap inklusif.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Pemuda dan Olahraga (Kemenpora) bersama dengan Gerakan Bangun Nusantara (Gerbangtara) mengajak semua pihak untuk berkolaborasi membangun pemuda di wilayah Kalimantan Timur, khususnya Ibu Kota Nusantara.
Kemenpora dan Gerbangtara menggelar Workshop Komunitas Pemuda dan Pemuda Olahraga di Gedung Bupati Penajam Paser Utara, Jumat (6/12/2024).
Staf Khusus Menteri Pemuda dan Olahraga Bidang Percepatan Inovasi Pemuda dan Olahraga, Hasintya Saraswati (Ayas), menyampaikan perlu kolaborasi pentahelix untuk membangun indeks pembangunan pemuda (IPP). Model kolaborasi pentahelix adalah kolaborasi yang melibatkan lima elemen utama, yaitu, pemerintah, akademisi, dunia usaha, masyarakat, dan media.
“Kolaborasi pentahelix adalah wujud nyata dari semangat gotong-royong dan kerja bersama yang menjadi fondasi pembangunan di Kalimantan Timur,” kata Ayas, dalam workshop tersebut.
Dia pun menyampaikan bahwa pembangunan IKN harus bersikap inklusif. Jangan sampai pembangunan IKN mengabaikan pembangunan dan sumber daya manusia khususnya pemuda asli daerah Kalimantan Timur.
“Melalui pendekatan ini, kami yakin bahwa pembangunan yang inklusif dan berkelanjutan dapat tercapai, sejalan dengan visi Kalimantan Timur sebagai wilayah yang maju, mandiri, dan berdaya saing,” ujarnya.
Sementaa itu, Woro Srihastuti sebagai Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kualitas Anak, Perempuan, dan Pemuda di Kemenko PMK, menyampaikan pentingnya partisipasi pemuda dalam pembangunan IKN. Baginya, pemuda wajib berperan aktif berkontribusi membangun IKN.
“Pemuda adalah aset bangsa yang tak ternilai. Partisipasi aktif mereka dalam pembangunan IKN bukan hanya sebuah pilihan, tetapi kebutuhan mutlak untuk memastikan visi IKN sebagai kota masa depan yang cerdas, hijau, dan berkelanjutan dapat tercapai,” katanya.
Selain itu, Koordinator Konsorsium Gerbang Tara Aie Natasha, menyebut pemuda yang membangun IKN adalah pemuda yang tak bermasalah. Pemuda yang terbebas dari judi online yang saat ini menjadi ‘kanker’ di kalangan pemuda.
“Pembangunan IKN memerlukan generasi muda yang sehat, produktif, dan fokus pada kontribusi positif. Kita harus bersama-sama melindungi mereka dari pengaruh buruk seperti judi online, yang bisa menghambat masa depan mereka dan pembangunan bangsa,” ujarnya.