Rezim Assad di Suriah Jatuh, Begini Kata Presiden Komisi Eropa dan Presiden AS Biden

Komisi Eropa siap bantu Suriah pulihkan keadaan.

EPA-EFE/CLEMENS BILAN
Presiden Komisi Eropa Ursula von der Leyen.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, LONDON -- Presiden Komisi Eropa, Ursula von der Leyen, pada Minggu (8/12) menyambut jatuhnya rezim Assad, seraya mengatakan bahwa perkembangan baru ini menawarkan peluang tetapi "tidak tanpa risiko."

Baca Juga


"Diktator brutal Assad telah tumbang. Perubahan bersejarah di kawasan ini menawarkan peluang, tetapi juga tidak bebas dari risiko," tulis von der Leyen di platform X.

Ia menyebutkan bahwa pihaknya tengah berkomunikasi dengan para pemimpin Eropa dan regional serta memantau perkembangan situasi.

"Eropa siap mendukung upaya menjaga persatuan nasional dan membangun kembali negara Suriah yang melindungi semua kelompok minoritas," tambah von der Leyen.

Selama 10 hari terakhir, pasukan oposisi melancarkan serangan kilat yang berhasil merebut kota-kota penting dan pada Minggu merebut ibu kota Damaskus. Kemajuan cepat ini, didukung oleh unit-unit militer yang membelot, menyebabkan runtuhnya rezim Assad setelah 13 tahun perang saudara.

Menurut Kementerian Luar Negeri Rusia, Assad memutuskan untuk mundur dari jabatannya dan meninggalkan Suriah tanpa mengungkapkan ke mana ia pergi. 

Presiden Biden

Presiden Amerika Serikat (AS) Joe Biden pada Minggu (8/12) menyatakan Suriah saat ini berada di titik balik setelah keruntuhan tiba-tiba pemerintahan Presiden Bashar Assad. Namun kondisi ini, menurut Biden, merupakan kesempatan untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi rakyat Suriah, walaupun situasi tersebut juga membawa risiko dan ketidakpastian.

"Ini adalah momen kesempatan bersejarah bagi rakyat Suriah yang telah lama menderita untuk membangun masa depan yang lebih baik bagi negara yang mereka banggakan. Ini juga momen yang penuh risiko dan ketidakpastian," ujar Biden dalam komentarnya tentang perkembangan terkini di Suriah.

Washington "dengan jelas menyadari" bahwa ISIS akan "mencoba memanfaatkan kekosongan baru ini" untuk membangun kembali kemampuannya dan menciptakan tempat perlindungan di Suriah, namun AS tidak akan membiarkan hal itu terjadi, tambah Biden.

 

"Kami akan berkomunikasi dengan semua kelompok Suriah, termasuk dalam proses yang dipimpin oleh PBB untuk menetapkan transisi dari rezim Assad menuju Suriah yang independen dan berdaulat ... dengan konstitusi baru dan pemerintah baru yang melayani semua rakyat Suriah," kata Presiden AS tersebut.

Ia juga berjanji untuk memberikan bantuan kepada Suriah, baik dalam bentuk bantuan kemanusiaan maupun dalam pemulihan negara yang dilanda konflik dan memastikan, bersama mitra-mitra, bahwa semua risiko tetap terkendali.

"Beberapa kelompok pemberontak yang menggulingkan Assad memiliki catatan kelam terkait terorisme dan pelanggaran hak asasi manusia," kata Biden. "Kami telah mencatat pernyataan dari para pemimpin revolusi ini dalam beberapa hari terakhir, dan mereka kini mengatakan hal yang benar, namun seiring mereka mengambil tanggung jawab yang lebih besar, kami akan menilai tidak hanya kata-kata mereka tetapi juga tindakan mereka," kata Biden menambahkan.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler