Kehati-hatian Imam Ahmad bin Hanbal: Sulit Menerima Pemberian Orang
Imam Ahmad bin Hanbal sangat terkenal dengan kehati-hatiannya soal pemberian.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Imam Ahmad bin Hanbal, yang merupakan salah satu imam dari empat mazhab, sangat terkenal karena kewaraannya (kehati-hatian terhadap perkara maksiat dan syubhat). Sifatnya itu melegenda hingga saat ini.
Dikisahkan oleh anaknya, yakni Abdullah bin Ahmad, "Pada masa Amirul Mukminin Al Watsiq, kami berada dalam kondisi sulit. Kemudian seseorang mengirim surat kepada ayahku, 'Aku punya empat ribu dirham yang aku warisi dari mendiang ayahku. Ini bukan uang sedekah ataupun zakat. Kalau engkau mau, silakan engkau terima uang ini.'
Kata Abdullah bin Ahmad, Imam Ahmad bin Hanbal, ayahnya tidak mau menerimanya. Orang itu terus mengulang, tetapi ayahnya tetap tidak mau menerimanya.
Di lain kesempatan, salah seorang pedagang ada yang menawarkan uang sepuluh ribu dirham kepada Imam Ahmad dari hasil keuntungan barang dagangan tertunetu yang menggunakan popularitasnamanya. Namun, Imam Ahmad bin Hanbal juga tidak mau menerima pemberian itu an berkata, "Kami sudah cukup. Semoga Allah membalas niat baikmu."
Kisah lainnya, Imam Ahmad bin Hanbal tidak mau sholat diimami oleh pamannya, Ishaq bin Hanbal dan tidak mau diimami kedua putranya yaitu Abdullah dan Shalih.
Selain itu, Imam Ahmad bin Hanbal juga tidak berbicara dengan mereka. Ini lantaran mereka menerima hadiah-hadiah dari pejabat atau penguasa.
Suatu ketika, Imam Ahmad bin Hanbal tidak punya makanan apa-apa selama tiga hari lamanya. Hingga, dia menemui salah seorang muridnya untuk berutang tepung kepadanya.
Keluarga salah satu muridnya ini tahu betul kondisi Imam Ahmad yang sangat memerlukan makanan. Mereka segera membuat adonan dan roti secepatnya.
Imam Ahmad bin Hanbal kemudian berkata, "Mengapa buru-buru? Bagaimana kalian bisa membuat roti secepat ini?"
"Kami melihat tungku di rumah Shalih (anak Imam Ahmad) menyala, lalu kami pun membuat roti ini dengan cepat untukmu," jawab muridnya.
"Bawalah roti ini! kata Imam Ahmad bin Hanbal.
Imam Ahmad bin Hanbal tidak mau memakannya. Ia juga memerintahkan untuk menutup pintu yang mengarah ke rumah anaknya, Shalih bin Ahmad.