Ayah Gamma Ingin Kapolrestabes Semarang Dicopot, Ini Alasannya

Pihak keluarga Gamma bertanya-tanya mengapa kronologi penembakan Gamma berbeda.

Kamran Dikarma
Ayah dari Gamma, Andi Prabowo.
Rep: Kamran Dikarma Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Ayah Gamma, Andi Prabowo, meminta Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar, dicopot dari jabatannya. Hal itu karena Andi menganggap Irwan telah berusaha menutup-nutupi aksi penembakan yang dilakukan anggotanya hingga menyebabkan putranya tewas.

Baca Juga


"Kalau bisa dicopot saja," kata Andi saat hadir di Mapolda Jawa Tengah untuk menghadiri sidang etik Aipda Robig Zaenudin, pelaku penembak Gamma, pada Senin (9/12/2024) malam.

Andi menambahkan, perasaannya akan agak lega jika Irwan bisa dicopot dari jabatannya. Ketika ditanya apakah akan turut melaporkan Irwan secara pidana? Andi belum menentukan sikap. "Masih pikir-pikir dulu," ujarnya.

Sementara itu kuasa hukum keluarga Gamma, Zainal Abidin, menyoroti perbedaan kronologis penembakan antara yang disampaikan Irwan Anwar dan Kabid Propam Polda Jateng Kombes Aris Supriyono saat menghadiri rapat dengar pendapat di Komisi III DPR RI pada 3 Desember 2024. "Saya bertanya, ada apa? Sama-sama polisi, sama-sama perwira, kenapa pernyataannya beda?" ucapnya.

Menurut Zainal, kronologis yang disampaikan Aris adalah hasil penyelidikan dan pemeriksaan dari pelaku langsung, yakni Aipda Robig. "Terus Kapolrestabes (Semarang) dapat info dari mana? Kan gitu ya. Harus hati-hati lah Kapolrestabes juga karena (kasus) ini sudah menjadi menu publik. Sampaikan yang sebenarnya, enggak usah ada yang ditutupi, enggak usah ditambah-tambahi," katanya.

 

Dia menambahkan, berdasarkan kronologis yang disampaikan Aris Supriyono dalam rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI pada 3 Desember 2024, Aipda Robig melakukan penembakan karena sepeda motornya terkena pepet oleh sepeda motor korban. "Kalau kena pepet, masa harus begitu emosionalnya, begitu brutalnya, kan enggak boleh," ujar Zainal.

"Seorang polisi, katanya, ketika megang senjata sudah diuji, baik kejiwaannya maupun keahliannya, lah terus bagaimana? Maka Kapolrestabes (Semarang) juga ikut bertanggungjawab. Kemarin katanya Kapolrestabes siap dievaluasi. Kalau menurut saya harus dievaluasi dan dicopot lah," tambah Zainal.

Beda Kronologis

Dalam konferensi pers pada 27 November 2024 lalu, Kapolrestabes Semarang Kombes Irwan Anwar mengungkapkan, Robig melakukan penembakan ketika berusaha membubarkan tawuran antar-gangster remaja (biasa disebut kreak di Semarang). Namun Irwan menyebut para pelaku tawuran berusaha menyerang Aipda Robig. Hal itu yang menyebabkan Robig melepaskan tembakan sebanyak dua kali.

Namun keterangan Irwan tersebut bertolak belakang dengan yang disampaikan Kasubdit Jatanras Ditreskrimum Polda Jateng AKBP Helmi ketika menghadiri rapat dengar pendapat dengan Komisi III DPR RI pada 3 Desember 2024 lalu.

"Peristiwa itu bermula dari beberapa kumpulan anak-anak yang melakukan ajang tawuran melalui media sosial. Ketika sampai di titik pertemuan tempat untuk terjadi tawuran, ajakan tawuran itu ada, menuju TKP tawuran itu ada, tapi proses untuk terjadinya tawuran tidak terjadi," kata Helmi.

Dia menambahkan, tawuran yang direncanakan dua kelompok remaja itu batal karena salah satu grup membawa senjata tajam. Padahal dalam perjanjian sebelumnya, mereka akan berkelahi dengan tangan kosong. "Sehingga lawan satunya mundur. Sehingga terjadi proses kejar mengejar sampai dgn TKP Alfamart," ucapnya.

Alfamart yang dimaksud Helmi berlokasi di Jalan Candi Penataran, Kalipancur, Ngaliyan, Kota Semarang. "Pada saat sampai di TKP Alfamart, posisi anggota (Aipda Robig) tadi berasal dari daerah Gunungpati, yang berlawanan dari arah TKP. Pada saat itu anggota itu sempat dipepet orang yang dikejar oleh tiga kendaraan sepeda motor," kata Helmi.

Aipda Robig kemudian menepi ke pinggir jalan. "Karena yang dikejar pertama sudah masuk ke dalam gang, kemudian tiga orang yang sepeda motor ini berbalik lagi menuju TKP semula. Kemudian berhadapan dengan anggota," ujar Helmi.

Rekaman kamera pengawas atau CCTV yang memperlihatkan momen ketika Aipda Robig melakukan penembakan turut diputar di ruang sidang Komisi III. Dalam rekaman tersebut tampak Aipda Robig memarkirkan sepeda motornya di tengah jalan dalam keadaan melintang, kemudian melangkah turun.

"Anggota ini ke arah tengah jalan, dari arah sekitar 10 meter, anggota, berdasarkan keterangan yang sudah kita dapatkan, melakukan tembakan peringatan satu kali arah jam 11, dengan mengatakan 'polisi'. Karena kemudian saking kencang, tembakan kedua mengenai almarhum Gamma yang berada di posisi tengah kendaraan pertama. Kemudian kendaraan kedua dilakukan penembakan juga tapi tidak ada korban. Kemudian tembakan terakhir keempat mengenai kendaraan terakhir dengan satu peluru tapi dua korban yang kena," tutur Helmi. 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler