Pj Gubernur DKI Jakarta Ancang-Ancang Berlakukan WFH Guna Antisipasi Hujan Ekstrem

BMKG mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga 15 Desember 2024.

Republika/Thoudy Badai
PJ Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi.
Red: Andri Saubani

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Pejabat Gubernur DKI Jakarta Teguh Setyabudi mengungkapkan kemungkinan pemberlakuan kebijakan work from home (WFH) untuk mengurangi dampak cuaca ekstrem yang berpotensi menyebabkan banjir, terutama jika banjir terjadi pada hari kerja. Badan Meterologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) pun telah mengeluarkan peringatan dini cuaca ekstrem hingga 15 Desember 2024.

Baca Juga


"Andai kata memang banjirnya misalnya terjadi banjir terjadi di hari weekday, kami juga mungkin akan mempertimbangkan, mengeluarkan atau menerbitkan kebijakan work from home," kata Teguh di Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (10/12/2024).

Menurut dia, pertimbangan WFH akan diberlakukan bagi siswa sekolah hingga aparatur sipil negara (ASN). Namun tidak menutup kemungkinan bagi kementerian/lembaga lainnya.

"Syukur-syukur juga bisa di Kementerian Lembaga, karena banjir di weekday risikonya, dampaknya berbeda dengan banjir di saat weekend," kata dia.

Teguh menjelaskan dalam beberapa hari terakhir Pemerintah Provinsi DKI telah melaksanakan operasi modifikasi cuaca dengan melibatkan satu pesawat jenis Britten Norman PN2T, yang dapat menyemai sekitar 3.200 kg bahan modifikasi cuaca setiap harinya. Operasi ini dilakukan dengan anggaran rutin dari BPBD DKI dan dilaksanakan dengan koordinasi dari BNPB untuk langkah selanjutnya.

"Namun demikian kami tentu saja sangat membutuhkan lembaga yang lain, khususnya BNPB untuk sama-sama melakukan rekayasa cuaca tahap berikutnya," kata dia.

Selain upaya modifikasi cuaca, Teguh juga menyatakan bahwa Pemerintah Provinsi DKI Jakarta siap menghadapi potensi banjir dengan berbagai langkah antisipasi, termasuk edukasi dan imbauan bagi masyarakat. Pemerintah Provinsi DKI Jakarta terus memantau potensi cuaca ekstrem dan berkomitmen untuk melaksanakan langkah-langkah antisipasi yang optimal untuk mengurangi dampak dari cuaca buruk.

 

BMKG telah memperpanjang status peringatan dini potensi cuaca ekstrem di wilayah Jabodetabek yang sebelumnya berlaku untuk periode 7-8 Desember 2024. Menurut BMKG, 15 Desember 2024 menjadi puncak curah hujan tinggi seiring dengan terus meningkatnya curah hujan di wilayah Jabodetabek.

"Peringatan dini berlanjut hingga 15 Desember. Menjelang tanggal 15 Desember itu curah hujan akan meningkat secara bertahap, kemudian puncaknya sekitar tanggal 15 Desember yang bisa mencapai 100 mm per hari, sehingga perlu diwaspadai," ujar Kepala BMKG Dwikorita Karnawati di Kemenko PMK, Jakarta, Selasa (10/11/2024).

Sebelumnya, BMKG mengeluarkan peringatan dini potensi cuaca ekstrem pada 7-8 Desember 2024. Kemudian berlanjut hingga 15 Desember mengingat curah hujan di Jabodetabek masih tinggi.

Menurut dia, modifikasi cuaca yang dilakukan BMKG, BNPB, dan Pemprov DKI Jakarta sedikitnya telah mengurangi hingga 30 persen curah hujan yang turun di daratan. Dwikorita menjelaskan cuaca ekstrem yang terjadi belakangan ini disebabkan oleh tiga faktor yakni adanya bibit siklon 91S yang terdeteksi masih berada di Samudera Hindia barat daya Lampung tetapi mulai menjauh dari wilayah Indonesia.

Kemudian faktor menjelang puncak musim hujan yang diperkuat dengan efek La Nina lemah, termasuk juga Median-Julian Oscillation (MJO) yang merupakan gerombolan awan dari arah Samudera Hindia barat Indonesia, yang menjadi penyebab cuaca ekstrem di Jabodetabek.

"Jadi, kombinasi seperti itu. BMKG bersama BNPB akan terus berupaya dengan modifikasi cuaca," kata Dwikorita.

 

 

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler