Prabowo Sempat Heran, Jokowi Lantik Bahlil Jadi Menteri Investasi

Menteri Bahlil dibantu empat penerjemah bahasa Inggris, Jepang, Korea, dan Jerman.

ANTARA FOTO/Aditya Pradana Putra
Ketua Umum Partai Golkar Bahlil Lahadalia memberikan hormat kepada Presiden Prabowo Subianto (kiri).
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Presiden Prabowo Subianto memiliki rasa penasaran yang tinggi terhadap sosok Ketua Umum DPP Partai Golkar Bahlil Lahadalia. Kebetulan, keduanya menjadi menteri di Kabinet Indonesia Maju periode 2019-2024.

Hanya saja, Prabowo merasa aneh dengan keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengangkat Bahlil sebagai kepala BKPM/menteri investasi. Pasalnya, ia menyadari, Bahlil bukan figur lulusan kampus top luar negeri.

"Beliau saya lihat gerak-geriknya, pemikirannya, ucapan-ucapannya, pandangan-pandangannya cukup meyakinkan. Waktu saya gabung Pak Jokowi di Kabinet Indonesia Maju, kabinet beliau, saya agak aneh juga beliau dipilih jadi menteri investasi, biasanya menteri investasi itu biasanya lulusan universitas dari Amerika, ya kan?" kata Prabowo saat berpidato di HUT ke-60 Partai Golkar di Sentul, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Kamis (12/12/2024) malam WIB.

Menurut Prabowo, di mana-mana termasuk Indonesia, menteri investasi memiliki pendidikan mentereng. Hanya saja, Bahlil menjadi perkecualian. "Harvard Univesity, atau Stanford atau Berkeley, atau kalau gak Amerika minimal Inggris lah, Oxford University, Cambridge, atau Sorbonne (Prancis). Saya sendiri pernah di Harvard tapi ke toko buku, kalian kan shock juga ya kapan Prabowo ke Harvard," kata Prabowo bercanda yang disambut riuh ribuan kader Golkar se-Tanah Air.

Dia pun akhirnya bertanya langsung kepada Bahlil terkait pertanyaan yang terus menggelayut di kepalanya tersebut. "Saudara-saudara sekalian, gak ini bener serius,

Baca Juga


Aneh ini napa Pak Jokowi milih Pak Bahlil menteri investasi? Apalagi beliau dari Papua kan? Biasaya itu jabatannya menteri pembangunan desa tertinggal," kata ketua umum DPP Partai Gerindra tersebut.

Akhirnya, momen itu tiba. Prabowo bertanya ke Bahlil, dengan nada sopan agar lawan bicara tidak tersinggung. Adapun Bahlil meraih sarjana dari STIE Port Numbay, Kota Jayapura, Provinsi Papua.

"Tapi beliau (Jokowi) milih menteri investasi, waktu saya ketemu saya tanya, 'Pak Bahlil', 'Anda' pelan-pelan saya nanyanya, ga enak tersinggung nanti, 'Pak Bahlil, Anda lulus dari universitas mana?' Pak universitas saya gak ada di Google," ucap Prabowo dalam percakapan dengan Bahlil.

Prabowo pun menanyakan pertanyaan kedua kepada Bahlil. "Abis itu 'Anda kalau ketemu investor-investor asing gimana?' Saya gak mau tanya Anda bahasa Inggris-nya bagus gak?' Dia bilang ke saya, 'Pak gak ada masalah itu'," kata Prabowo menirukan jawaban Bahlil.

Menurut Prabowo, Bahlil bisa mengatasi kekurangan dalam dirinya dengan memakai penerjemah. "Itu pengusaha pejabat dari Korea juga gak bisa bahasa Inggris, dari Jepang juga gak bisa bahasa Inggris. Saya punya empat penerjemah, satu bahasa Inggris, bahasa Jepang, bahasa Korea, dan bahasa Jerman. Jadi ke mana-mana penerjemahnya empat orang. Pinter juga orang ini gitu," kata Prabowo membagikan pengalaman dengan Bahlil.

Kini, pada era pemerintahan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka, posisi menteri investasi dan hilirisasi dijabat Rosan Perkasa Roeslani, yang pernah mengenyam pendidikan di Belgia dan Amerika Serikat. Adapun Bahlil digeser menjadi menteri ESDM.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler