Ayat Alquran yang Terkena Darah Utsman dan Janji Allah SWT untuk para Pelakunya yang Sadis
Para pembunuh Utsman tewas secara mengenaskan
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Khalifah ketiga yang saleh, Dzunnurain, menantu Nabi SAW dengan kedua putrinya, yaitu Ruqayyah dan Ummu Kultsum.
Orang yang paling sederhana dari umat ini, penghafal Alquran, yang biasanya dia menghafalnya dalam satu rakaat malam, pemimpin umat ini yang dibunuh dengan zalim, yaitu Utsman bin Affan RA.
Pembunuhannya pada tanggal 18 Dzulhijjah tahun 35 Hijriyah oleh sekelompok orang jahat, yang jumlahnya mencapai dua ribu orang, dengan berbagai macam tujuan dan kepentingan, namun mereka bersepakat untuk melengserkan beliau dan membunuh beliau, dan mereka adalah para pembunuhnya.
Namun, mereka yang kemudian membunuhnya adalah Kinanah bin Bisyr al-Tajibi, yang menyembelihnya. Pendapat lain menyebut eksekutornya adalah Sudan bin Hamran as-Sakuni setelah Qatirah al-Sakuni menikamnya sembilan kali dengan belati, dan orang yang mulai memukulinya, setelah orang-orang takut kepadanya karena dia membaca Alquran, adalah al-Ghafiqi bin Harb al-Akki, dia memukulnya dengan pedang dan menendang Alquran dengan kakinya dan jatuh di pangkuannya, dan setetes darahnya jatuh di atas firman-Nya Al-Baqarah 137:
فَسَيَكْفِيكَهُمُ اللَّهُ ۚ وَهُوَ السَّمِيعُ الْعَلِيمُ
"Maka Allah akan memelihara kamu dari mereka. Dan Dialah Yang Maha Mendengar lagi Maha Mengetahui."
Mereka yang disebutkan di atas berasal dari penduduk Mesir, dan mereka bergabung dengan sekelompok orang dari penduduk Bashrah, seperti Hargus bin Zuhair as-Saadi dan Hakim bin Jabla, dan dari penduduk Kufah, seperti al-Asytar bin Malik bin al-Harits al-Nukha'i.
Dan sesuai dengan janji Allah SWT, Dia telah mencukupkan Utsman bin Affan bagi semua orang yang ikut serta dalam membunuhnya, mereka mati terbunuh sampai dua orang terakhir dari mereka terbunuh empat puluh tahun kemudian oleh Al-Hajjaj bin Yusuf Al-Tsaqafi karena membunuh Utsman yaitu Umayr bin Dhabi' al-Barjami dan Kamil bin Ziyad al-Nukha'i.
Dari para pembunuh langsung, dua orang dibunuh segera setelah kematiannya, dibunuh oleh para budak Utsman yaitu Qatirah as-Sakuni dan Sudan bin Hamran as-Sakuni.
BACA JUGA: Mengejutkan, Al-Julani Sebut Hayat Tahrir Al-Sham Suriah tak akan Perang Lawan Israel
Kinanah al-Nakhai terbunuh dalam perang antara Muhammad bin Abi Bakr dan Amr bin al-Ash, dan Muhammad bin Abi Bakr terbunuh setelahnya, dan al-Asytar al-Nakhai tewas karena minum madu yang diracuni di Suez, dan Hakim bin Jabla, sang pencuri, terbunuh dalam pertempuran Basrah oleh kelompok Aisyah, Thalhah, dan Zubair.
Sebagian besar dari mereka dibunuh atas perintah Thalhah dan Zubair -raḍhiyallāhu 'anhumā- setelah perang Bashrah, dan mereka membunuh semua orang yang berpartisipasi dari penduduk Bashrah yang berjumlah sekitar enam ratus orang, dan tidak ada yang selamat kecuali Hargus bin Zuhair al-Saadi, yang terbunuh beberapa waktu setelah itu meski sempat dicegah oleh kabilahnya.
Wafatnya Utsman bin Affan RA merupakan salah satu peristiwa tragis dalam sejarah. Abdurrahman at-Tamimi dalam bukunya berjudul Utsman bin Affan Khalifah Yang Terzhalimi menjabarkan kronologis kematian beliau.
Pada akhir hari pengepungan, yaitu hari terbunuhnya Utsman, beliau tidur kemudian pagi harinya mengatakan. “Biarlah mereka itu membunuhku.” Lalu beliau juga berkata, “Aku melihat Nabi SAW dalam mimpi, bersama Abu Bakar dan Umar.”
Nabi SAW bersabda, "Wahai Utsman, berbukalah bersama kami.” Pada pagi harinya beliaupun berpuasa dan pada hari itu pula beliau terbunuh.
Pengepungan berlanjut hingga pagi hari Jumat, yang bertepatan dengan 12 Dzulhijjah 35 H. Pada waktu itu Utsman sedang duduk di rumahnya bersama para sahabat yang berjumlah banyak sekali. Mereka yang ingin membela dan melindungi beliau dari kebengisan para pendemo tersebut.
Utsman telah memeritahkan mereka untuk keluar dari rumah dan melarang mereka untuk membelanya, namun mereka tetap berkeinginan membela beliau, seperti yang telah disebutkan.
Terakhir kali, beliau dapat menjadikan mereka menerima perintah beliau, hingga mereka semua keluar dari rumah dan membiarkan beliau sendiri dengan para pendemo itu. Tidak ada yang tersisa dirumah melainkan Utsman dan keluarganya saja. Tidak ada lagi seorang pun yang menjaga Utsman. Lalu beliau membuka pintu rumah. (HR Ibnu Sa'ad dalam Ath-Thobaqaat 3/70-75)
Pada saat itu beliau sedang berpuasa, lalu tiba-tiba masuk seseorang yang tidak disebutkan namanya. Ketika dia melihat beliau berkata:
"Antara aku dan engkau adalah kitabullah," kemudian dia keluar dan meninggalkan Utsman. Tidak berselang lama, masuk seseorang dari Bani Sadus yang dijuluki sebagai al-Maut al-Aswad (Kematian hitam), lalu dia mencekik beliau dan cekikannya seperti tebasan pedang.
Dia berkata, "Demi Allah, aku tidak pernah melihat sesuatu yang lebih lembut dari lehernya. Aku telah mencekiknya, hingga aku melihat nafasnya seperti jin yang mengalir di tubuhnya." (HR Kholifah dalam at-Tarikh 174-175 dari riwayat Abu Sa'id dengan sanad yang sahih atau hasan.)
Kemudian dia menebaskan pedangnya kepada beliau, dan Utsman pun menangkisnya dengan tangan beliau hingga terputus . Lalu Utsman berkata,"Demi Allah, ini adalah tangan yang pertama kali menuliskan ayat-ayat Alquran." Yang demikian itu, karena beliau termasuk para penulis wahyu (Alquran) dan beliau termasuk orang pertama yang menulis mushaf dengan didekte langsung oleh Rasulullah SAW.
BACA JUGA: Media Ungkap Angkatan Udara Israel Dibantu AS Siapkan Misi Besar, Serang Iran?
Ketika pembunuh Utsman–orangnya hitam telah selesai, dia mengangkat atau membentangkan tangannya didalam rumah, seraya berkata : Akulah pembunuh Na'tsal. (Sanadnya sahih. Na'tsal adalah julukan yang diberikan para pemberontak kepada Utsman RA, karena beliau mirip dengan seorang dari Mesir yang bernama Na'tsal, dan dia panjang jenggotnya).
Ruh beliau yang suci itu pun naik kepada Rabnya dengan penuh keridhaan dan mengadukan kedzaliman para pelakunya. Semoga keridhaan Allah bagi Utsman dan semoga Allah memasukkannya kedalam surga-Nya yang luas bersama Nabi Muhammad SAW serta para sahabat-sahabat beliau. Dan beliau wafat pada jumat pagi 12 Dzulhijjah.