Mimpi Bilal Bertemu Rasulullah SAW yang Merindukannya dan Adzan Hebohkan Madinah

Rasulullah SAW merindukan ziarah Bilal ke Madinah

Republika/Prayogi
Umat muslim mengantre untuk berziarah ke makam Nabi Muhammad SAW dan dua sahabatnya Abu Bakar dan Umar bin Khattab di Masjid Nabawi, Madinah, Arab Saudi, Kamis (4/5/2023). Raudhah dan makam Nabi Muhammad SAW yang berada di kawasan Masjid Nabawi tersebut menjadi salah satu tujuan umat Islam saat berkunjung ke Kota Madinah. Tempat tersebut menjadi area favorit para jamaah untuk melakukan amalan ibadah kepada Allah SWT yang diyakini menjadi tempat mustajab berdoa. Saat ini untuk masuk ke Raudhah diperlukan tasreh (izin masuk) yang dapat dapat diajukan secara mandiri melalui platform Nusuk, sebuah aplikasi yang disediakan Kerajaan Arab Saudi.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA— Ibn Al-Atsir dalam Usud al-Ghabah fi Ma’rifah as-Shahabah menjelaskan bahwa suatu ketika bilal bermimpi bertemu Rasulullah SAW dalam tidurnya, saat sudah berada di Syam, Suriah kini. 

عن بلال رضي الله عنه أنه رأى النبي صلى الله عليه وسلم في منامه؛ أي: وهو في الشام، وهو يقول: ما هذه الجَفوة يا بلال؟ أما آن لك أن تزورنا، فانتبه حزينًا، فركب إلى المدينة، فأتى قبر النبي صلى الله عليه وسلم، وجعل يبكي عنده ويُمرغ عليه، فأقبَل الحسن والحسين، فجعل يُقبِّلهما ويَضُمُّهما، فقالا له: نشتهي أن تؤذن في السَّحر، فعلا سطح المسجد، فلما قال: "الله أكبر، الله أكبر" ارتجت المدينة

Rasulullah SAW dalam mimpinya tersebut bersabda, “Wahai Bilal, Ada apa dengan keengganan ini, wahai Bilal, bukankah ini sudah waktunya engkau mengunjungi kami?”

Baca Juga


Bilal pun bangun dengan perasaan sedih, lalu pergi ke Madinah, lalu mendatangi makam Nabi -ṣhallallāhu 'alaihi wa sallam-, lalu menangis di sana. Saat bertemu berada di Madinah, dia bertemu dengan Hasan dan Hussein, mencium dan memeluk keduanya.
Kedua cucu Nabi SAW itu pun meminta Bilal mengumandangkan adzan di Madinah saat waktu subuh. Dan benar saja. Ketika Bilal melantunkan satu demi satu seruan adzan, Madinah heboh. “Ketika ia mengucapkan, ‘Allahu akbar, Allahu akbar,’ maka berguncanglah kota itu.

Sementara itu, adzan yang pertama kali dikumandangkan di dunia terjadi pada tahun pertama Hijriyah. Di masa ini, dakwah Islam telah cukup besar ketika melakukan hijrah dari Makkah ke Madinah.

Adzan pertama kali dikumandangkan oleh Bilal yang dikenal memiliki suara merdu. Saking indahnya suara yang dimiliki Bilal bin Rabbah, setiap orang yang mendengar adzan dari yang dilafalkan Bilal sangat terenyuh dan bergetar hebat.

BACA JUGA: Media Ungkap Angkatan Udara Israel Dibantu AS Siapkan Misi Besar, Serang Iran?

Namun sebelum umat Muslim kala itu sepakat untuk menjadikan azan sebagai penanda waktu shalat, sejumlah diskusi mengenai penanda waktu shalat yang seperti apa yang akan digunakan terjadi.

Imam Muslim dalam kitab Shahih menjelaskan bahwa sebelum azan perdana berkumandang, kaum Muslimin yang baru tiba di Madinah menunggu waktu sholat. Kendati demikian tak ada satu pun dari mereka yang dapat mengetahui pasti kapan waktu sholat tiba.

Berawal dari kegelisahan ini, kaum Muslimin ini pun lantas menggelar musyawarah untuk menentukan simbol apa yang akan digunakan sebagai penanda waktu sholat.

Sejumlah masukan pun bermunculan, mulai dari menggunakan lonceng layaknya umat Nasrani hingga menggunakan tanduk layaknya umat Yahudi dalam upacara keagamaan yang mereka jalani.

Di tengah musyawarah tersebut, Sayyidina Umar bin Khatab menjadi penengah dengan mengusulkan ide. Beliau berkata: “Alangkah baiknya kalian (kaum Muslimin) menjadikan seseorang ditugasi untuk memanggil orang-orang shalat,”. Usulan ini pun akhirnya disetujui Rasulullah SAW.

Dengan begitu, Rasulullah pun kemudian memerintahkan Bilal bin Rabbah untuk berdiri dari duduknya dan memanggil kaum Muslimin untuk mendirikan shalat. Peristiwa ini pun dikenal dengan nama azan, yang berarti al-i’lan (pengumuman/notifikasi).
Allah SWT berfirman dalam Alquran surat At-Taubah penggalan ayat 3 berbunyi:

وَأَذَانٌ مِنَ اللَّهِ وَرَسُولِهِ إِلَى النَّاسِ يَوْمَ الْحَجِّ الْأَكْبَرِ أَنَّ اللَّهَ بَرِيءٌ مِنَ الْمُشْرِكِينَ ۙ

"Dan (inilah) suatu permakluman daripada Allah dan Rasul-Nya kepada umat manusia pada hari haji akbar bahwa sesungguhnya Allah dan Rasul-Nya berlepas diri dari orang-orang musyrikin."

Kendati demikian, secara istilah adzan merupakan pemeberitahuan mengenai tibanya waktu sholat. Pengumuman waktu shalat ini merupakan penanda sholat yang dicirikan dengan kalimat-kalimat tertentu dan dengan adab tertentu.

BACA JUGA: Rasulullah SAW tak Pernah Makan 2 Sayuran Ini dalam Kondisi Mentah, Mengapa? 

Sedangkan hukum adzan menurut kesepakatan ulama adalah fardhu kifayah, yakni menjadi dosa apabila tak ada satu orang pun di suatu komunitas Muslim yang mengumandangkan azan kala waktu shalat tiba. Hal ini dikuatkan dalam hadits yang diriwayatkan Malik bin al-Huwairisi:

فَإِذَا حَضَرَتِ الصَّلاَةُ، فَلْيُؤَذِّنْ لَكُمْ أَحَدُكُمْ،وَلْيَؤُمَّكُمْ أَكْبَرُكُمْ

“Jika waktu shalat telah tiba, salah satu dari kalian (umat Muslim) hendaknya mengumandangkan azan untuk kalian dan yang paling tua di antara kalian menjadi imam (sholat)."

Infografis Menjawab Seruan Adzan - (Infografis Republika)

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler