Adzan tak Terdengar di PIK, Sekjen DMI: Mudah-mudahan Peringatan Menag Jadi Perhatian
Menag meminta agar PIK dilengkapi dengan fasiltas masjid
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA - Sekretaris Jenderal Dewan Masjid Indonesia (DMI), Imam Addaruqutni mengapresiasi pernyataan Menteri Agama RI Prof Nasaruddin Umar terkait suara adzan yang terdengar di Pantai Indah Kapuk (PIK).
Menurut dia, apa yang disampaikan Prof Nasar sangat positif. "Yang disampaikan oleh Pak Menteri Agama itu saya kira sangat positif ya, karena itu semacam kepentingan yang harus dihargai, kepentingan umat yang juga seharusnya dihargai," ujar Imam saat dihubungi Republika.co.id, Kamis (19/12/2024).
Di berbagai tempat, menurut dia, bangsa Indonesia sangat menjunjung tinggi keagamaan. Terkait adzan sendiri, menurut dia, memang perlu dikumandangkan karena merupakan seruan bagi umat Islam untuk melaksanakan sholat lima waktu.
"Memang adzan itu disebut adzan karena sifatnya seruan, panggilan dan panggilan ini untuk sholat. Dan sholat itu termasuk salah satu pilar Islam," ucap dia.
Karena itu, menurut dia, adzan juga selalu dikumandangkan di beberapa tempat keramaian lainnya, seperti mal dan sebagainya. Walaupun, kata dia, ada juga mal yang tidak mengumandangkan adzan.
"Juga ada beberapa mal yang tidak juga mengeluarkan azan meskipun di mal itu ada masjid," kata Imam.
Menurut dia, DMI sendiri bersama dengan Kementerian Agama juga telah menyerukan agar adzan dikumandangkan. Karena, adzan itu hanya sekali dan waktunya pun hanya sekitar tiga sampai empat menit.
Dia pun berharap, di PIK atau pun kawasan SCBD juga dilantunkan adzan untuk menyerukan kepada umat Islam.
"Mestinya seperti SCBD, PIK atau hunian-hunian umumnya, ya mudah-mudahan di sana itu, meskipun mungkin tidak dihuni oleh orang Indonesia asli," jelas dia.
Menurut dia, mengumandangkan azan di PIK juga merupakan perhargaan dan apresiasi terhadap umat Islam yang sedang lewat atau sedang bekerja di kawasan elit itu.
"Jadi, tidak hanya memikirkan tentang kepentingan atau masyarakat di situ yang mungkin sama sekali tidak ada Muslim ya, tapi tidak tahu saya," ucap dia.
"Ya meskipun begitu saya kira pentinglah itu (mengumandangkan adzan)," kata Imam.
Jika masyarakat yang tinggal di kawasan PIK itu eksklusif, kata dia, maka tentu sangat memprihatinkan. Karena, hal itu berhubungan bukan hanya keagamaan, tapi kehidupan kebangsaan.
"Jadi, eksklusifisme di situ itu jangan sampai terjadi, tapi justru inklusifisme yang harus dibangun," jelas Imam.
Imam berharap, peringatan yang disampaikan Menteri Agama tentang tidak adanya adzan di PIK menjadi perhatian.
"Mudah-mudahan itu peringatan dari Pak Menteri Agama itu cukup juga menjadi perhatian," kata Imam.
Sebelumnya, Menteri Agama RI Prof KH Nasaruddin Umar menyayangkan sepanjang jalan Thamrin-Sudirman dan Kuningan Jakarta tidak ada masjid yang menonjol.
"Kita berada di jalan Thamrin-Sudirman, ini segitiga emas, sekalian sepanjang Thamrin-Sudirman dan sepanjang Kuningan tidak ada masjid nongol di jalan," kata Kiai Nasaruddin Umar dalam Rapat Pleno V Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) IV MUI di Hotel Sahid, Jakarta Pusat, Rabu (18/12/2024).
Prof Nasar, dikutip dari laman resmi MUI, begitu akrab disapa, mengatakan jalanan tersebut merupakan pusat metropolitan Jakarta di negara yang penduduk Muslimnya terbesar, hanya kalah 40 juta dari Pakistan sekarang ini.
"Mestinya kita jangan biarkan daerah Jakarta ini tidak ada masjidnya. Sekitar 1.000 hektare di Pantai Indah Kapuk (PIK) tidak ada suara adzan," ungkapnya.
Lebih lanjut, Kiai Nasaruddin Umar menyampaikan, ketika masuk PIK diperlihatkan sebuah rumah ibadah Budha yang begitu besar dan megahnya. Namun, umat Islam setengah mati mencari tempat ibadah seperti masjid untuk sholat di PIK.
"Jadi saya mengimbau kita semua (termasuk) MUI. Jangan pernah kita membiarkan space yang luas ini jangan sampe tidak ada simbol-simbol keislaman," ungkapnya.
BACA JUGA: Rasulullah SAW tak Pernah Makan 2 Sayuran Ini dalam Kondisi Mentah, Mengapa?
Imam Besar Masjid Istiqlal ini menyampaikan, dirinya sudah berusaha untuk membangun masjid di PIK. Akhirnya, di lokasi tersebut akan dibangun kompleks syariah seluas 30 hektare.
"Kita sudah bangun mushola di lantai 4. Jadi kedengaran suara adzan. Sepanjang itu tadi, dibangun tulisan-tulisan asing China, tidak ada mushala, jadi saya minta dikawasan ini ada aktivitas keislaman," ujarnya.
Selain itu, Prof Nasar menyampaikan, ada yang datang ke kantornya kemudiaan dirinya bertanya: Apakah ada space untuk Kantor MUI disitu?
Menurutnya, kantor MUI sekarang ini sudah sangat darurat sehingga, harus ada kantor yang baru.
"Beliau bilang memberikan satu lantai (areanya) lebih luas dari ruangan ini. MUI mau berkantor disana (akan) diberikan disana," paparnya.
Namun, Prof Nasar menyampaikan, lokasi kantor MUI di PIK tidak menjadi prioritasnya. Karena pihaknya meminta agar sepanjang pantai PIK nanti yang akan membentang sampai Tanara, Serang, jangan sampai persis terjadi di Tampa Beach Amerika.
Prof Nasar menjelaskan, sepanjang pantai tersebut direklamasi kemudiaan menjadi pusat keramaian yang tidak ada simbol-simbol komunitas islamannya.
"Ini adalah Jakarta. Saya minta disiapkan lokasi satu hektar untuk pembangunan Islamic Center (disana)," kata dia.
Sebelumnya, Menteri Agama juga hadir dan memberikan sambutan pada pembukaan Mukernas IV MUI pada Selasa (17/12/2024).
Kegiatan yang mengusung tema Mengokohkan Peran Sebagai Pelayan Umat (Khadimul Ummah) dan Mitra Pemerintah (Shodiqul Hukumah) ini berlangsung pada 17-19 Desember 2024.
Sumber: mui.or.id