Tarif Air PAM Jaya akan Naik Per 1 Januari 2025

Kenaikan tarif dilakukan untuk mempercepat penyambungan jaringan baru.

Antara/HO-PAM Jaya
Aliran air bersih dari PAM Jaya
Rep: Bayu Adji P  Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- PAM Jaya akan melakukan penyesuaian tarif untuk para pelanggannya per 1 Januari 2025. Penyesuaian tarif itu dilakukan atas dasar berbagai pertimbangan, mulai dari lingkungan hingga ekonomi.

Baca Juga


Direktur Utama PAM Jaya Arief Nasrudin mengatakan, penyesuaian tarif itu telah tertuang dalam Peraturan Gubernur (Pergub) Jakarta Nomor 37 Tahun 2024. Sementara besaran tarif yang akan berlaku juga dituangkan dalam Keputusan Gubernur (Kepgub) Jakarta Nomor 730 Tahun 2024. "Jadi (per) tanggal 1 Januari (2025) akan ada penerapan tarif baru. Itu akan ter-billing di awal Maret," kata Arief di Balai Kota Jakarta, Senin (23/12/2024) malam.

Selain telah tertuang dalam regulasi, Arief menjelaskan terdapat berbagai pertimbangan lain bagi PAM Jaya melakukan penyesuaian tarif. Berbagai pertimbangan itu mulai dari aspek lingkungan, kesehatan, hingga ekonomi.

Menurut dia, kenaikan tarif yang akan diberlakukan akan berdampak bagi PAM Jaya mempercepat penyambungan jaringan baru. Pasalnya, banyak warga di wilayah Jakarta Barat dan Jakarta Utara yang sangat membutuhkan air perpipaan "Insyaallah kalau pipanya semua baru, airnya siap minum. Ini yang akan kami percepat," kata dia.

Arief menyebutkan, belanja rumah tangga warga di Jakarta Barat dan Jakarta Utara untuk membeli air galonan itu itu berkisar Rp 400 ribu hingga Rp 1 juta per bulan. Apabila para warga itu bisa mendapatkan layanan PAM Jaya, tentu kebutuhan untuk belanja air akan jauh berkurang.

"Ini lah kenapa kita perlu melakukan percepatan penyambungan pipa. Dan ini mandat dari pemerintah untuk mempercepat 2030 kita selesaikan 100 persen pelayanan sambungan sebanyan 2.006.000 pelanggan," ujar dia.

 

Tak hanya itu, ia menilai, percepatan penyambungan pipa baru perlu dilakukan agar muka tanah di Jakarta tak makin menurun. Pasalnya, salah satu penyebab muka tanah di Jakarta menurun adalah penggunaan air tanah yang berlebihan.

Menurut dia, ketika seluruh rumah tangga di Jakarta bisa beralih meninggalkan penggunaan air tanag, dalam waktu tertentu, membran air tanah bisa kembali dan menguatkan tanah di Jakarta.

"Itu yang menjadi salah satu penting kenapa ini harus kami lakukan," kata Arief.

Ia menambahkan, penyesuaian tarif perlu dilakukan, mengingat sudah 17 tahun PAM Jaya tidak menaikkan tarif. Padahal, sejak 2007 hingga 2024, harga air minum kemasan telah mengalami kenaikan hampir 400 persen.

Menurut Arief, penyesuaian tarif itu tidak dilakukan secara tiba-tiba. Menurut dia, Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jakarta telah melakukan kajian selama dua tahun terakhir.

"Nah ini rangkaiannya sudah dari tahun 2022 sampai di akhir 2024 ini dan akan diterapkan di 2025. Jadi rangkaiannya sudah sangat panjang gitu ya. Semua kita sudah dilengkapi hingga kemudian kita benar-benar ingin memutuskan bahwasannya inilah waktu kita melakukan penyesuaian tarif baru," kata dia.

Sementara itu, Penjabat (Pj) Gubernur Jakarta Teguh Setyabudi mengatakan, tidak naiknya tarif PAM Jaya selama 17 tahun terakhir bukan satu-satunya alasan tarif air minum akan mengalami kenaikan. Menurut dia, terdapat banyak pertimbangan yang mendasari kenaikan tarif PAM Jaya.

"Banyak sekali pertimbangan. Tidak semata-mata tarif PAM Jaya sejak 2007-2024, artinya 17 tahun tak pernah naik, tapi ada juga ada berbagai pertimbangan-pertimbangan lainnya," kata dia.

Ia menyebutkan, salah satu pertimbangan menaikan tarif adalah PAM Jaya perlu melakukan pembangunan jaringan baru perpipaan. Pasalnya, PAM Jaya memiliki target untuk dapat melayani 100 persen warga Jakarta pada 2030.

Kendati terdapat penyesuaian tarif, Teguh mengatakan, tidak semua golongan pelanggan akan terdampak. Ia menilai, akan ada sejumlah kelompok pelanggan yang justru tarifnya mengalami penurunan.

"Ternyata juga adalah penyesuaian itu tidak kemudian menaikan tarif semua pihak. Ada beberapa eleman justru turun. Jadi tolong ini dicermati," kata dia.

Teguh menambahkan, penyesuaian tarif itu juga tak akan membuat layanan PAM Jaya menjadi yang paling mahal di Jabodetabek. Pasalnya, selama ini tarif PAM Jaya itu relatif yang paling murah di antara layanan serupa di Jabodetabek.

"Bahkan ketika nanti ada penyesuaian, itu juga masih (murah)," ujar Teguh.

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler