Apa yang Bisa Dibanggakan dari Glamornya Pejabat tapi Durhaka kepada Allah SWT?
Kemewahan pejabat tidak ada maknanya jika durhaka
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA – Di dunia ini tidak sedikit orang yang terpesona oleh kemewahan yang dimiliki orang kaya dari golongan pejabat atau pengusaha.
Namun, Alquran memperingatkan agar umat Islam tidak perlu silau dan terpesona terhadap kemewahan mereka jika mereka termasuk golongan orang yang ingkar kepada Allah SWT dan Rasul-Nya.
Alquran mengingatkan bahwa karunia dari Allah SWT sebenarnya lebih baik serta kekal. Hal ini dijelaskan dalam Surat Taha Ayat 131 dan tafsirnya.
وَلَا تَمُدَّنَّ عَيْنَيْكَ اِلٰى مَا مَتَّعْنَا بِهٖٓ اَزْوَاجًا مِّنْهُمْ زَهْرَةَ الْحَيٰوةِ الدُّنْيَا ەۙ لِنَفْتِنَهُمْ فِيْهِ ۗوَرِزْقُ رَبِّكَ خَيْرٌ وَّاَبْقٰى
“Janganlah sekali-kali engkau tujukan pandangan matamu pada kenikmatan yang telah Kami anugerahkan kepada beberapa golongan dari mereka (sebagai) bunga kehidupan dunia agar Kami uji mereka dengan (kesenangan) itu. Karunia Tuhanmu lebih baik dan lebih kekal.” (QS Taha: 131).
Ayat ini menjelaskan bahwa untuk menguatkan hati Rasulullah SAW dan meneguhkan pendiriannya dalam menghadapi perjuangan menegakkan kalimah Allah SWT.
Maka Allah SWT mengamanatkan kepadanya agar Nabi Muhammad SAW jangan mengalihkan perhatiannya kepada kesenangan, kemewahan dan kekayaan yang dinikmati oleh sebagian orang kafir, karena hal itu akan melemahkan semangatnya bila matanya telah disilaukan oleh kilauan perhiasan dunia dan ingin mempunyai apa yang dimiliki orang-orang kaya.
BACA JUGA: Tentara Israel Hadapi Bencana Besar, Apa Gerangan?
Semua nikmat yang diberikan kepada orang-orang kafir hanyalah sementara, ibarat bunga yang sedang berkembang, tetapi tak lama kemudian bunga yang harum semerbak itu akan layu dan berguguran daunnya satu persatu dan hilanglah segala keindahan dan daya tariknya.
Nikmat kekayaan yang diberikan kepada orang-orang kafir itu hanyalah buat sementara saja sebagai ujian bagi mereka, apakah dengan nikmat Tuhan itu mereka akan bersyukur kepada-Nya dengan beriman dan mempergunakannya untuk mencapai keridhaaan-Nya ataukah mereka akan tetap kafir dan bertambah tenggelam dalam kesesatan, sehingga harta benda itu menjadi sebab kecelakaan mereka sendiri.
Allah SWT telah menganugerahkan kepada Nabi sebagai ganti nikmat lahiriyah itu nikmat yang lebih baik yaitu ketenangan hati dan kebahagiaan yang berupa keridhaan Ilahi.
Diriwayatkan oleh Abu Rafì`, seorang tamu datang mengunjungi Rasulullah, sedang di rumahnya tidak ada yang patut disuguhkan kepada tamu itu.
Rasulullah SAW menyuruh saya meminjam sedikit tepung gandum kepada orang Yahudi dan akan dibayar nanti pada bulan Rajab. Orang Yahudi itu tidak mau meminjamkan kecuali dengan jaminan. Aku kembali kepada Rasulullah memberitakan hal itu.
BACA JUGA: Bulan Rajab Dimulai, Tanggal Berapa Saja Puasa Rajab 2025? Perhatikan Penjelasan Berikut
Rasulullah berkata, "Demi Allah, saya adalah orang yang dapat dipercaya di antara penghuni langit dan orang yang dapat dipercaya di antara penghuni bumi. Seandainya ia meminjami atau menjual padaku, tentu aku membayarnya. Bawalah baju perangku ini." (Riwayat Al-Bazzar).
Kemudian turunlah ayat ini, Surah Taha Ayat 131, untuk menguatkan hati Rasulullah SAW. (Tafsir Kementerian Agama)