Menag dan Dubes Amerika Teken MoU Beasiswa Fulbright Santri ke AS
MoU ini membuka kesempatan para akademisi AS mengajar di lembaga Kemenag.
REPUBLIKA.CO.ID,JAKARTA -- Menteri Agama Prof KH Nasaruddin Umar bersama Duta Besar Amerika Serikat (AS) untuk Indonesia Kamala S. Lakhdhir menandatangani nota kesepahaman (MOU) untuk bekerja sama dalam perluasan Program Fulbright Departemen Luar Negeri AS di Jakarta, Rabu (8/1/2025). Ini merupakan program beasiswa dari Pemerintah AS kepada lembaga dan individu binaan Kementerian Agama (MORA).
“Baru saja kita melakukan penandatanganan MoU antara Kedutaan Amerika dan Kementerian Agama Republik Indonesia, intinya antara lain adalah akan diberikan kesempatan kepada santri-santriwati, mahasiswa yang berada dalam lingkungan Kemenag untuk mendapatkan beasiswa fulbright ke Amerika," ujar Nasaruddin.
Menurut dia, program ini menjadi bagian dari upaya Kemenag untuk terus memperluas akses beasiswa bagi siswa dan santri pada lembaga pendidikan menengah binaan Kementerian Agama, serta sivitas akademika Perguruan Tinggi Keagamaan (PTK) untuk kuliah di Amerika.
"Yang kedua juga diberi kesempatan untuk mendapatkan tenaga pengajar native speaker dari Amerika untuk ditempatkan di pondok-pondok pesantren untuk memberikan penguatan bahasa Inggris di madrasah dan di pondok-pondok pesantren," ucap dia.
Sinergi ini juga sekaligus merupakan bagian dari upaya memperkuat program pertukaran pelajar dan budaya antara Amerika Serikat dan Indonesia. “Saya termasuk salah satu penerima Fulbright Scholar dan merasakan langsung manfaat program ini,” ucap Nasaruddin.
Dia menjelaskan, MoU ini membuka kesempatan bagi para siswa, santri, mahasiswa, dan akademisi di lembaga pendidikan menengah atau tinggi binaan Kemenag untuk mendapat beasiswa studi atau penelitian, baik yang bergelar atau non gelar, di Amerika Serikat.
MoU ini juga membuka kesempatan bagi para akademisi dan mahasiswa Amerika untuk mengajar atau melakukan penelitian bersama di lembaga-lembaga binaan Kementerian Agama.
Melalui MoU ini, madrasah atau pesantren dapat mengundang Asisten Pengajar Bahasa Inggris (ETA) Fulbright AS untuk mengajar bersama Bahasa Inggris di lembaga mereka. Dosen lembaga pendidikan tinggi keagamaan binaan Kemenag juga dapat mengajukan permohonan beasiswa penelitian di perguruan tinggi Amerika Serikat yang menjadi mitra.
Tidak hanya itu, mahasiswa Perguruan Tinggi Keagamaan binaan Kemenag juga dapat mengajukan permohonan beasiswa untuk studi gelar tingkat pascasarjana di perguruan tinggi Amerika Serikat.
“Kami sangat gembira atas kemitraan ini. Saya berharap dapat melihat dampak program Fulbright terhadap lembaga-lembaga dan para akademisi Kementerian Agama, baik di AS maupun di Indonesia, serta dampak jangka panjangnya yang tak terelakkan akan terjadi pada kedua negara kita,” kata Duta Besar AS Lakhdhir.
Sebagai informasi, Fulbright adalah program pertukaran akademik dari Pemerintah AS, yang didirikan dan terus beroperasi sejak 1947. Program ini aktif di lebih dari 160 negara.
Program Fulbright di Indonesia sendiri telah beroperasi terus-menerus sejak 1952, dan telah dikelola sejak 1992 oleh American Indonesian Exchange Foundation atau AMINEF/Fulbright Indonesia. Ini merupakan sebuah yayasan bilateral yang didirikan oleh kedua pemerintah dan dikelola oleh Dewan Manajemen bilateral.