Hadiri Haul AGH Muhsin Umar, Arief Rosyid Refleksikan Kekuatan Sejarah dan Religi Sulsel
Perjalanan ke Jampue bagian dari roadshow ke lima kabupaten di Sulawesi Selatan.
REPUBLIKA.CO.ID, PINRANG -- Ketua Umum PB HMI 2013-2015 Muhammad Arief Rosyid Hasan kembali menyiarkan pengalaman religi berpadu dengan budaya saat ke Jampue, Pinrang, Sulawesi Selatan, Senin hingga Selasa (14/1/2025).
Pada siaran pers yang dikirimkan Rabu (15/1/2025) malam, Arief membagikan pengalamannya mengikuti Haul Ulama Besar AGH Muhsin Umar di tanah leluhurnya di Jampue.
Sebelumnya, September 2024, Arief telah ke Jampue dengan mengajak serta salah seorang kerabatnya KH Helmi Ali Yafie yang juga putra KH Ali Yafie, akademisi ahli manuskrip, jurnalis, serta aktivis muda peduli budaya.
Perjalanan ke Jampue saat itu adalah bagian dari roadshow ke lima kabupaten di Sulawesi Selatan. Arief menginisiasi perjalanan tersebut karena diawali rasa penasaran mengenai siapa sebenarnya buyut ataupun leluhurnya, khususnya dari garis keturunan ibunda tercinta.
Pada perjalanan itu pulalah, berkat ‘bacaan’ dari Prof. Oman Fathurahman, Arief mendapat banyak wawasan berharga. “Prof. Oman membaca manuskrip yang disimpan keturunan mendiang Syekh Muhammad bin Abdullah Affandi. Ada pula koleksi jurnal yang ditulis tangan, dan menceritakan kebiasaan mangngaji tudang, bentuk budaya dakwah intelektual pada masa lampau,” jelas Arief.
Kemudian, Arief mengikuti Haul Pertama AGH Muhsin Umar Affandi, keturunan Syekh Muhammad bin Abdullah Affandi. Bertempat di Masjid Jami At-Taqwa, Jampue, Senin (13/1/2025) malam, Arief bersama para ulama dan masyarakat berbaur dan mendoakan mendiang AGH Muhsin Umar Affandi.
“AGH Muhsin Umar adalah seorang ahli fiqh dari Sulawesi Selatan. Dalam catatan silsilahnya, AGH Muhsin Umar adalah keturunan keempat dari Syekh Muhammad Abdullah Affandi. Syekh Muhammad Abdullah diperkirakan wafat pada abad ke-18 dan adalah seorang ulama asal Hejaz kelahiran Ismhir, Turki,” tambah Arief.
Muhammad Abdullah Affandi adalah salah satu murid dari Syekh As Syarqawi, mufti Syafiliah di Mesir. Ketika tiba di Sulawesi Selatan, beliau berguru pada Guru Lolo untuk memperdalam ilmu ruhaniyah, salah satu murid terkemuka dari Syekh Zainal Abidin.
Dengan keahlian yang dimiliki di bidang agama Islam, serta pengalaman menimba ilmu di Maroko dan Mesir, Syekh Muhammad Abdullah Affandi diangkat menjadi penasehat raja pada masa Fatimah yang bergelar Petta Lerang Arung Jampue. Beliau menurunkan ulama-ulama yang menjadi Qadi (Hakim Agama Islam) secara turun-temurun di Jampue.
Arief pun berharap kekayaan tradisi dan religi dari Jampue menjadi inspirasi para generasi muda.
“Inspirasi bisa kita dapatkan karena mengetahui sejarah, dengan diawali mengenal silsilah kita. Saya pribadi juga jadi tahu karena awalnya penasaran. Akhirnya bertanya ke ibu, om, kerabat-kerabat, dan akhirnya tiba di sini. Masya Allah, semoga kita generasi muda mampu menjadikan para syekh, kiai, anre gurutta, sebagai teladan. Teladan dalam intelektual dan keteguhan dalam menegakkan ajaran-Nya,” ujarnya.