Jakob Wendesten Minta Maaf Catut Alkhairaat di Festival Persahabatan
Jakob juga memohon maaf, dengan adanya penyebutan kelompok radikal.
REPUBLIKA.CO.ID, PALU -- Perwakilan World Impact Ministries (WIM) Jakob Wendesten meminta maaf terkait beredarnya video pernyataannya tentang Festival Persahabatan di Kota Palu. Dalam video itu, ia mencatut mendapat dukungan penyelenggaraan acara dari Alkhairaat.
"Saya atas nama pribadi dan organisasi, memohon maaf, bila ada pernyataan dalam video itu, yang tidak berkenan dan menyinggung hati umat Muslim dan berbagai pihak di Kota Palu dan Sulawesi Tengah," katanya dalam keterangan tertulis di Kota Palu, Sulawesi Tengah, Ahad (26/1/2025).
Menurut dia, video itu dibuat karena rasa kegembiraan, atas dukungan dari berbagai pihak, untuk pelaksanaan kegiatan festival di Palu. Jakob juga mengakui kekeliruan, dalam penyebutan beberapa organisasi keagamaan yang mendukung, walaupun itu bukan sikap secara keorganisasian.
Hal itu didasarkan, dari pertemuan yang dilakukannya dengan beberapa tokoh organisasi di Kota Palu. "Kami akui, beberapa pihak atas nama pribadi telah mendukung, walaupun itu bukan sikap secara organisasi," kata Jakob.
Menurut dia, penyelenggara termasuk WIM, menghargai segala bentuk demokrasi di Indonesia, termasuk kebebasan menyampaikan pendapat. "Saya memohon maaf, dengan adanya penyebutan adanya kelompok radikal. Bukan niat saya untuk menyampaikan itu. Tapi, kami menghargai, jika ada kelompok yang menolak kegiatan festival di Palu," kata Jakob.
Dia menegaskan, kegiatan itu diperuntukkan khusus untuk kalangan internal Kristiani, bukan untuk agama lain di Indonesia. Festival juga mempromosikan perdamaian, persatuan, pengharapan dan persahabatan bagi semua orang. Seperti semboyan nasional Indonesia yakni Bhinneka Tunggal Ika, berbeda-beda tetapi tetap satu".
"Kami meyakini, di Indonesia khususnya di Kota Palu menghargai dan menjunjung berbagai perbedaan, termasuk perbedaan beragama," kata Jakob menegaskan.
Penyelenggara lokal Festival Persahabatan memindahkan lokasi pelaksanaan dari Ruang Terbuka Hijau (RTH) Vatulemo ke Lapangan Gelora Bumi Kaktus (GBK). Kegiatan itu mendapatkan izin dari Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah, melalui Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) pada 30 Januari sampai 2 Februari 2025.
Sementara itu, ketua penyelenggara lokal Yewin Tjandra menyatakan, pihaknya telah mengingatkan dan menegur Jakob Wendesten, untuk tidak membuat pernyataan yang kontroversial untuk masyarakat Kota Palu. Seharusnya, kata dia, Jakob sebagai perwakilan WIM, dapat menahan diri, untuk meluapkan rasa kesyukuran, atas dukungan masyarakat dan berbagai pihak, untuk kesuksesan festival.
"Karakter dan budaya Indonesia, berbeda dengan luar negeri. Jangan sampai, kekeliruan penyampaian, membuat penafsiran yang berbeda di masyarakat. Walaupun itu, niatnya baik," kata Yewin menegaskan.
Sebelumnya, Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulteng meminta pelaksanaan Festival Persahabatan Palu 2025 dilaksanakan dalam ruang tertutup. "Kami menyarankan agar kegiatan ini dilaksanakan di tempat yang lebih tertutup, seperti Lapangan Gelora Bumi Kaktus (GBK), Lapangan Mako Brimob Petobo, atau lapangan lainnya yang lebih terkontrol,” kata Ketua FKUB Sulteng Zainal Abidin di Kota Palu, Senin (13/1/2025).