Salwan Momika Pembakar Alquran di Swedia Itu Tewas Ditembak Orang tak Dikenal

Salwan Momika berulang kali bakar Alquran

TT NEWS AGENCY/ EPA EFE/STEFAN JERREVANG
Salwan Momika bakar Alquran.
Red: Nashih Nashrullah

REPUBLIKA.CO.ID, STOCKHOLM -- Salwan Momika, pria yang berulang kali membakar Alquran pada 2023 di Swedia, yang memicu kemarahan di negara-negara Muslim, telah ditembak mati, media melaporkan pada Kamis (30/1/2025). Polisi mengonfirmasi seorang pria tewas dalam penembakan sehari sebelumnya.

Baca Juga


Pengadilan Stockholm dijadwalkan akan memutuskan hari ini apakah Salwan Momika, seorang warga Irak beragama Kristen yang membakar Alquran pada sejumlah aksi protes, bersalah karena menghasut kebencian etnis.

Pengadilan menunda keputusan tersebut hingga 3 Februari, dengan alasan "karena Salwan Momika telah meninggal dunia, maka diperlukan lebih banyak waktu."

Polisi mengatakan dalam sebuah pernyataan bahwa mereka telah diberitahu tentang penembakan di kota Sodertalje, tempat Momika tinggal, dikutip dari AFP, Kamis (30/1/2025). 

Penembakan terjadi di dalam rumah dan ketika polisi tiba, mereka menemukan seorang pria yang "terkena tembakan dan pria itu dibawa ke rumah sakit," kata pernyataan itu.

Dalam perkembangan selanjutnya, polisi mengatakan bahwa pria tersebut telah meninggal dunia dan penyelidikan pembunuhan telah dibuka. Polisi mengatakan lima orang ditangkap dalam semalam.

Beberapa media mengidentifikasi almarhum sebagai Mr Momika, dan melaporkan bahwa penembakan tersebut mungkin telah disiarkan secara langsung di media sosial.

Pada bulan Agustus, Momika, bersama dengan rekan pengunjuk rasa Salwan Najem, didakwa melakukan "agitasi terhadap kelompok etnis" sebanyak empat kali pada musim panas 2023.

Menurut surat dakwaan, keduanya menodai Alquran, termasuk membakarnya, dan melontarkan pernyataan yang menghina umat Islam - pada satu kesempatan di luar sebuah masjid di Stockholm.

Hubungan antara Swedia dan beberapa negara Timur Tengah menjadi tegang akibat protes pasangan ini.

Para pengunjuk rasa Irak menyerbu kedutaan besar Swedia di Baghdad dua kali pada Juli 2023, dan memicu kebakaran di dalam kompleks kedutaan tersebut pada kesempatan kedua.

Pada bulan Agustus tahun itu, badan intelijen Swedia, Sapo, menaikkan tingkat ancamannya menjadi empat dari skala lima setelah pembakaran Alquran menjadikan negara itu sebagai "target prioritas".

Pemerintah Swedia mengutuk penodaan tersebut sembari menekankan kebebasan berbicara dan berkumpul yang dilindungi oleh konstitusi negara tersebut.

BACA JUGA: Perburuan Tentara Israel di Brasil dan Runtuhnya Kekebalan Negara Zionis

Pada Oktober 2023, pengadilan Swedia menghukum seorang pria yang menghasut kebencian etnis dengan membakar Alquran pada tahun 2020, yang merupakan pertama kalinya sistem pengadilan negara tersebut mengadili tuduhan menodai kitab suci Islam.

Jaksa penuntut sebelumnya mengatakan bahwa di bawah hukum Swedia, pembakaran Alquran dapat dilihat sebagai kritik terhadap kitab suci dan agama, dan dengan demikian dilindungi oleh kebebasan berbicara.

Namun, tergantung pada konteks dan pernyataan yang dibuat pada saat itu, hal tersebut juga dapat dianggap sebagai "agitasi terhadap kelompok etnis."

Jaksa Swedia mengatakan pada hari Rabu (28/8/2024) lalu bahwa mereka berencana untuk mengadili dua orang yang membakar salinan Alquran dalam serangkaian insiden tahun lalu yang memicu kemarahan di dunia Muslim dan meningkatkan kekhawatiran akan serangan oleh para jihadis, demikian dilaporkan Reuters.

Kedua orang tersebut melakukan “pelanggaran agitasi terhadap kelompok etnis atau nasional” dalam empat kesempatan terpisah saat membakar kitab suci Islam di luar masjid dan di tempat-tempat umum lainnya, jelas Otoritas Kejaksaan Swedia.

Dinas keamanan dalam negeri Swedia meningkatkan tingkat kewaspadaan terorisme sebagai akibat dari pembakaran tersebut, sementara negara tetangganya, Denmark, yang juga mengalami serentetan pembakaran Alquran, memperketat peraturannya untuk melarang praktik tersebut.

“Kedua orang itu dituntut karena telah membuat pernyataan dan memperlakukan Alquran dengan cara yang dimaksudkan untuk mengekspresikan penghinaan terhadap umat Islam karena keyakinan mereka,” kata Jaksa Senior Anna Hankkio.

Sebagian besar umat Islam akan menggambarkan penodaan terhadap Alquran, yang mereka yakini sebagai firman Tuhan, sebagai pelanggaran berat.

Bukti-bukti yang memberatkan kedua orang tersebut, yang bernama Salwan Momika dan Salwan Najem, sebagian besar terdiri dari rekaman video, kata Hankkio.

Najem membantah melakukan kesalahan, kata pengacaranya, Mark Safaryan, kepada Reuters pada Rabu (28/8/2024). “Izin yang diberikan sehubungan dengan demonstrasi tersebut dilindungi oleh klien saya,” katanya. “Hak-haknya dilindungi oleh konstitusi Swedia.”

Pengacara yang mewakili Momika tidak segera menanggapi permintaan dari agensi untuk memberikan komentar. Momika, seorang pengungsi dari Irak, mengatakan bahwa ia ingin memprotes institusi Islam dan melarang kitab sucinya.

BACA JUGA: Serangan Yaman yang Merepotkan Israel dan Jatuhnya Pamor Militer Amerika di Kawasan 

Badan migrasi Swedia mengatakan ingin mendeportasi Momika karena informasi palsu dalam permohonan izin tinggalnya, namun perintah tersebut tidak akan dilakukan karena ia berisiko mengalami penyiksaan di negara asalnya.

Para kritikus mengatakan bahwa Swedia dan Denmark, dua negara paling liberal di dunia, seharusnya memperlakukan pembakaran Alquran sebagai bentuk kebebasan berbicara yang dilindungi oleh hukum.

Salwan Momika berulang kali menodai Alquran - (Reuters)

Sementara itu, tahun lalu rumor mengenai meninggalnya Salwan Momika di Norwegia sempat beredar. Namun kabar ini telah resmi dibantah oleh Unit Imigrasi Kepolisian Norwegia. Pihak berwenang Norwegia membantah adanya informasi mengenai kematian Salwan Momika. 

Dilansir dari MenaFN pada Jumat (5/4/2024), Menurut Departemen Komunikasi, Unit Imigrasi (PU) Kepolisian Norwegia tidak memiliki catatan kematian Salwan Momika baru-baru ini di Norwegia, hal ini bertentangan dengan spekulasi yang tersebar luas. 

Salwan Momika menjadi terkenal di Swedia karena membakar Alquran di depan umum beberapa kali dan baru-baru ini mengumumkan kedatangannya di Norwegia, dan dilaporkan mencari suaka. 

Mengingat profil Momika yang kontroversial, berita tentang dugaan kematiannya mendapat perhatian dan daya tarik yang signifikan secara internasional. 

Kemudian Polisi Oslo mengkonfirmasi menerima banyak pertanyaan mengenai rumor kematian Momika tetapi mengklarifikasi bahwa tidak ada informasi yang mendukung klaim tersebut.

Sebelumnya Salwan Momika, pria yang dikenal karena menyelenggarakan acara pembakaran Alquran di depan umum di Swedia, dilaporkan ditemukan tewas di Norwegia. Ia adalah seorang pria Irak anti Islam terkenal yang menjadi viral setelah aksinya itu, kemudian diusir oleh Stockholm, dan diberikan suaka di Norwegia.

Dilansir dari Pakistan Observer pada Rabu (3/4/2024), sebuah laporan tidak resmi menunjukkan bahwa Salwan Momika ditemukan telah meninggal dunia. Kendati demikian, otoritas Norwegia belum mengeluarkan pernyataan apa pun tentang kabar ini.

Kabar meninggalnya Salwan Momika pertama kali diunggah oleh Radio Genoa dalam sebuah postingannya di media sosial X.

“Tubuh tak bernyawa pengungsi Irak dan kritikus Islam Salwan Sabah Matti Momika telah ditemukan di Norwegia. Momika dikenal karena mengorganisir demonstrasi di Swedia di mana dia membakar Alquran di depan umum beberapa kali.”

Tetapi postingan itu kemudian dihapus dari media sosial. kemudian menggantinya dengan menyatakan bahwa “Mereka yang mengumumkan kematian Momika dengan lebih dari 1 juta tayangan menghapus tweet tersebut. Kami sedang menunggu konfirmasi lebih lanjut.”

Bulan lalu, Momika turun ke media sosial di mana dia menyebutkan tiba di Norwegia dan sekarang berada di bawah perlindungan otoritas Norwegia.

Pria garis keras itu bersumpah akan melanjutkan gerakan anti-Islam. Momika mengatakan dia siap apapun resikonya. Dia biasa mengadakan demonstrasi di dekat kedutaan besar negara-negara Muslim untuk memicu kemarahan rakyat. Swedia Menusir Salwan Momika karena membakar Alquran.

BACA JUG: Tornado Api yang Bakar Los Angeles Telah Disebutkan Alquran 14 Abad Silam?

Swedia memutuskan untuk mengusirnya karena dianggap telah memicu kemarahan dan kritik di beberapa negara Muslim, sehingga menyebabkan kerusuhan dan kerusuhan di banyak daerah. Dia saat ini sedang diselidiki oleh pihak berwenang Swedia karena menghasut kebencian terhadap kelompok etnis di Swedia.

Tindakannya dipublikasikan secara luas di Turki, serta negara-negara lain, dan dilaporkan berkontribusi pada penundaan keanggotaan Swedia di NATO. Tindakan kejamnya menyebabkan ketegangan diplomatik yang signifikan.

Sumber: menfnpakobserver

Aksi pembakaran Alquran kembali terjadi di Swedia - (Reuters)

BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler