Setelah Berhasil Bikin Pusing Pentagon, Kini Deepseek Dikaji Departemen Perdagangan AS

Kementerian Perdagangan AS akan batasi ekspor chip produksi Amerika.

AP Photo/Jon Elswick
Logo aplikasi DeepSeek terlihat di iPhone Senin, 27 Januari 2025, di Washington.
Rep: Gumanti Awaliyah Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, WASHINGTON -- Setelah Pentagon 'membersihkan' penggunaan Deepseek dari lingkungan kerjanya, kini Departemen Perdagangan Amerika yang mengulik AI tersebut. Otoritas pemerintah yang mengurusi ekspor dan impor ini berencana membuat kebijakan terkait piranti keras terkait AI.

Baca Juga


Departemen Perdagangan AS sedang menyelidiki apakah Deepseek - perusahaan China yang kinerja model AI-nya mengguncang dunia teknologi - telah menggunakan chip AS yang tidak boleh dikirim ke China, kata seseorang yang mengetahui masalah tersebut.

Deepseek asal China pekan lalu meluncurkan inovasi yang mengejutkan dunia. AI ini menggunakan lebih sedikit data dengan biaya lebih murah dibandingkan model AS.

Dalam beberapa hari, Deepseek menjadi aplikasi yang paling banyak diunduh di App Store Apple dan menimbulkan kekhawatiran mengenai keunggulan Amerika Serikat dalam AI, memicu kekalahan yang menghapus sekitar 1 triliun dolar AS dari saham teknologi AS.

Pembatasan saat ini terhadap prosesor kecerdasan buatan Nvidia dimaksudkan untuk menghentikan chipnya yang paling canggih mencapai China.

Penyelundupan chip AI yang terorganisasi ke China telah terlacak keluar dari sejumlah negara termasuk Malaysia dan Singapura, kata sumber tersebut.

Departemen Perdagangan dan Deepseek tidak segera menanggapi permintaan komentar. Seorang juru bicara Nvidia mengatakan banyak pelanggannya memiliki entitas bisnis di Singapura dan menggunakan entitas tersebut untuk produk yang ditujukan untuk AS dan negara-negara barat.

"Kami bersikeras agar mitra kami mematuhi semua hukum yang berlaku, dan jika kami menerima informasi yang bertentangan, kami akan bertindak sebagaimana mestinya," kata Nvidia.

Dalam sebuah pernyataan pada hari Sabtu, kementerian perdagangan Singapura mengutip komentar Nvidia yang mengatakan tidak ada alasan untuk percaya bahwa Deepseek memperoleh produk yang dikendalikan ekspor dari Singapura.

 

Kementerian tersebut tidak mengonfirmasi apakah Deepseek telah memperoleh akses ke chip Nvidia yang tunduk pada kontrol ekspor AS melalui perantara di Singapura, tetapi mengatakan pihaknya selalu menegakkan aturan hukum dan bertindak tegas dan keras terhadap individu dan perusahaan yang melanggar aturan.

"Kami berharap perusahaan-perusahaan AS, seperti Nvidia, mematuhi kontrol ekspor AS dan undang-undang domestik kami," katanya. "Badan-badan bea cukai dan penegakan hukum kami akan terus bekerja sama erat dengan mitra-mitra mereka di AS."

Deepseek mengatakan pihaknya menggunakan chip H800 milik Nvidia, yang seharusnya dapat dibeli secara legal pada tahun 2023. Reuters tidak dapat memastikan apakah Deepseek telah menggunakan chip terkendali lainnya yang tidak boleh dikirim ke China.

Deepseek juga tampaknya memiliki H20 Nvidia yang kurang bertenaga, yang masih dapat dikirim secara sah ke China. AS mempertimbangkan untuk mengendalikannya di bawah pemerintahan Biden dan pejabat Trump yang baru diangkat juga sedang membahasnya.

CEO perusahaan AI Anthropic, Dario Amodei, mengatakan awal minggu ini, "tampaknya sebagian besar armada chip AI Deepseek terdiri dari chip yang belum dilarang (tetapi seharusnya dilarang), chip yang dikirimkan sebelum dilarang; dan beberapa yang tampaknya sangat mungkin diselundupkan."

AS telah memberlakukan sejumlah pembatasan yang melarang ekspor chip AI ke China dan berencana untuk membatasi pengirimannya ke sejumlah negara lain.

Italia larang Deepseek

Italia menutup akses ke DeepSeek, ​aplikasi kecerdasan buatan (AI) asal China, pada Kamis (30/1).

Otoritas Perlindungan Data Italia (GPDP) mengatakan bahwa langkah itu dilakukan untuk melindungi data pengguna di negara itu.

Mereka juga memerintahkan dua perusahaan di balik layanan chatbot itu —Hangzhou DeepSeek Artificial Intelligence dan Beijing DeepSeek Artificial Intelligence— untuk segera berhenti menggunakan data pengguna Italia.

Keputusan itu diambil setelah dilakukan penilaian tentang data pribadi apa saja yang dikumpulkan oleh kedua perusahaan itu dan dasar hukum pengumpulan datanya.

"Perintah pembatasan, yang diambil untuk melindungi data pengguna Italia, menindaklanjuti informasi dari kedua perusahaan itu hari ini, yang isinya kami nilai tidak mencukupi sama sekali," kata GPDP.

Otoritas itu juga memulai penyelidikan formal terhadap perusahaan rintisan teknologi China DeepSeek.

Langkah itu serupa dengan penyelidikan GPDP pada Maret 2023 terhadap ChatGPT milik perusahaan AS OpenAI, yang juga menghadapi pembatasan sementara atas masalah privasi serupa.

DeepSeek meluncurkan model AI bernama DeepSeek-R1 pada 20 Januari. Model open source itu, yang dikembangkan dengan biaya rendah karena menggunakan lebih sedikit cip, menantang dominasi Barat di bidang kecerdasan buatan.

Mengapa DeepSeek bikin geger industri AI?

Sejak perilisan ChatGPT dari OpenAI pada akhir tahun 2022, perusahaan teknologi asal China berlomba-lomba mengembankan chatbot AI mereka sendiri. Namun setelah peluncuran ChatGPT ala China pertama, yang dibuat oleh raksasa mesin pencari Baidu, banyak yang kecewa karena kesenjangan kemampuan AI antara perusahaan AS dan Cina.

Kini, kualitas dan efisiensi biaya model DeepSeek membalikan anggapan tersebut. Dua model yang banyak mendapat pujian dari eksekutif dan insinyur teknologi Silicon Valley adalah DeepSeek-V3 dan DeepSeek-R1 yang diklaim setara dengan model AI paling canggih dari OpenAI dan Meta.

Selain itu, model DeepSeek juga lebih murah untuk digunakan. Menurut unggahan di akun resmi WeChat DeepSeek, DeepSeek-R1, yang dirilis pekan lalu, 20 hingga 50 kali lebih murah dibandingkan model o1 dari Open AI.

Namun beberapa pihak secara terbuka menyatakan skeptis tentang kisah sukses DeepSeek. CEO Scale AI Alexander Wang mengatakan dalam sebuah wawancara, mengklaim bahwa DeepSeek memiliki 50 ribu chip Nvidia H100, yang tidak mungkin diumumkan secara terbuka karena akan melanggar kontrol ekspor AS yang melarang penjualan chip AI canggih ke perusahaan China. Terkait ini, DeepSeek belum memberi komentar atas tuduhan tersebut.

Analis dari Bernstein dalam catatan riset mereka menyoroti bahwa baya pelatihan DeepSeek-V3 tidak sepenuhnya diungkapkan, dan kemungkinan jauh lebih tinggi dari klaim 6 juta dolar AS yang digunakan untuk daya komputasi. Para analis juga mengatakan bahwa biaya pelatihan untuk model DeepSeek-R1 juga tidak diungkapkan.

 

Siapa di balik DeepSeek?

DeepSeek adalah perusahaan rintisan yang berbasis di Hangzhou, dengan pemegang saham pengendalinya adalah Liang Wenfeng, salah satu pendiri hedge fund kuantitatif High-Flyer, berdasarkan catatan perusahaan China.

Pada Maret 2023, High-Flyer mengumumkan di akun WeChat resminya bahwa mereka memulai kembali dengan mengalihkan fokus dari perdagangan ke pengembangan AGI (kecerdasan buatan umum). Tidak lama setelah itu, DeepSeek didirikan.

Pembuat ChatGPT, OpenAI, mendefinisikan AGI sebagai sistem otonom yang dapat melampaui manusia dalam tugas-tugas yang paling bernilai secara ekonomi. Tidak diketahui berapa banyak investasi High-Flyer di DeepSeek. High-Flyer memiliki kantor di gedung yang sama dengan DeepSeek, dan juga memiliki paten yang terkait dengan kelompok chip yang digunakan untuk melatih model AI.

Pada Juli 2022, Unit AI High-Flyer mengumumkan bahwa mereka memiliki dan mengoperasikan klaster 10.000 chip A100.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler