BBM di SPBU Shell dan BP Langka, Ini Respons Kementerian ESDM
Hal ini lantaran terdapat keluhan sejumlah warga mengenai kosongnya stok BBM.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung mengatakan akan berkoordinasi dengan Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) Erika Retnowati soal kosongnya bahan bakar minyak (BBM) di SPBU swasta. Hal ini lantaran terdapat keluhan sejumlah warga mengenai kosongnya stok BBM di SPBU swasta seperti Shell dan BP-AKR.
“Ini akan saya cek dulu bagaimana kendala (distribusi)-nya, saya akan koordinasikan dulu dengan Kepala BPH Migas,” ucap Yuliot ketika ditemui di Kantor Kementerian Energi dan Sumber Daya Mineral (KESDM), Jakarta, Jumat (2/2/2025).
Meskipun demikian, ia menyampaikan bahwa Kementerian ESDM sudah memberikan persetujuan impor untuk stasiun pengisian bahan bakar (SPBU) swasta, mengingat para SPBU swasta tersebut menjual bahan bakar minyak (BBM) impor.
“Ini mereka melakukan impor terhadap BBM yang dijual, dan ESDM sudah memberikan persetujuan impor untuk BP, Shell, dan lain-lain,” kata Yuliot.
Pernyataan tersebut merespons kelangkaan stok BBM di sejumlah SPBU swasta, seperti Shell dan BP. Kelangkaan stok BBM tersebut disinyalir diakibatkan oleh kendala distribusi. Informasi mengenai stok BBM yang kosong di SPBU Shell ramai diperbincangkan di media sosial.
Dalam kolom komentar akun Instagram resmi shell_indonesia, warganet mengeluhkan habisnya stok sejumlah BBM, seperti jenis Shell V-Power Nitro+.
Selain di kolom komentar akun instagram resmi shell_indonesia, perbincangan warganet di media sosial X (sebelumnya Twitter) juga ramai membahas habisnya stok BBM Shell maupun BP. Habisnya stok BBM Shell tidak hanya terjadi di Bandung, tetapi juga di sejumlah daerah lainnya di Indonesia, seperti Depok, Jakarta, hingga Surabaya.
Pernyataan Menteri ESDM
Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Bahlil Lahadalia merespons isu kelangkaan bahan bakar minyak (BBM) di perusahaan swasta. Sebelumnya, stok BBM di Shell, Vivo, dan BP AKR dikabarkan kosong.
Bahlil menerangkan, pemerintah sudah memberikan izin impor. Apa yang terjadi, menurutnya, persoalan teknis perusahaan itu sendiri. Ia menyarankan awak media, menanyakan langsung ke pihak swasta tersebut.
"Tanya ke mereka. Karena dari kami (izin) impor, sudah selesai. Yang kami bisa kendalikan langsung itu adalah dari Pertamina, mana Ibu Kepala (BPH Migas), mari sini Ibu Erika (Retnowati). Kalau untuk BBM kita, hari ini semuanya clear," kata Menteri ESDM, di kantornya, di Jakarta, Senin (3/2/2025).
Ia menerangkan, bagi pemerintah terpenting konsumsi masyarakat tak ada masalah. Semuanya terpenuhi. Menurutnya, kondisi yang terjadi di perusahaan swasta tersebut, bisa dikarenakan barangnya masih di perjalanan atau alasan teknis lainnya.
"Tapi yang jelas tugas saya adalah menjamin rakyat mendapat BBM. Sekarang nggak ada isu tentang BBM. Cuman memang ada perusahaan-perusahaan swasta mungkin yang dimaksudkan ini adalah yang kapalnya belum tiba, gitu ya Ibu Erika," tutur Bahlil.
Menteri ESDM menegaskan, pemerintah memberikan izin impor untuk perusahaan swasta sejak Januari 2025. Dalam keterangan tertulis, President Director & Managing Director Mobility, Shell Indonesia, Inggrid Siburian menjelaskan Shell Indonesia ingin menginformasikan saat ini terdapat kendala dalam pengadaan dan penyaluran produk bahan bakar minyak (BBM).
Shell Indonesia, lanjut dia, senantiasa berkoordinasi dengan pemangku kepentingan terkait. Ini untuk memastikan ketersediaan produk BBM di SPBU Shell secepatnya.
"SPBU Shell tetap beroperasi untuk melayani para pelanggan kami dengan produk dan layanan lain yang tersedia, termasuk Shell Select dan bengkel," kata Inggrid.
Shell Indonesia memohon maaf atas ketidaknyamanan yang terjadi. Selalu ada perbaikan untuk pelayanan lebih baik.