Ada Isu Revisi RUU BUMN dan Danantara, Simak Harga Saham Bank BUMN Jelang Paripurna DPR
Pada awal November lalu harga saham bank BUMN sempat jeblok.
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA — Komisi VI DPR dan pemerintah akhir pekan lalu sepakat membawa revisi RUU BUMN ke rapat paripurna besok. Revisi RUU BUMN itu berisi sejumlah perubahan yang dinilai penting. Salah satunya adalah yang akan menjadi landasan hukum berdirinya Badan Pengelola Investasi Daya Anagata Nusantara (BPI Danantara).
Penting disimak bagaimana reaksi pelaku pasar saham terhadap revisi RUU BUMN ini. Mengingat beberapa BUMN besar tersebut masih melantai di bursa IDX. Dalam dua hari ini, Senin (3/1/2025) dan Selasa (4/1/2025) pergerakan harga saham beberapa BUMN itu akan memperlihatkan sentimen pelaku pasar terhadap kebijakan pemerintah di revisi RUU BUMN maupun pembentukan Danantara.
Danantara ini nantinya akan mencomot BUMN besar yang tadinya sahamnya berada di tangan Kementerian Keuangan dan pengelolaannya ada di bawah Kementerian BUMN. Beberapa BUMN besar yang akan pindah rumah ke Danantara seperti: Bank Mandiri, Bank BNI, Bank BRI, Telkom, Pertamina, PLN, hingga MIND ID yang merupakan gabungan sejumlah perusahaan tambang milik negara.
Perihal Danantara, peresmian sebenarnya sudah direncanakan sejak awal November tahun lalu. Namun tampaknya ada ‘tarik menarik’ terutama soal landasan hukum yang belum pas. Karena memindahkan kepemilikan saham dari Kemenkeu dan pengelolaan dan Kementerian BUMN butuh perubahan sejumlah beleid. Salah satunya revisi RUU BUMN.
Menariknya, saat akan diresmikan awal November kemarin, reaksi pasar saham justru terpantau negatif. Minimal terlihat dari pergerakan harga saham BUMN yang bakal dicaplok Danantara. Dalam catatan IDX yang dipantau Republika, nyaris seluruh saham BUMN besar cenderung turun dalam pekan itu, ketika sudah disampaikan bahwa Danantara akan diresmikan.
Kepala BPI Danantara Muliaman D Hadad pada akhir Oktober dan awal November sempat dipanggil beberapa kali ke Istana, bertemu Presiden Prabowo. Pada awal pekan pertama November Muliaman juga mengatakan bahwa Danantara akan diresmikan Presiden pada 8 November. Kemudian tanggalnya dimajukan lagi menjadi 7 November. Karena Presiden akan bertolak ke luar negeri pada pekan itu juga.
Pada pekan yang sama, dari 4 sampai 8 November pergerakan harga saham terutama bank BUMN BUMN justru menunjukkan tren melemah, seperti berikut:
Saham Bank Mandiri (BMRI) di periode itu merosot tajam dari Rp 6.750 menjadi Rp 6.325. Saat ini, di penutupan pasar Jumat pekan lalu, saham BMRI berada di posisi Rp 6.025.
Kemudian saham BBNI dan BBRI juga sama merosotnya. Saham BBNI dari Rp 5.300 menjadi Rp 5.025 per lembar. Kemudian saham BBRI dari Rp 4.720 menjadi Rp 4.500. Pada Jumat pekan lalu, saham BBNI ditutup di posisi Rp 4.770 dan saham BBRI ditutup di level Rp 4.220 per lembar.
Saham raksasa telekomunikasi, Telkom (TLKM) juga mengalami nasib serupa, meski turun tidak tajam yakni dari Rp 2.800 menjadi Rp 2.760 di pekan itu. Sementara saham-saham emiten tambang, yang berkumpul di dalam MIND ID, yakni Bukit Asam (PTBA), dan Timah (TINS) ketika itu turun tipis. Saham Antam (ANTM) justru menguat dari Rp 1.525 menjadi Rp 1.575 per lembar ketika itu.
Bagaimana dengan kali ini? Kita tunggu saja sepanjang Senin dan Selasa ini apakah pelaku pasar bereaksi positif atau negatif dalam isu revisi RUU BUMN dan Danantara. N