Sri Mulyani Sempat Terisak Ceritakan Integritas dan Komitmen Mar'ie Muhammad

Menkeu era Orde Baru, Mar'ie Muhammad ikut berperan mendirikan KPK.

Republika.co.id/Erik Purnama Putra
Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati hadir menjadi pembicara peluncuran buku Mr Clean Mar'ie Muhammad (Sang Pejuang Antikorupsi dan Aktivis Kemanusiaan) di Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2025).
Red: Erik Purnama Putra

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati memiliki kenangan khusus dengan Menkeu periode 1993-1998 Mar'ie Muhammad. Menurut dia, menkeu pada era Presiden Soeharto tersebut memang memiliki integritas tinggi selama berkarier di pemerintahan.

Baca Juga


Perkenalan Sri dengan Mar'ie terjadi sejak era 80-an. Kala itu, ia berstatus sebagai mahasiswa Fakultas Ekonomi Universitas Indonesia. Sedangkan Mar'ie meniti karier di Kementerian Keuangan (Kemenkeu). Pada 1988, Mar'ie yang terbilang muda dilantik menjadi dirjen pajak Kemenkeu. Lima tahun berselang, ia diangkat menjadi menkeu pada era Orde Baru.

"Mengenang Pak Mar'ie Muhammad buat saya, seperti perjuangan untuk membangun Indonesia lebih baik. Sebagai mahasiswa UI pada 80-an, sudah kenal sebagai Mr Clean. Kemudian sebagai dirjen pajak dan menkeu pada masa-masa krisis tentu tak mudah. Tapi perkenalan pribadi terjadinya tahun 97, 98," kata Sri saat peluncuran buku Mr Clean Mar'ie Muhammad (Sang Pejuang Antikorupsi dan Aktivis Kemanusiaan) di Jakarta Pusat, Kamis (6/2/2025).

Hubungan Sri dan Mar'ie sangat dekat setelah keduanya terlibat perbincangan intens di Masyarakat Transparansi Indonesia (MTI). Dia kerap diundang dalam forum MTI untuk membicarakan kondisi bangsa terkini. Sri pun berdiskusi dengan Mar'ie hingga menjadi cikal bakal Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Satu hal yang dipelajari Sri dari Mar'ie, yaitu seniornya tersebut memiliki karakteristik pejuang. "Beliau selalu konsisten dengan integritas dan ingin membangun Indonesia secara tata kelola bersih," kata Sri.

Ketika Sri akhirnya ditunjuk Presiden Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) menjadi menkeu pada 2005, ia pun meminta bantuan Mar'ie Muhammad dan Marsillam Simanjuntak sebagai penasihat. Kala itu, ia membawa misi ingin bersih-bersih di lingkungan Kemenkeu.

Dia pun merasa terbantu dengan hadirnya Mar'ie dan Marsillam selama menjabat menkeu periode 2005-2010. Menurut Sri, menjabat menkeu pada usia muda menjadi penuh tantangan. Selain suasana reformasi 1998 masih terasa saat itu, ia juga berhadapan dengan situasi politik tidak mudah dalam membangun fondasi awal di Kemenkeu.

"Gak selalu saya selalu sejalan dengan Pak Mar'ie, karena pengalaman Pak Marie dibesarkan pada masa Orde Baru. Meski begitu, saya terbantu. Saya sebagai student seperti melihat dua senior debat (Mar'ie dan Marsillam) kala mengambil keputusan, Pak Marie Muhammad adalah legenda, karena tak mungkin membangun reputasi uncompromize dalam situasi yang luar biasa," kata Sri.

Namun, ketika ia harus mundur pada 2010 untuk berkarier di Bank Dunia, Mar'ie seperti tidak terima dengan kenyataan itu. Mar'ie terlihat sangat kecewa Sri meninggalkan Kemenkeu. Namun, keputusan sudah dibuat. Enam tahun berselang, Sri balik ke Indonesia dan menjadi menkeu pada era Presiden Joko Widodo (Jokowi).

Ketiba tiba di Indonesia, tidak berselang lama, ia mendengar kabar Mar'ie sakit dan ia pun menjenguknya. Sayangnya, enam bulan kemudian, mentornya tersebut harus mengembuskan napas terakhirnya. "Gantian saya yang broken heart saat itu," kata Sri.

Setelah itu, Sri sesunggukan ketika menceritakan peranan Mar'ie. "Setiap masa ada orangnya, setiap orang ada masanya itulah Pak Mar'ie, itulah adalah inspirasi yang sangat berharga bagi kita semua, ini jadi pembelajaran bagi saya sendiri dan orang lain," ucap Sri.

Sementara itu, jurnalis Najwa Shihab memiliki pengalaman tersendiri dengan Mar'ie. Dia mengaku, kenal dengan Mar'ie melalui dua jalur. Pertama dari jalur ayahnya, yaitu Quraish Shihab yang merupakan menteri agama (menag) era Orde Baru. Kedua dari jalur wartawan.

Najwa mengaku, ayahnya pernah kagum dengan Mar'ie ketika ia meminta komentar. "Itu orang baik," kata Najwa menirukan penilaian sang ayah. Dia pun intens berinteraksi dengan Mar'ie kala menjabat ketua umum Palang Merah Indonesia (PMI) saat terjadi bencana tsunami Aceh pada akhir Desember 2024.

Hari kedua setelah terjadi bencana tsunami, Najwa ikut bersama Wakil Presiden M Jusuf Kalla dan Ibu Negara Ani Yudhoyono terbang ke Banda Aceh. Saat turun dari pesawat, rombongan sudah disambut Mar'ie. Ternyata, hari pertama terjadi tsunami Aceh, kata dia, Mar'ie langsung terbang ke Medan dan melanjutkan perjalanan darat ke Aceh, karena pesawat saat itu belum bisa mendarat akibat bandara rusak.

"Saya meliput kerja-kerja Pak Mar'ie lewat misi kemanusiaan karena jadi ketua umum PMI, bagaimana kerja-kerja kemanusiaan ketika beliau menangani bencana tsunami Aceh, bencana kemanusiaan terdahsyat abad ini," kata Najwa.

Mantan menteri ESDM Sudirman Said juga memiliki berbagai kenangan positif dengan Mar'ie, khususnya ketika aktif di MTI. Menurut dia, Mar'ie memiliki kepedulian dalam bidang pemberantasan korupsi di Indonesia. Dalam suatu waktu, MTI kehabisan dana operasional dalam membahas pembentukan KPK. Namun, Mar'ie memilih ingin menjual mobilnya agar MTI bisa tetap berjalan normal.

Sudirman sempat tidak setuju dengan keputusan itu. Dia beralasan, jangan sampai keluarga Mar'ie malah kesusahan lantaran mobil yang dimiliki dijual. Sikap Sudirman itu malah membuat Mar'ie marah. Dia pun diultimatum jika tak setuju lagi, keduanya akan berpisah jalan. Dari momen itu, Sudirman mengambil pelajaran tentang konsistensi perjuangan Mar'ie dalam merancang lahirnya KPK.

Adapun buku Mr Clean Mar'ie Muhammad diterbitkan Mizan yang terdiri 325 halaman. "Sepak terjang, kiprah, dan keteladanan beliau...sangat legendaris. Integritas dan kesederhanaan merupakan nilai yang bisa kita teladani dari Bapak Mar'ie Muhammad," kata Sri dalam testimoninya di buku ini.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler