Rencana Perundingan Perdamaian Rusia dan Ukraina, Rupiah Dapat Sentimen Positif

Rupiah melemah hingga 9 poin atau 0,05 persen menjadi Rp 16.237 per dolar AS.

Republika/Thoudy Badai
Petugas menghitung uang dollar AS di tempat penukaran valuta asing.
Red: Ahmad Fikri Noor

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Analis mata uang Doo Financial Futures Lukman Leong memperkirakan nilai tukar (kurs) berkonsolidasi dengan potensi menguat terbatas terhadap dolar Amerika Serikat (AS).

Baca Juga


“Rupiah diperkirakan berkonsolidasi dengan potensi menguat terbatas terhadap dolar AS yang masih tertekan oleh harapan pada perundingan untuk perdamaian perang Rusia-Ukraina,” ungkap Lukman Leong di Jakarta, Selasa (18/2/2025).

Dalam sebuah laporan, disebutkan bahwa Pejabat senior Pemerintah AS akan bertemu dengan para pejabat Rusia untuk membahas perdamaian Ukraina.

Mereka yang akan mewakili AS di antaranya Penasihat Keamanan Nasional AS Mike Waltz, Menteri Luar Negeri Marco Rubio, dan Utusan Khusus Timur Tengah Steve Witkoff akan menuju Arab Saudi untuk bertemu pejabat senior Rusia. Menurut sumber tersebut, pertemuan akan dilakukan dalam beberapa hari ke depan.

Sebelumnya pada Rabu (12/2/2025), Presiden AS Donald Trump mengatakan setuju untuk segera memulai perundingan yang mengakhiri perang selama tiga tahun di Ukraina, usai berbicara dengan Presiden Rusia Vladimir Putin. Trump juga membahas hal tersebut dengan Presiden Ukraina Volodymyr Zelenskyy.

Sementara itu, para pemimpin Eropa menuntut agar dilibatkan dalam perundingan apa pun mengenai masa depan Ukraina. Namun, utusan Khusus Trump untuk Rusia dan Ukraina, Keith Kellogg, menyatakan Eropa kemungkinan tidak akan dilibatkan dalam pembahasan tersebut.

“Belum ada detail mengenai perundingan karena masih tahap awal, meski kemungkinan besar tidak akan melibatkan Inggris maupun EU (European Union/Uni Eropa),” ucap Lukman.

Di samping itu, indeks dolar sendiri terpantau data di tengah perdagangan yang sepi karena Hari Presiden di AS.

Berdasarkan berbagai faktor tersebut, dia memperkirakan kurs rupiah berkisar Rp 16.150-Rp 16.250 per dolar AS.

“(Untuk) sentimen dalam negeri belum bagus, walau data (neraca) perdagangan kemarin (Senin 17/2) menunjukkan surplus yang lebih besar, namun hal ini disebabkan oleh impor yang jauh di bawah perkiraan mencerminkan permintaan domestik yang lemah.

Demikian juga ekspor yang juga di bawah harapan, mencerminkan permintaan eksternal yang juga lemah,” kata dia.

Nilai tukar rupiah (kurs) pada pembukaan perdagangan hari Selasa di Jakarta melemah hingga 9 poin atau 0,05 persen menjadi Rp 16.237 per dolar Amerika Serikat (AS) dari sebelumnya Rp 16.228 per dolar AS.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler