Kursi Partai Demokrat Turun, AHY Salahkan Gerakan Pengambialihan Partai

AHY sebut GPKPD membuat posisi Demokrat menjadi rentan.

 Dok Republika
Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono bersama Ketua Majelis Tinggi Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono menghadiri Kongres ke-VI Partai Demokrat di Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).
Rep: Bayu Adji P  Red: Teguh Firmansyah

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketua Umum Partai Demokrat mengungkapkan penyebab perolehan kursi partainya di DPR RI mengalami penurunan. Menurut dia, salah satu alasan kursi partai berlambang bintang merci itu menurun adalah adanya gerakan pengambilalihan kepemimpinan Partai Demokrat (GPKPD) yang terjadi sejak 2021.

Baca Juga


AHY menyatakan, Partai Demokrat dapat meraih 54 kursi DPR pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2019. Namun, pada Pemilu 2024, perolehan kursi DPR untuk partainya berkurang menjadi 44 kursi.

Menurut dia, adanya GPKPD yang terjadi membuat posisi Partai Demokrat menjadi rentan. Apalagi, ketika itu Partai Demokrat sedang melakukan persiapan untuk melaksanakan Pemilu 2024.

"Jadi memang ketika kita menghadapi gangguan GPKPD tentu kita dianggap rentan. Status kita masih dipertanyakan," kata dia dalam pidatonya saat pembukaan Kongres ke-VI Partai Demokrat di Ritz-Carlton, Pasific Place, SCBD, Jakarta Selatan, Senin (24/2/2025).

AHY mengungkapkan, ketika itu orang-orang yang hendak bergabung dengan Partai Demokrat khawatir kursi kepemimpinan akan berubah karena adanya GPKPD. Alhasil, orang-orang itu memilih mengurungkan niat untuk bergabung dengan Partai Demokrat.

"Jadi saya juga salut kepada yang masih bersama kita, berarti punya keberanian dan kecintaan yang luar biasa. Ini enggak kleng-kaleng kesetiannya, karena kalau tidak kuat, tidak berani, pasti mundur," kata dia.

Selain itu, AHY menyatakan, posisi Partai Demokrat yang berada di luar pemerintahan membuat pimpinan tidak mudah bergerak. Ia mengakui, banyak pihak yang menunjukkan simpatinya kepada Partai Demokrat yang ketika itu mengalami gangguan. Namun, posisi partai yang berada di luar kekuasaan membuat mereka tidak bisa berbuat banyak untuk membantu.

 

"Karena kita berada di luar pemerintahan, maka dunia profesional, dunia usaha, juga mikir-mikir lagi. Tidak apa-apa, kita tidak usah kecil hati, itu sudah kita lewati, dan tentunya mudah-mudahan setelah ini adalah sesutau yang lebih baik," ujar AHY.

Ia menambahkan, kondisi Partai Demokrat yang ditinggal oleh Koalisi Perubahan juga memberikan dampak terhadap perolehan kursi di DPR. Apalagi, ketika itu Partai Demokrat sudah banyak melakukan sosialisasi agar masyarakat memilih Anies Baswedan untuk menjadi presiden.

"Tapi cukup dua minggu bingungnya, kenapa cuma dua minggu? Waktu yang tersedia memang sempit, tapi Allah memberikan jalan kepada kita menentukan pilihan tang lebih baik daripada itu," kata dia.

Dengan segala lika-liku yang dilalui, Partai Demokrat bisa tetap eksis. Bahkan, saat ini Partai Demokrat dinilai lebih baik karena berhasil memenangkan Prabowo Subianto menjadi Presiden.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler