Sedang Mengalami Masa Sulit? Renungkan Doa Ini

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Saat menghadapi masa sulit, sering kali kita merasa sendirian dan kehilangan arah. Di musim banjir sekarang ini, masyarakat pun banyak yang menghadapi kesulitan. Barang-barang berharga di dalam rumahnya hilang tak tersisa.

Namun, sebagai seorang muslim, kita diajarkan bahwa Allah selalu bersama hamba-Nya, terutama mereka yang sabar dan berdoa.

Dalam Alquran, Allah SWT berfirman,

لَا يُكَلِّفُ اللّٰهُ نَفْسًا اِلَّا وُسْعَهَا ۗ لَهَا مَا كَسَبَتْ وَعَلَيْهَا مَا اكْتَسَبَتْ ۗ رَبَّنَا لَا تُؤَاخِذْنَآ اِنْ نَّسِيْنَآ اَوْ اَخْطَأْنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تَحْمِلْ عَلَيْنَآ اِصْرًا كَمَا حَمَلْتَهٗ عَلَى الَّذِيْنَ مِنْ قَبْلِنَا ۚ رَبَّنَا وَلَا تُحَمِّلْنَا مَا لَا طَاقَةَ لَنَا بِهٖۚ وَاعْفُ عَنَّاۗ وَاغْفِرْ لَنَاۗ وَارْحَمْنَا ۗ اَنْتَ مَوْلٰىنَا فَانْصُرْنَا عَلَى الْقَوْمِ الْكٰفِرِيْنَ

Artinya: "Allah tidak membebani seseorang, kecuali menurut kesanggupannya. Baginya ada sesuatu (pahala) dari (kebajikan) yang diusahakannya dan terhadapnya ada (pula) sesuatu (siksa) atas (kejahatan) yang diperbuatnya. (Mereka berdoa) “Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau hukum kami jika kami lupa atau kami salah. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau bebani kami dengan beban yang berat sebagaimana Engkau bebankan kepada orang-orang sebelum kami. Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau pikulkan kepada kami apa yang tidak sanggup kami memikulnya. Maafkanlah kami, ampunilah kami, dan rahmatilah kami. Engkaulah pelindung kami. Maka, tolonglah kami dalam menghadapi kaum kafir.” (Al-Baqarah [2]:286)

Dilansir dari Aboutislam, Rabu (5/3/2025), doa yang dipanjatkan dalam ayat ini kerap diamalkan agar Allah tidak menimpakan kepada orang-orang mukmin ujian yang berat dan kesusahan yang mengerikan sebagaimana yang dialami oleh para pendahulu mereka.

Sudah menjadi hukum Allah bahwa barangsiapa yang bertekad mengikuti kebenaran dan kebaikan akan menghadapi ujian dan cobaan, maka kewajiban orang yang beriman adalah menghadapinya dengan kesabaran dan ketabahan.

Di samping itu, orang yang beriman hendaknya senantiasa berdoa agar Allah memudahkan jalannya menapaki jalan kebenaran dan keadilan.

Orang-orang beriman berdoa kepada Allah agar tidak memberikan beban di luar kemampuan mereka. Mereka memohon kepada Allah agar hanya memberikan ujian yang dapat membuat mereka menang.

Ini adalah permohonan yang tulus agar kesulitan yang mereka tanggung tidaklah terlalu berat.

Untuk memahami sepenuhnya makna doa ini, perlu diingat bahwa ayat-ayat ini diturunkan pada saat Nabi wafat, setahun sebelum hijrahnya ke Madinah. Saat itu pertikaian antara Islam dan kekufuran telah mencapai puncaknya.

Tidak hanya di Makkah, tetapi di seluruh jazirah Arab, kehidupan menjadi sangat sulit bagi mereka yang ingin mengikuti agama Allah. Dalam keadaan seperti ini, kaum Muslim pun belajar bagaimana cara berdoa kepada Tuhan mereka.

Jelaslah bahwa jika Sang Pemberi Doa sendiri memberi tahu seseorang bagaimana cara menyampaikan permohonannya, maka permohonan tersebut hampir dapat dipastikan akan dikabulkan. Oleh karena itu, doa ini sangat menguatkan hati kaum Muslim.

Lebih jauh, doa ini secara implisit juga mengajarkan umat Islam untuk tidak membiarkan perasaan mereka mengalir melalui jalur yang tidak diinginkan. Sebaliknya, mereka harus membentuknya menjadi doa kepada Tuhan mereka.

Pikirkanlah kekejaman yang menyayat hati yang dihadapi kaum Muslim karena pengabdian mereka kepada Kebenaran, lalu perhatikanlah isi doa ini.

Pertimbangkanlah penderitaan fisik dan kerugian materi yang diderita kaum Muslim, lalu perhatikanlah bagaimana doa ini tidak mengandung sedikit pun ambisi duniawi.

Bandingkanlah penderitaan para penyembah Kebenaran ini dengan perasaan murni dan luhur yang meluap dalam doa ini.

Perbandingan ini akan memungkinkan kita untuk menghargai hakikat pelatihan spiritual dan moral yang diberikan kepada orang-orang beriman.

Ikuti Whatsapp Channel Republika