Harga Cabai Masih 'Pedas', Sempat Menyentuh Rp 120 Ribu per Kg di Semarang

Harga bawang merah juga mengalami kenaikan signifikan.

Kamran Dikarma/Republika
Pedagang sayur di Pasar Peterongan, Kota Semarang, Jawa Tengah, Rabu (5/3/2025).
Rep: Kamran Dikarma Red: Mas Alamil Huda

REPUBLIKA.CO.ID, SEMARANG -- Harga cabai di Kota Semarang, Jawa Tengah, masih berada di kisaran Rp 100 ribu per kilogram (kg) pada Rabu (5/3/2025). Menurut pedagang, kenaikan harga cabai disebabkan karena stok barang yang terbatas.

Baca Juga


"Cabai rawit merah hari ini masih Rp 100 ribu. Kemarin sempat Rp 120 ribu (per kg)," kata Tuminah (50 tahun), pedagang di Pasar Peterongan, saat ditemui Republika, Rabu (5/3/2025).

Menurut Tuminah, jenis cabai lainnya, yakni cabai rawit hijau dan cabai merah keriting juga mengalami kenaikan. "Cabai rawit hijau kemarin Rp 90 ribu (per kilogram), tapi sekarang Rp 80 ribu," ucapnya.

Sementara harga cabai merah keriting masih berkisar Rp 80 ribu per kilogram. Tuminah biasanya menjual cabai jenis tersebut antara Rp 60-Rp 70 ribu per kg.

Dia mengungkapkan, melambungnya harga cabai rawit merah beberapa hari terakhir disebabkan oleh keterbatasan pasokan. "Enggak ada stok. Cuaca juga sepertinya pengaruh," kata Tuminah.

Tuminah mengatakan, harga bawang merah juga mengalami kenaikan signifikan. "Hari ini bawang merah Rp 50 ribu (per kg). Harga normalnya Rp 40 ribu," ujarnya.

Namun Tuminah berpendapat, besok atau lusa harga cabai pasti akan berangsur turun. Hal itu karena suplai sudah mulai lancar.

Sementara itu harga cabai di Pasar Gayamsari sudah mengalami penurunan. "Harga cabai rawit merah kemarin tembus Rp 100 ribu per kilonya. Sekarang sudah Rp 85 ribu (per kilogram)," kata Kamila (51 tahun), pedagang di Pasar Gayamsari.

Dia mengungkapkan, harga cabai rawit hijau juga mengalami kenaikan signifikan hingga menyentuh Rp90 ribu per kilogram. Saat ini harga cabai jenis tersebut yakni Rp 75 ribu. "Biasanya saya jual antara Rp 60 atau Rp 70 ribu per kilo," ucap Kamila.

Menurut Kamila, kenaikan harga cabai disebabkan berkurangnya pasokan. "Kayaknya kemarin hari pertama puasa itu para petaninya enggak manen. Pada libur. Jadi stoknya terbatas," katanya.

Kepala Bidang Pengembangan Perdagangan dan Stabilisasi Harga Dinas Perdagangan Pemkot Semarang, Siti Arkunah, mengatakan, melambungnya harga cabai di wilayahnya disebabkan karena adanya perubahan alur suplai.

"Yang menyebabkan kenaikan itu pasokan barang lebih sedikit karena barang-barang itu (dikirim) ke luar, ke Jakarta, luar Pulau Jawa. Yang masuk ke Semarang lebih sedikit, karena harga di kota lain, seperti Jakarta, lebih tinggi," kata Siti.

Namun Siti menyampaikan bahwa harga cabai di pasar-pasar induk di Kota Semarang, seperti Pasar Johar dan Pasar Karang Ayu, harga cabai sudah mengalami penurunan. "Kalau Pasar Karang Ayu dan Pasar Johar, kemarin termahal itu Rp 85 ribu (per kilogram)," ucapnya.

Menurut dia, komoditas yang harganya masih cukup tinggi justru bawang merah. "Kemarin yang agak tinggi itu bawang merah, antara Rp 50-Rp 60 ribu per kilo. Itu naiknya sekitar Rp 12 ribuan per kilonya," ujar Siti.

Dia mengatakan, Pemkot Semarang akan terus melakukan pemantauan harga barang-barang, termasuk cabai, di pasar. "Kalau harganya terus naik, kami akan segera lakukan operasi pasar. Tapi kalau harganya terus berangsur turun, berarti kenaikan harga disebabkan karena permintaan di hari itu banyak, sementara pasokannya sedikit," ucapnya.

Permintaan tinggi

 

Gubernur Jawa Tengah (Jateng) melakukan pemantauan harga barang di Pasar Pagi Pecangaan, Desa Pecangaan Kulon, Kecamatan Pecangaan, Kabupaten Jepara, pada Selasa (4/3/2025). Seusai melakukan pemantauan, dia mengakui terdapat sejumlah komoditas yang mengalami kenaikan harga.

"Dua bahan pokok naik, bawang merah dan bawang putih. Kenaikan tidak terlalu signifikan," ujar Luthfi.

Menurut Luthfi, kenaikan harga itu terjadi karena meningkatnya permintaan. Kendati demikian, dia menilai angka kenaikan harga masih di ambang batas wajar.

Luthfi mengaku sudah memerintahkan organisasi perangkat daerah (OPD) terkait untuk memantau harga barang kebutuhan pokok dan barang penting (Bapokting) secara harian. Hal itu guna mendeteksi jika terjadi gejolak harga pangan maupun kelangkaan ketersediaan atau stok di masyarakat.

Luthfi pun melibatkan Polda Jateng untuk mengawasi proses distribusi bahan-bahan pokok. "Untuk pantauan, kita kerja sama dengan Polda Jateng agar tak ada penimbunan," ujarnya.

Kepala Dinas Ketahanan Pangan Pemprov Jateng Dyah Lukisari mengatakan, sejumlah bahan pangan di Jepara memang mengalami kenaikan. Mereka antara lain bawang merah, yang semula harganya Rp 36 ribu per kg, naik menjadi Rp 40 ribu per kg.

Menurut Dyah, harga telur pun naik dari Rp 26 ribu per kg menjadi Rp 29 ribu per kg. "Kenaikan harga ini salah satunya karena kenaikan konsumsi di bulan puasa ini. Bukan hanya konsumsi untuk pribadi, tapi juga karena banyaknya umat muslim yang berbagi makanan saat bulan puasa ini," kata Dyah.

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler