Tips Puasa agar Badan Tetap Sehat, Berat Badan Berkurang

Puasa merupakan ibadah yang dilakukan para nabi dahulu.

ANTARA FOTO/Anis Efizudin
Sejumlah santri mengaji kitab hadits Arbain Nawawi saat ngabuburit mengaji kitab kuning di kompleks Pondok Pesantren Al Musthofa Tebuireng 16 Wadas, Kandangan, Temanggung, Jawa Tengah, Kamis (6/3/2025). Selama bulan Ramadhan di ponpes tersebut santri diwajibkan mengikuti program Ngabuburit Ngaji Kitab Kuning berjudul Arbain Nawawi dan Nashoihul Ibad untuk menambah pengetahuan tentang ilmu adab dan tasawuf sekaligus mengisi waktu menjelang berbuka puasa.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Berpuasa tak sekadar untuk beribadah menggugurkan kewajiban. Di balik ibadah ini terdapat kebiasaan yang baik untuk menekan berat badan asalkan dilakukan dengan cara yang tepat.

Baca Juga


Ahli Gizi dan Konten Kreator Healthy Lifestyle, Putri MJ mengatakan, ada beberapa hal yang harus dijalankan selama puasa menyoal makanan yang dikonsumsi. Agar tubuh tetap bugar, ia memaparkan empat hal yang perlu diperhatikan dan dijalankan dengan konsisten selama puasa. 

1. Jangan skip sahur

Usahakan sahur dengan mengonsumsi real food atau makanan yang masih dalam bentuk alaminya. Ia menegaskan, jangan mengonsumsi makanan yang sudah diolah berkali-kali.
 
“Contohnya, dari pada makan mie instan untuk sahur, lebih baik makan nasi sama lauk yang proper kayak telur, ayam, atau sumber protein lainnya, sama sayur. Jadi tetap makan gizi seimbang selama sahur. Hindari makanan olahan saat sahur,” ungkap Putri beberapa waktu lalu.

2. Hindari gorengan saat berbuka 

Dalam keadaan perut kosong, disarankan lebih baik memakan makanan yang rendah lemak dulu, seperti es buah atau buah segar, kurma, dan minum air putih. “Baru nanti dijeda, lalu makan makanan berat. Jangan kalap makan saat buka puasa,” kata Putri.

3. Tetap olahraga atau beraktivitas 

Waktu olahraga yang baik saat Ramadhan adalah mendekati buka puasa agar tidak dehidrasi, atau setelah buka puasa agar memiliki energi. “Jadi kalau puasa mau olahraga ada dua pilihan waktu ya, mendekati buka atau setelah buka,” ucap Putri yang juga penulis buku The Basic Nutrition & Diet.

 

4. Minum suplemen

Minum suplemen ini diperlukan, jika pemenuhan gizi dari makanan masih belum tercukupi. “Jadi, suplemen itu lebih baik kita konsumsi ketika kita tidak dapat memenuhi zat gizi yang kita butuhkan dari makanan,” kata dia.
 
Misalnya, ketika menstruasi sebulan sekali, perempuan perlu meminum suplemen penambah darah. Atau ketika puasa sedang tidak fit dan butuh asupan vitamin C, ini sebenarnya bisa didapat dari sayur dan buah. Tapi jika memang butuh vitamin C dengan dosis lebih tinggi, maka bisa konsumsi suplemen.
 
Lantas, apakah ketika berpuasa bisa sembari diet, khususnya bagi mereka yang sudah memasuki kategori obesitas? Putri mengatakan, sangat bisa. Asalkan, harus tetap memperhatikan asupan saat berbuka puasa dan sahur.
 
Jika ingin berbuka dengan minuman manis instan, ini boleh saja, tapi tetap harus mengikuti anjuran Kemenkes dengan membatasi asupan gula yang tidak boleh lebih dari 50 gram per hari. Sebenarnya, alasan harus mengonsumsi yang manis karena gula lebih cepat diserap tubuh untuk menghasilkan energi, maka disarankan konsumsi saja gula alami.

“Gula kan sumber energi yang cepat diserap, jadi cepat banget buat ganti energi kita setelah seharian puasa. (Minuman manis instan) yang penting tidak dikonsumsi berlebihan. Tapi yang recomended adalah makanan alami yang sudah mengandung gula, seperti kurma dan buah-buahan,” papar Putri.
 
Berat badan tidak akan turun apabila menjalani puasa tapi kalori yang dimakan masih banyak. Mungkin banyak yang merasa hanya makan dua kali selama Ramadhan, berat badan pasti turun, padahal belum tentu.
 
“Karena makan dua kali pun bisa over konsumsi kalori, ketika kita tidak memilih bahan makanan yang tepat dan tidak memperhatikan porsi makanan yang tepat. Puasa bisa menjadi momen turun berat badan, asalkan pemilihan makanan, porsinya, dan kalorinya terukur,” kata Putri.

Cara menurunkan berat badan

Bagi orang yang merasa dirinya kelebihan berat badan, mungkin masih bertanya-tanya bagaimana cara mengupayakan pengurangan bobot tubuh yang tepat. Para pakar membagikan rekomendasi terkait upaya penurunan berat badan dengan cara yang sehat dan juga positif.

Dokter umum asal Inggris, Natasha Larmie, menyarankan untuk tidak fokus pada upaya diet, namun lebih memusatkan perhatian pada membiasakan gaya hidup sehat. Dengan begitu, berat badan akan turun dengan sendirinya tanpa terpaku pada diet terus-menerus. 

 

Larmie menjalankan blog tentang masalah berat badan bernama "The Fat Doctor". Agar seseorang bisa memiliki kesehatan yang baik, secara fisik, mental, maupun emosional, Larmie mengatakan memang ada upaya tertentu yang harus dilakukan.

"Salah satunya, berhati-hatilah dengan apa yang Anda makan. Pastikan Anda mendapat nutrisi yang baik dan memiliki hubungan yang sehat dengan makanan," ungkap Larmie.

Namun, dalam kasus yang sudah perlu mendapat tindakan cepat, Larmie sepakat bahwa orang yang mengidap obesitas perlu fokus pada penurunan berat badan. Larmie mengatakan, obesitas tidak terbukti menyebabkan penyakit, namun merupakan faktor risiko penyakit.

Sebuah penelitian yang diterbitkan pada Oktober 2020 menunjukkan bahwa kebiasaan gaya hidup sehat dikaitkan dengan penurunan angka kematian secara signifikan. Terlepas dari perdebatan terkait indeks massa tubuh, konsep itu tetap berguna untuk menilai aspek kesehatan tertentu. 

 

Pada Januari 2021, sebuah studi memperkuat penelitian sebelumnya yang mengaitkan obesitas dengan diabetes, tekanan darah tinggi, dan kolesterol tinggi. Akan tetapi, di studi itu disebutkan bahwa tetap aktif secara fisik, berapa pun indeks massa tubuhnya, dapat menurunkan risiko semua hal tersebut.

Ahli diet terdaftar, Shana Spence, memberi kiat berguna terkait penurunan badan yang sehat dan positif. Pakar diet yang berbasis di New York, Amerika Serikat, itu menyarankan tidak terpaku pada target angka, baik pada timbangan atau ukuran pakaian. 

Jika seseorang terlalu terpaku pada target angka, dia akan menjadi terobsesi dengan pengaturan makan dan berolahraga, sehingga kehilangan kesenangan. Itu sebabnya beberapa orang mencoba menurunkan berat badan, namun tidak berhasil atau berat badannya kembali naik.

"Secara psikologis, sebagian malah dirugikan oleh pengalaman tersebut. Misalnya, beberapa orang menjadi kurus secara tidak sehat," tutur Spence. Namun, kasus demikian memang tidak terjadi pada semua orang.

 

Personal trainer dan pelatih penurunan berat badan, Anjuli Mack, mengatakan bahwa banyak kliennya yang merasa jauh lebih baik setelah mulai menumbuhkan kecintaan pada melakukan kebiasaan yang lebih sehat. Meskipun tujuan awalnya adalah menurunkan berat badan.

Mack yang berdomisili di Selandia Baru menceritakan bahwa sejumlah kliennya ingin menurunkan berat badan agar lebih percaya diri. Dengan Mack, mereka diberi saran untuk terlebih dahulu mencintai gaya hidup sehat, termasuk mengembangkan hubungan yang lebih sehat dengan makanan dan tubuh. 

"Kebanyakan dari mereka mulai merasa lebih baik dalam dua pekan pertama dan ini tidak ada hubungannya dengan timbangan, ini tergantung pada makanan yang mereka masukkan ke dalam tubuh dan tindakan yang mereka lakukan setiap hari," kata Mack. Pada akhirnya, upaya pencapaian berat badan yang sehat bukanlah persoalan hitam-putih. Tidak ada satu pendekatan yang bisa berlaku untuk semua orang.

sumber : Antara/Dokumentasi Republika
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler