Tafsir Hadits tentang Bau Mulut Orang yang Berpuasa

Bau mulut orang yang berpuasa ini memiliki keutamaan.

Republika/ Musiron
Tafsir Hadits tentang Bau Mulut Orang yang Berpuasa. Foto: ilustrasi Bau mulut
Red: Muhammad Hafil

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Orang yang berpuasa biasanya akan mendapati kondisi bau mulut yang tidak sedap. Ini terjadi karena tubuh tidak mendapat pasokan makan dan minum sejak adzan subuh hingga adzan Maghrib.

Namun, ternyata bau mulut orang yang berpuasa ini memiliki keutamaan. Dalam sebuah hadits disebutkan:

وَلَخُلُوفُ فَمِ الصَّائِمِ أَطْيَبُ عِنْدَ اللَّهِ مِنْ رِيحِ الْمِسْك.ِ

“Sungguh bau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada bau minyak kasturi,” (HR Muslim).

Syekh Maulana Muhammad Zakariya Al Khandahlawi dalam Kitab Fadhilah Amal bab Fadhilah Ramadhan menjelaskan, ada tiga penafsiran terkait hadits tentang bau mulut orang berpuasa ini.

Pertama, bahwa di akhirat Allah akan memberikan pahala bau mulut tersebut dengan keharuman yang lebih harum dan lebih segar daripada minyak kasturi. Maksudnya telah jelas dan tidak jauh dari makna yang sebenarnya.

Penafsiran ini juga terdapat di dalam kitab Durrul Mantsur, dan terdapat riwayat yang menerangkannya dengan jelas. Oleh sebab itu, sudah tentu ini merupakan penafsiran yang paling tepat.

Kedua, pada hari kiamat, pada saat manusia dibangkitkan dari kubur, ciri-ciri orang yang berpuasa adalah bau harum yang akan keluar dari mulut mereka. Di mana, keharumannya melebih harum minyak kasturi.

Ketiga, Menurut pendapat Syekh Maulana Zakariya, penafsiran yang paling dapat diterima dari kedua penafsiran di atas adalah bahwa ketika di dunia, mau mulut orang yang berpuasa lebih harum di sisi Allah dari pada harumnya minyak kasturi.

"Ini menunjukkan kasih sayang antara Allah dengan orang yang sedang berpuasa," tulis Maulana Zakariyya.

Baca Juga


BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler