Dua Ratus Anak Gugur di Jalur Gaza

Sebanyak 70 persen dari korban luka akibat agresi Israel terbaru

AP Photo/Jehad Alshrafi
Seorang wanita membawa jenazah seorang anak ke rumah sakit Al-Ahli menyusul serangan udara Israel semalaman di Jalur Gaza, di Kota Gaza, Selasa, 18 Maret 2025.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, MOSKOW  — Sedikitnya 200 anak di Jalur Gaza meninggal sejak Selasa (18/3) akibat sederet serangan pasukan Israel, kata pejabat UNICEF di Gaza Rosalia Bollen.

Baca Juga


"Sejak penembakan parah terjadi kembali pada 18 Maret pagi sampai saat ini, lebih dari 200 anak tewas," kata Bollen kepada penyiar Al Jazeera, Kamis (20/3).

Ia menambahkan bahwa ribuan anak mengalami luka parah dan rumah sakit di Jalur Gaza kewalahan akibat pertempuran dalam beberapa hari terakhir. Bollen mencatat bahwa blokade makanan di Jalur Gaza berdampak besar bagi para penduduk di sana, yang kehilangan akses, bahkan untuk kebutuhan pokok.

Pejabat UNICEF itu mengatakan tidak ada tempat aman yang tersisa di Jalur Gaza, bahkan untuk layanan darurat sekalipun. Pasukan Israel (IDF) kembali menggempur wilayah kantong tersebut pada Selasa.

Kantor pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu mengaku kembali menyerang Jalur Gaza untuk merespons Hamas yang menolak rencana Amerika Serikat untuk memperpanjang rezim gencatan senjata dan melanjutkan pembebasan tawanan.

Sudah lebih dari 700 warga Palestina terbunuh akibat serangan udara besar-besaran Israel ke Jalur Gaza yang berlangsung sejak Selasa (18/3), demikian menurut Kementerian Kesehatan setempat.

"Jenazah 710 orang telah dievakuasi ke rumah-rumah sakit sejak Selasa, sementara sudah lebih dari 900 orang terluka," ucap juru bicara kementerian, Khalil Al-Dakran, pada Kamis.

Ella Osama Abu Dagga (25 hari) digendong oleh bibi buyutnya setelah dia ditarik dari reruntuhan menyusul serangan udara Israel yang menewaskan orang tua dan saudara laki-lakinya, di Khan Younis, Jalur Gaza selatan, Kamis, 20 Maret 2025. - (AP Photo/Abdel Kareem Hana)

 

Ia mengatakan bahwa 70 persen dari korban luka akibat agresi Israel terbaru ini adalah wanita dan anak-anak.

"Banyak dari korban luka yang meninggal dunia karena tidak mendapat pertolongan medis yang mendesak di tengah blokade Israel terhadap Gaza yang mengakibatkan kelangkaan akut obat-obatan dan peralatan penting," kata jubir kementerian itu.

Militer Zionis Israel pada Selasa melancarkan serangan udara besar-besaran secara mendadak ke Jalur Gaza, sehingga menyebabkan pupusnya kesepakatan gencatan senjata dan pertukaran tahanan yang berlangsung sejak 19 Januari 2025.

Sudah lebih dari 50.000 warga Palestina, sebagian besar adalah wanita dan anak-anak, tewas akibat agresi brutal Israel ke Gaza sejak Oktober 2023. Selain itu, lebih dari 112.000 warga lainnya terluka.

Pada November 2024, Mahkamah Pidana Internasional (ICC) mengeluarkan surat perintah penangkapan terhadap pemimpin otoritas Israel Benjamin Netanyahu dan bekas kepala pertahanan Yoav Gallant atas kejahatan perang dan kejahatan terhadap kemanusiaan di Gaza.

 

BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler