Benarkah Lailatul Qadar Hanya Bisa Diraih dengan Itikaf di Masjid?

Hukum melaksanakan itikaf adalah sunah.

Republika/Thoudy Badai
Jamaah melaksanakan shalat qiyamul lail saat beritikaf di Masjid Istiqlal, ,Jakarta, Jumat (14/4/2023) dini hari. Pada sepuluh hari menjelang berakhirnya bulan suci Ramadhan, umat muslim melakukan itikaf atau berdiam diri di masjid dengan beribadah untuk meraih malam lailatul qadar atau malam kemuliaan.
Red: A.Syalaby Ichsan

REPUBLIKA.CO.ID, Nabi Muhammad SAW biasa meningkatkan ibadah pada sepuluh hari terakhir bulan suci Ramadhan 1446 H. Kegiatan ini disebut itikaf, sebagaimana dikatakan dalam sejumlah hadis, mengenai keutamaan itikaf.

Baca Juga


Diriwayatkan dari Aisyah RA, dia berkata:

: أن النبي - صلى الله عليه وسلم - كان يعتكف العشر الأواخرمِن رَمَضَانَ حَتَّى تَوَفَّاهُ اللهُ ، ثُمَّ اعْتَكَفَ أَزْوَاجُهُ مِن بَعْدِهِ

"Nabi Muhammad saw beritikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan hingga beliau wafat, kemudian para istri beliau beri'tikaf sepeninggal beliau." (HR. Bukhari dan Muslim)

Hadis lain tentang itikaf juga diriwayatkan dari Ibnu Umar RA, yang berkata:

كان رسول اللهصلى الله عليه وسلم - يعتكف العشر الأواخر من رمضان

"Rasulullah saw beritikaf di sepuluh hari terakhir bulan Ramadhan." (HR. Bukhari dan Muslim)

Dalam hadits lain, Nabi SAW bersabda:

منْ كَانَ اعْتَكَف معي فَلْيَعْتَكِفِ العشر الأواخر

"Siapa yang ingin beri'tikaf denganku, maka lakukanlah pada sepuluh terakhir." (HR. Bukhari)

Namun apakah itikaf itu menjadi syarat meraih Lailatul Qadar? Ketua Majelis Ulama Indonesia, KH Sholahuddin Al Aiyub pernah menjelaskan, itikaf bukan menjadi satu-satunya ibadah dalam meraih Lailatul Qadar. Memperbanyak ibadah di rumah pun, bisa menjadi cara untuk meraih malam yang lebih baik dari 1.000 bulan itu.

"Fokus beribadah di rumah masing-masing, itu bisa dikategorikan sebagai qiyamullail, mendirikan (menghidupkan) malam-malam Ramadhan. Kalau di saat itu ada Lailatul Qadar, kita Insya Allah termasuk orang yang mendapatkan Lailatul Qadar itu," jelasnya.

 

Infografis Itikaf untuk Perempuan, Seperti Apa? - (Republika.co.id)

Almarhum Prof Dr Hasanuddin AF, guru besar UIN Jakarta yang pernah menjabat Ketua Komisi Fatwa MUI, juga sempat memaparkan kepada Republika bahwa di mana pun setiap Muslim berada, bisa mendapatkan malam Lailatul Qadar.

Hukum melaksanakan itikaf itu sunah dan bukan syarat untuk meraih Lailatul Qadar. "Di mana saja bisa dapat Lailatul Qadar. Jadi tidak harus di masjid, tidak harus itikaf. Mendapatkan Lailatul Qadar itu bisa di rumah, bisa di masjid," kata dia.

Namun dengan catatan, di malam tersebut menjalankan ibadah sebanyak-banyaknya dan sebaik-baiknya, seperti shalat malam dan lainnya.

Sementara itu, Ahmad Zarkasih dalam 'Meraih Lailatul Qadar: Haruskah I'tikaf' menjabarkan, keutamaan Lailatul Qadar tidak hanya dikhususkan bagi mereka yang beritikaf, tetapi siapa pun yang di malam itu melaksanakan ibadah.

Itikaf merupakan sunnah yang sangat besar pahalanya, dan Rasulullah SAW sepanjang hidupnya tidak pernah meninggalkan sunnah tersebut. Bahkan, di tahun wafatnya, beliau SAW melaksanakan itikaf di 20 hari terakhir Ramadhan.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler