Presiden Donald Trump Ngegas Ancam Bombardir, Begini Kata Pejabat Iran

Iran kecam ancaman pengeboman Presiden AS Donald Trump.

AP
Presiden Donald Trump.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Iran telah mengecam ancaman Presiden AS Donald Trump untuk melancarkan serangan militer terhadap negara itu, dan memperingatkan Washington tentang konsekuensi dari setiap agresi.

Baca Juga


Trump mengatakan pada Ahad (30/3) bahwa dia akan memerintahkan serangan militer terhadap Iran jika Teheran tidak membuat kesepakatan baru dengan Washington mengenai program nuklirnya.

"Jika mereka tidak membuat kesepakatan, akan ada pengeboman," katanya dalam sebuah wawancara dengan NBC News.

Dalam sebuah posting di X pada Senin (31/3), juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Esmaeil Baqaei mengecam komentar Trump sebagai "penghinaan yang mengejutkan" terhadap perdamaian dan keamanan internasional.

"Ancaman terbuka 'pengeboman' oleh Kepala Negara terhadap Iran ... melanggar Piagam Perserikatan Bangsa-Bangsa dan mengkhianati Pengamanan di bawah IAEA. Kekerasan melahirkan kekerasan, perdamaian melahirkan perdamaian. AS dapat memilih jalannya... dan [menghadapi] KONSEKUENSI," tulis Baqaei.

Sebelumnya, Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Seyyed Ali Khamenei memperingatkan bahwa jika Washington melakukan tindakan permusuhan terhadap Iran "dia pasti akan menerima pukulan berat sebagai balasannya."

Trump mengirim surat ke Iran melalui utusan dari Uni Emirat Arab (UAE) pada 12 Maret, meminta agar negosiasi dibuka untuk mencapai kesepakatan.

Pada 4 Februari, presiden AS itu telah menandatangani memorandum presiden untuk memulihkan kebijakan permusuhan dari masa jabatan pertamanya dengan "tekanan maksimum" terhadap Iran. Saat itu, dia telah menarik diri dari kesepakatan multinasional dengan Iran.

Iran, yang telah menyampaikan tanggapannya terhadap surat Trump melalui Oman, telah mengesampingkan negosiasi langsung dengan Washington di bawah tekanan tetapi mengatakan terbuka untuk pembicaraan tidak langsung.

Jika tolak perundingan nuklir

Presiden AS Donald Trump mengancam akan mengebom Iran secara besar-besaran jika negara itu menolak terlibat dalam perundingan nuklir dengan Amerika Serikat.

Pernyataan itu menjadi ancaman Trump paling keras terhadap Iran sejak dia menjadi Presiden AS Januari lalu.

"Jika tidak ada kesepakatan, akan terjadi pengeboman. Pengeboman, yang belum pernah mereka alami sebelumnya, akan terjadi," kata dia dalam wawancara bersama NBC News pada Ahad (30/3).

Sebelumnya pada hari yang sama, Presiden Iran Masoud Pezeshkian dikabarkan menolak bernegosiasi langsung dengan AS terkait program nuklir.

Dia juga memastikan bahwa Iran telah mengirimkan tanggapan resmi terhadap surat Trump kepada Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei, yang berisi permintaan untuk berunding secara langsung.

 

Namun, Pezeshkian menyatakan bahwa pihaknya tidak menutup kemungkinan untuk melakukan negosiasi secara tidak langsung.

Sudah berbulan-bulan Trump berupaya menekan Iran secara terbuka untuk mau melakukan negosiasi langsung dan sempat mengisyaratkan balasan yang "sangat buruk" jika Iran menolak.

Selama masa jabatan pertamanya sebagai presiden, Trump secara sepihak menarik AS dari perjanjian nuklir 2015 antara negara-negara adidaya dan Iran, yang dikenal sebagai Rencana Aksi Komprehensif Bersama. Dia lalu memberlakukan lagi beragam sanksi terhadap Iran.

Meski sempat mematuhi kesepakatan nuklir itu selama setahun setelah AS mundur, Iran berangsur-angsur mengurangi komitmennya dengan dalih bahwa pihak-pihak lain dalam kesepakatan itu gagal melindungi kepentingan Iran.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti Serial Sejarah dan Peradaban Islam di Islam Digest , Klik di Sini
Berita Terpopuler