Perumpamaan Sifat Abu Bakar, Sahabat yang Paling Dicintai Nabi

Sifatnya diumpamakan dengan Nabi Ibrahim dan Nabi Isa.

Republika/Muhyiddin
Pengunjung berjalan di Jabal Malaikat di Badar, Arab Saudi. Abu Bakar memberikan saran kepada Nabi SAW perihal para tawanan Perang Badar.
Rep: Fuji EP Red: Hasanul Rizqa

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Ketika kaum Muslimin mendapatkan kemenangan dalam Perang Badar dan pulang ke Madinah, Nabi Muhammad SAW mengumpulkan para sahabat untuk dimintai pendapat tentang apa yang harus dilakukan terhadap para tawanan perang.

Baca Juga


Abu Bakar Ash-Shiddiq Radhiyallahu anhu berkata, "Wahai Rasulullah, mereka (tawanan perang) masih kerabat kita. Kenapa kita tidak mengarahkan mereka membayar tebusan saja? Tebusan itu nanti dapat kita manfaatkan sebagai bekal untuk memperkuat pasukan Islam. Mudah-mudahan Allah memberi petunjuk kepada mereka, sehingga mereka menjadi pendukung kita."

Nabi Muhammad SAW berkata, "Bagaimana menurut kamu, wahai Umar bin Khattab?”

Karena Umar bin Khattab adalah orang yang keras dan tegas dalam memegang kebenaran.

Umar bin Khattab langsung berkata, "Demi Allah, aku tidak sependapat dengan Abu Bakar. Menurutku, sebaiknya engkau biarkan kami membunuh mereka semua, meski mereka ada ikatan kekerabatan dengan kami, seperti aku terhadap si fulan (kerabat dekat Umar), Ali bin Abi Thalib kepada saudaranya, Hamzah kepada saudaranya, Abbas, dan lain sebagainya. Semua ini dilakukan supaya mereka sadar bahwa tidak ada ampunan bagi orang-orang yang menyekutukan Allah, apalagi mereka adalah para pemimpinnya."

Sementara Abdullah bin Rawahah berpendapat, “Wahai Rasulullah, menurutku sebaiknya mereka (tawanan perang) dijebloskan saja ke dalam lembah yang penuh dengan kayu bakar, lalu bakarlah mereka."

Nabi Muhammad SAW kemudian menghentikan musyawarah tersebut untuk sementara dan masuk ke rumah. Tidak lama kemudian Nabi Muhammad SAW keluar dan para sahabat saat itu terpecah menjadi tiga pendapat. Yaitu pendapat Abu Bakar, Umar bin Khattab, dan Abdullah bin Rawahah.

Kemudian Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya Allah Maha Kuasa melunakkan hati seseorang sehingga menjadikannya lebih lembut dari air susu. Allah juga Maha Kuasa mengeraskan hati seseorang, sehingga menjadikannya lebih keras daripada batu."

"Adapun kamu, wahai Abu Bakar, hati kamu lembut seperti lembutnya hati Nabi Ibrahim 'alaihis salam yang berkata (kepada kaumnya), 'Bahwa barangsiapa yang mengikutiku, sesungguhnya dia termasuk golonganku, dan barangsiapa yang mendurhakaiku, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang.'"

"Sifat kamu juga halus seperti Nabi Isa 'alaihis salam yang berdoa (kepada Allah tentang kaumnya), 'Jika Engkau menyiksa mereka, sesungguhnya mereka adalah hamba-hamba-Mu, dan jika Engkau mengampuni mereka, sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.'"

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Adapun kamu, wahai Umar, seperti Nabi Nuh 'alaihis salam yang mengatakan bahwa ya Tuhanku, janganlah Engkau biarkan seorang pun di antara orang-orang kafir itu tinggal di atas bumi. Juga seperti Nabi Musa 'alaihis salam yang mengatakan bahwa Ya Tuhan kami, binasakanlah harta benda mereka, dan kuncilah hati mereka, maka mereka tidak beriman hingga mereka melihat siksaan yang pedih."

Nabi Muhammad SAW bersabda, "Sesungguhnya kalian mempunyai kewajiban dan membutuhkan harta. Maka, janganlah kalian lepaskan mereka, kecuali membayar tebusan atau (jika tidak membayar tebusan) mengeksekusi mereka."

Rasulullah SAW akhirnya memilih pendapat Abu Bakar.

Yuk koleksi buku bacaan berkualitas dari buku Republika ...
Berita Terpopuler