Siap Hadapi Serangan Amerika, Iran: 'Iblis' Inginkan Konfrontasi Langsung di Laut

Iran bersiap hadapi serangan militer Amerika.

Garda Revolusi Iran.
AP/Vahid Salemi
Garda Revolusi Iran.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, TEHERAN -- Panglima Angkatan Laut Iran, Laksamana Muda Shahram Irani menegaskan, kekuatan angkatan laut dan pertahanan negaranya sudah lebih kuat dari sebelumnya. Dia pun memperingatkan bahwa setiap agresor akan dikalahkan dan ditenggelamkan di laut seperti tentara Firaun.

Baca Juga


Irani menggambarkan kekuatan angkatan laut dan kemampuan pertahanan Iran lebih kuat dari sebelumnya selama pertemuan dengan keluarga armada angkatan laut ke-86 di Bandar Abbas pada Kamis (10/4/2025).

"Saat ini, musuh memandang Angkatan Bersenjata Republik Islam Iran dan Angkatan Laut Strategis Angkatan Darat sebagai negara adidaya," ujar Irani dilansir Mehrnews pada Jumat (11/4/2025).

Dia mengibaratkan negara-negara penyerang sebagai Iblis. Karena itu, Irani yakin Allah akan membantu Iran untuk mengalahkan mereka.

"Iblis menginginkan konfrontasi langsung di laut, namun dengan pertolongan Allah, kita akan mengalahkan dan menenggelamkannya seperti halnya umat Firaun," ucap dia.

Irani juga menghubungkan keberhasilan misi kelompok angkatan laut ke-86 dengan kombinasi keahlian profesional dan kesabaran keluarga para prajurit.

"Keluarga memainkan peran penting dalam meningkatkan moral rekan-rekan saya selama menjalankan misi internasional jangka panjang dengan menanggung ketidakhadiran mereka," kata Irani.

Dia menambahkan, masyarakat internasional sekarang memandang Angkatan Laut Strategis Angkatan Darat setara dengan negara adikuasa.

 

"Upaya kawan-kawan saya telah terlihat oleh semua orang di negara ini, kawasan ini, dan dunia," ucap Irani.

"Ini telah membawa martabat dan kebanggaan bagi Iran yang kita cintai," jelas dia. 

Negosiasi terkait nuklir

Presiden Iran Masoud Pezeshkian, saat berbicara pada upacara pencapaian nuklir pada Senin (7/4/2025), mengungkapkan, negosiasi terkait nuklir tidak bisa dilakukan langsung.

Pezeshkian menegaskan, hal tersebut merujuk pada arahan Pemimpin Revolusi Islam Ayatollah Ali Khemenei mengenai hubungan dengan Amerika Serikat (AS).

Ia mengatakan, Ayatollah Khamenei telah menekankan bahwa negosiasi dengan Washington harus dilakukan secara tidak langsung, dengan bermartabat dan bangga secara nasional.

 

"Tidak dapat diterima bahwa mereka (Amerika) menjatuhkan sanksi pada semua sumber daya dan komunikasi kami, dan kemudian meminta kami untuk terlibat dalam pembicaraan di mana kami harus menerima persyaratan mereka. Kami bersedia untuk bernegosiasi — seperti yang dikatakan Pemimpin — secara tidak langsung, dengan bermartabat dan bangga secara nasional," tegas Presiden.

"Kami siap memberikan jaminan yang diperlukan bahwa kami tidak mengejar senjata nuklir. Ini telah ditinjau ribuan kali,"tambah Pezeshkian.

Mengacu pada pertemuan rutinnya dengan Pemimpin Besar, Presiden mencatat, Ayatollah Khamanei tidak pernah menentang investasi Amerika di Iran.

"Yang beliau lawan adalah kebijakan mereka yang salah. Iran bukanlah negara yang bisa dijadikan sasaran konspirasi. Mereka mencari informasi intelijen tentang rakyat kita, hanya untuk kemudian menjadikan mereka target pembunuhan,"kata dia.

Presiden mengumumkan bahwa Menteri Luar Negeri Araghchi akan terlibat dalam negosiasi tidak langsung dengan perwakilan AS pada Ahad lalu, berdasarkan arahan Pemimpin Besar.

"Posisi kami pada isu-isu tertentu — yang berulang kali ditekankan oleh Pemimpin Besar — ​​jelas dan tegas. Negosiasi akan berlangsung, dan dengan rahmat Tuhan, martabat dan kehormatan Iran akan tumbuh dari hari ke hari melalui persatuan dan solidaritas."

Reaksi Menlu Iran

Menteri Luar Negeri Iran Abbas Araghchi mengatakan pada Selasa (8/4/2025), bahwa kemungkinan kesepakatan antara Teheran dan Washington dapat dicapai — tetapi hanya jika Amerika Serikat menunjukkan kemauan politik yang tulus.

 
"Negosiasi tersebut bersifat tidak langsung, dan kami tidak berencana untuk mengubahnya menjadi negosiasi langsung, karena kami tidak menganggap tindakan langsung bermanfaat untuk tujuan negosiasi," kata Araghchi kepada kantor berita pemerintah Iran, IRNA.

"Jika pihak lain [Amerika Serikat] memiliki kemauan yang cukup, kesepakatan dapat dicapai. Pada akhirnya, seperti ungkapan terkenal — bola berada di pihak Amerika Serikat. Jika Washington datang ke Oman dengan kemauan yang cukup, kami pasti akan mencapai hasil," tegasnya.

Pernyataan Araghchi disampaikan menjelang pembicaraan tidak langsung tingkat tinggi antara kedua negara, yang dijadwalkan berlangsung di Oman pada Sabtu. Pertemuan itu juga dilaporkan oleh The New York Times, mengutip pejabat Iran yang mengetahui masalah tersebut.

Perlu dicatat bahwa Trump mengklaim pada Senin bahwa Washington dan Teheran memulai pembicaraan langsung mengenai program nuklir Iran.

sumber : Antara
BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler