Joki Bayangi Ujian Masuk Perguruan Tinggi, Kemenag: Cara Mereka Sangat Canggih

Kemenag berlakukan pengamanan berlapis cegah joki ujian masuk PTKIN.

Republika/Thoudy Badai
Ilustrasi ujian masuk perguruan tinggi. Joki kerap berkomunikasi dengan peserta untuk bantu menyelesaikan soal ujian.
Red: Erdy Nasrul

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Kementerian Agama akan memberlakukan pengamanan berlapis untuk mencegah segala bentuk kecurangan saat penyelenggaraan Ujian Masuk Perguruan Tinggi Keagamaan Islam Negeri (UM PTKIN), seperti joki hingga penggunaan alat-alat canggih.

Baca Juga


"Joki ini memang sekarang sudah banyak sekali kita temukan dan cara-cara yang sangat canggih, ya, mulai dari kacamata, bahkan ada yang melalui behel," ujar Koordinator Pokja Penjaminan Mutu UM PTKIN Zulfahmi Alwi di Jakarta, Jumat.

Kekhawatiran adanya kecurangan dan joki ini berdasarkan pada temuan saat Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025.

Panitia seleksi melaporkan ada sekitar 50 orang pelaku kecurangan dan 10 joki dalam enam hari pelaksanaan Ujian Tulis Berbasis Komputer (UTBK) 2025.

Modus kecurangan yang terjadi beragam, mulai dari pemasangan alat bantu seperti pemasangan kamera di kacamata, mikrofon dan pengeras suara di alat bantu dengar, hingga penggunaan perangkat lunak melalui aplikasi rekaman layar.

Selain itu, ada yang menggunakan aplikasi remote desktop disertai dengan pemasangan proxy pada komputer, sehingga komputer tersebut dapat terhubung dengan jaringan di luar.

Berkaca pada kasus tersebut, panitia seleksi UM PTKIN akan menggunakan beragam cara seperti penggunaan metal detector, pemeriksaan tubuh, serta barang bawaan peserta ujian.

"Jadi tentunya kita akan mengkaji lebih mendalam lagi berdasarkan temuan-temuan yang ada, langkah-langkah apa yang akan kita lakukan untuk memastikan dalam proses itu tidak ada joki lagi," ujar Zulfahmi.

Menurut dia, apabila dalam pelaksanaan masih ditemukan kecurangan, panitia telah menyiapkan sanksi seperti diskualifikasi serta melibatkan aparat penegak hukum apabila memenuhi unsur pidana.

 

 

 

"Sanksinya itu pasti, pertama kita akan memberikan sanksi akan otomatis tidak akan kita terima. Kedua, kalau itu terkait dengan masuk pidana tentunya kita akan serahkan ke penegak hukum," kata dia.

 

Koordinator Pokja Sistem Seleksi Elektronik (SSE) Haris Setiaji mengatakan terkait keamanan soal, panitia sudah menyiapkan 24 paket soal untuk menjamin keamanannya. Termasuk, jika ada calon peserta yang kebetulan sakit dibuktikan dengan dokumen sehingga tidak bisa tes di hari H, maka akan dijadwalkan ulang.

"Kita jadwalkan ulang kalau ada yang sakit, dibuktikan dengan dokumen. Pastinya, paket ujiannya lain lagi, intinya kita sudah ada 24 paket soal. Misalkan ada yang merekam paket soal 1, kita santai punya paket lainnya. Sehingga, keamanan soal bisa kita jamin," kata dia.

KPK angkat suara

Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) mengatakan bahwa kecurangan selama Ujian Tulis Berbasis Komputer-Seleksi Nasional Berbasis Tes (UTBK-SNBT) 2025 merupakan tindakan koruptif.

"Ini yang namanya koruptif. Kecurangan untuk melihat soal-soal sehingga bisa dibaca oleh orang lain," ujar Wakil Ketua KPK Ibnu Basuki Widodo di Gedung Pusat Edukasi Antikorupsi KPK, Jakarta, Jumat.

 

Tindakan koruptif tersebut diketahui olehnya usai bertemu dengan Menteri Pendidikan Tinggi, Sains, dan Teknologi (Mendiktisaintek) Brian Yuliarto di Jakarta, Senin (28/4).

Ibnu menyebutkan salah satunya ada lensa di depan kacamata, ada juga lensa yang di behel, terus ada lagi headset (perangkat jemala) yang ditanamkan di sebelah telinga. "Itu sudah ditindaklanjuti, bahkan ada yang tertangkap," jelasnya. 

Wakil Ketua KPK mengatakan bahwa pihaknya mengapresiasi Kemendiktisaintek yang dengan cepat menyikapi kecurangan UTBK-SNBT. "Jadi, dengan perkembangan teknologi, yang bersifat antikoruptif segera diatasi," katanya.

Ia lantas berharap peserta UTBK-SNBT yang mengerjakan dengan baik atau tidak koruptif dapat lulus dan menjadi calon mahasiswa.

 

 

Bagi peserta yang bertindak koruptif, kata dia, tidak lulus atau tidak diterima masuk perguruan tinggi negeri.

 

Sementara itu, Panitia Seleksi Nasional Penerimaan Mahasiswa Baru (SNPMB) 2025 pada hari Selasa (29/4) mencatat setidaknya 50 pelaku kecurangan, serta 10 joki dalam 6 hari pelaksanaan UTBK-SNBT 2025.

Mahasiswa ITB jadi joki

Institut Teknologi Bandung (ITB) membenarkan peserta ujian tulis berbasis komputer seleksi nasional berdasarkan tes (UTBK SNBT) berinisial LVN di ISBI Bandung merupakan mahasiswanya. Mereka menyerahkan sepenuhnya dugaan tindak pidana kepada kepolisian.

 

 

"ITB mengonfirmasi bahwa yang bersangkutan benar merupakan mahasiswa aktif ITB," ucap Direktur Komunikasi dan Hubungan Masyarakat ITB Nurlela Arief melalui keterangan resmi yang diterima, Kamis (1/5/2025).

 

Namun begitu, ia menuturkan peristiwa perjokian tidak terjadi di pusat UTBK SNBT di ITB. Pihaknya menyesalkan perjokian yang dilakukan oleh seorang mahasiswa yang seharusnya menjunjung tinggi etika akademik.

"Untuk itu, dengan segera kami melakukan langkah-langkah penegakan aturan akademik dan kemahasiswaan," kata dia.

Nurlaela mengatakan ITB telah membentuk komisi pelanggaran akademik dan kemahasiswaan untuk pemeriksaan lebih lanjut. Mereka bertugas memeriksa dugaan pelanggaran yang dilakukan oleh yang bersangkutan.

"Jika terbukti maka komisi akan merekomendasikan sanksi kepada Rektor ITB sesuai dengan ketentuan. Sementara itu, dugaan tindak pidana kami serahkan penanganannya kepada pihak kepolisian," kata dia.

ITB berkomitmen menjunjung tinggi nilai kejujuran, integritas, tanggung jawab akademik. Serta senantiasa berupaya menjaga kepercayaan publik dan mendorong terciptanya budaya akademik yang jujur, bersih, dan beretika.

 

Sebelumnya, dua orang joki ujian tulis berbasis komputer seleksi nasional berdasarkan tes (UTBK SNBT) berhasil diungkap saat ujian tes yang dilakukan di kampus Institut Seni Budaya Indonesia Bandung pada Jumat (25/4/2025) dan Ahad (27/4/2025) kemarin. Mereka yaitu Lucas Valentino Nainggolan dan Khamila Djibran.

Ketua Pelaksana UTBK SNBT ISBI Bandung Indra Ridwan mengatakan panitia UTBK SNBT menemukan adanya indikasi pelanggaran yang dilakukan oleh beberapa peserta. Pada sesi 6, Jumat (25/4/2025) lalu, pengawas mengenali peserta ujian yang pernah mengikuti sesi 1 pada Rabu (23/4/2025) lalu.

Selanjutnya, pengawas melakukan pengecekan pada absensi bukti hadir peserta dan rekaman kamera CCTV. Hasilnya, peserta merupakan orang yang sama pada dua sesi tersebut.

 

"Hasil pendalaman yang dilakukan oleh panitia UTBK ISBI Bandung, pelaku bernama Lucas Valentino Nainggolan. Pelaku mengakui menggantikan 3 orang peserta di ISBI Bandung," ucap Indra saat sesi konferensi pers secara daring, Rabu (30/4/2025).

 

Indra mengatakan joki tersebut menggantikan salah satu peserta asal Jawa Timur dengan pilihan program studi kedokteran di Universitas Airlangga dan Universitas Udayana.

Ia melanjutkan pada sesi 9, Ahad (27/4/2025) kemarin terjadi kecurangan yang dilakukan oleh seorang peserta. Peserta yang diketahui bernama Khamila Djibran menggantikan dua orang peserta pada sesi 9 dan sesi 2, Rabu (23/4/2025).

 

 

"Pelaku diidentifikasi bernama Khamila Djibran.Pelaku mengaku sebagai pengganti 2 orang," ucap dia.

 

Ia menyebut joki tersebut menggantikan peserta yang mengambil program studi kedokteran.

Selanjutnya, kedua pelaku diminta untuk menandatangani berita acara kecurangan dan mengakui telah menjadi joki. Dari hasil pendalaman, kedua pelaku diperintah oleh orang yang sama.

"Keduanya mengakui disuruh oleh orang yang sama yang berinisial TN," kata dia.

sumber : Antara
BACA JUGA: Ikuti News Analysis News Analysis Isu-Isu Terkini Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler