India Akui Kerugian di Udara
Pakistan sebelumnya mengekalim menembak jatuh lima jet tempur India.
REPUBLIKA.CO.ID, ISLAMABAD – Militer India mengakui kerugian udara selama operasi udara melawan Pakistan dalam beberapa hari terakhir. Sementara ketenangan terjadi di sepanjang perbatasan antara kedua negara setelah perjanjian gencatan senjata dicapai, dan kedua belah pihak saling menuduh melanggar perjanjian tersebut.
Angkatan Udara India semalam mengatakan bahwa “kerugian adalah bagian dari pertempuran,” tanpa memberikan rincian, namun menjelaskan bahwa semua pilotnya telah kembali ke rumah setelah operasi melawan Pakistan pekan lalu.
Seorang juru bicara militer Pakistan mengatakan kepada Reuters Rabu lalu bahwa lima pesawat India telah ditembak jatuh, namun India belum mengkonfirmasi hal tersebut. Empat sumber pemerintah di Kashmir yang dikelola India juga mengatakan kepada Reuters bahwa tiga jet tempur jatuh di wilayah tersebut, beberapa jam setelah India mengumumkan telah mengebom sembilan lokasi di Pakistan.
Di sisi lain, juru bicara militer Pakistan mengatakan dalam konferensi pers pada Ahad bahwa pesawat tempur telah membom 26 instalasi militer India sebelum perjanjian gencatan senjata berlaku. Sedangkan puluhan drone telah terbang di kota-kota besar India, termasuk ibu kota, New Delhi.
Sementara itu, ketenangan terjadi di perbatasan antara India dan Pakistan, beberapa jam setelah kedua belah pihak saling bertukar tuduhan melanggar gencatan senjata yang ditengahi AS yang mengakhiri konfrontasi paling kejam sejak 1999.
“Kami belum diberitahu mengenai insiden bersenjata apapun sejak pagi ini,” kata seorang perwira senior Pakistan di Muzaffarabad kepada wartawan yang tidak mau disebutkan namanya, menurut Agence France-Presse.
Ketenangan juga kembali terjadi di kota Poonch (barat laut) di India, yang rusak parah akibat penembakan oleh Pakistan, dan pasar hariannya telah dibuka kembali. “Saya merasa sangat bahagia,” kata Sohail Anjum, penjual buah berusia 15 tahun kepada AFP. Saya harap kami bisa kembali bekerja dan ketenangan akan terus berlanjut.
Selama empat hari, kedua negara bertetangga yang memiliki senjata nuklir tersebut saling menembakkan artileri, serangan pesawat tak berawak, dan serangan rudal, sehingga menimbulkan kekhawatiran bahwa situasi dapat meningkat menjadi perang skala penuh antara kedua kekuatan nuklir tersebut dan mendorong banyak negara asing untuk menyerukan pengendalian diri.
Ketegangan dimulai pada tanggal 22 April ketika Kashmir yang dikelola India menyaksikan serangan militan, yang menewaskan 26 orang di sebuah lokasi wisata. India menuduh kelompok Lashkar-e-Taiba melakukan serangan tersebut, namun Islamabad membantah terlibat dan menyerukan penyelidikan independen.
Kementerian Luar Negeri Pakistan mengumumkan bahwa Islamabad berkomitmen untuk menerapkan perjanjian gencatan senjata secara ketat dan menangani situasi tersebut secara bertanggung jawab dan menahan diri, meskipun ada yang disebut sebagai pelanggaran India di beberapa wilayah.
Kementerian Luar Negeri Pakistan menyambut baik pernyataan presiden AS mengenai hubungan Pakistan-India dan memuji peran konstruktif Washington dalam mencapai gencatan senjata dan deeskalasi.
Kementerian Luar Negeri Pakistan menyampaikan apresiasinya atas kesediaan Presiden Donald Trump untuk mendukung upaya penyelesaian sengketa Jammu dan Kashmir, dan menekankan bahwa penyelesaian konflik yang adil dan langgeng harus sesuai dengan resolusi Dewan Keamanan PBB.
Sebaliknya, pihak berwenang India mengatakan mereka akan melanjutkan konsultasi mengenai masalah ini dalam waktu dua hari. Menteri Luar Negeri India Vikram Misri mengatakan Pakistan telah melanggar gencatan senjata yang disepakati kemarin, sementara Islamabad membantah melanggar perjanjian tersebut.
Sementara itu, Presiden Amerika mengatakan dia sangat bangga dengan kepemimpinan India dan Pakistan yang kuat dan teguh, serta kekuatan dan kebijaksanaan mereka, setelah Amerika Serikat membantu mencapai keputusan bersejarah dan heroik yang menyelamatkan kedua negara dari kehancuran dan kematian jutaan orang yang tidak bersalah.
Trump memastikan negaranya akan meningkatkan perdagangannya secara signifikan dengan India dan Pakistan, meski ia belum membahas hal tersebut. Dia menekankan bahwa dia akan bekerja sama dengan India dan Pakistan untuk mencoba mencapai solusi terkait Kashmir.