Pengusaha Ini Curhat ke Pimpinan MPR
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Delegasi Kamar Dagang dan Industri (Kadin) dari berbagai daerah yang dipimpin pengusaha Zainal Bintang bertemu dengan pimpinan MPR hari ini, Senin (10/8).
Zainal Bintang mengatakan, maksud kedatangan mereka adalah untuk melaporkan musyarawah nasional luar biasa (Munaslub) yang akan dilaksanakan oleh Kadin. Munaslub tersebut bertujuan untuk memilih ketua yang baru. Ketua Kadin saat ini, Rizal Ramli akan mengundurkan diri karena memiliki jabatan rangkap, yakni sebagai Komisaris Utama PT Bank Negara Indonesia Tbk (BNI).
Selain itu, beberapa perwakilan delegasi yang datang juga menceritakan keadaan Kadin, terutama Kadin di daerah. Menurut mereka yang berasal dari daerah, selama ini Kadin kurang diperhatikan oleh pemerintah.
Kedatangan mereka diterima secara hangat oleh pimpinan MPR. Menurut Wakil Ketua MPR Oesman Sapta keberadaan Kadin diatur dalam UU Nomor 1 Tahun 1987. “Bila sudah diatur dalam Undang-Undang maka keberadaan Kadin tak bisa dimainkan dan dianggap sembarangan,” kata laki-laki yang biasa disapa Oso itu di kompleks parlemen.
Oso mengatakan, keberadaan Kadin mampu mendorong dan mendongkrak pertumbuhan ekonomi. Selain itu, Kadin juga bisa mengkritisi pemerintah dalam bidang ekonomi. Dua hal inilah, lanjutnya, yang membuat MPR memperhatikan keberadaan Kadin.
“Untuk itu Kadin harus kuat dan bermanfaat,” ujarnya.
Pendapat Oso diperkuat oleh Wakil Ketua MPR yang lain, Mahyudin. Ia mengatakan, audiensi tersebut merupakan wujud MPR menyerap aspirasi dari masyarakat. “Aspirasi dari masyarakat pengusaha,” ujar Mahyudin.
Setelah mendapat pemaparan panjang lebar dari pimpinan MPR, Zainal Bintang mengatakan, apa yang telah disampaikan pimpinan MPR tersebut harus juga sejalan dengan usaha dari organisasi pengusaha itu sendiri.
“Sesudah mendengar pesan-pesan tadi kalau kita tak bergerak, itu bukan kesalahan pimpinan MPR lagi,” kata Zainal.