Netizen Dukung Program Sosialisasi 4 Pilar MPR
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Dalam Sesi I Netizen Gathering yang dilaksanakan oleh MPR, 17 Oktober 2015, di Bogor, Jawa Barat, terjadi dinamika antar peserta diskusi yang berasal dari pelbagai komunitas netizen.
Para netizen memberikan pendapat bagaimana menyosialisasikan sebuah pesan kepada masyarakat secara efektif, efisien, dan mengena.
Dalam pertemuan tersebut para netizen berdiskusi bagaimana mereka bisa ikut mensosialisasikan 4 Pilar MPR, yakni Pancasila, UUD NRI Tahun 1945, NKRI, dan Bhinneka Tunggal Ika, kepada masyarakat dengan cara mereka lewat blog dan media sosial lainnya seperti Instagram, Path, Facebook dan sebagainya.
Untuk menyosialisasikan pesan menurut Mira Sahid, salah seorang peserta, harus menyentuh hati selain itu targetnya harus jelas. Diakui dalam menyebar pesan, media sosial sangat efektif untuk membangun kesadaran.
Untuk itulah peserta yang lain, Adit, mengusulkan dan sudah membuat web khusus yang berisi pesan-pesan Sosialisasi 4 Pilar seperti yang dikatakan Mira.
Dinamika yang terjadi dalam acara itu disambut dengan baik oleh Kepala Biro Humas Setjen MPR, Maruf Cahyono. Diakui MPR mempunyai bahasa yang kaku dalam mensosialisasikan 4 Pilar. Bahasa kaku yang disampaikan MPR kepada masyarakat itu adalah bahwa MPR adalah rumah kebangsaan, pengawal ideologi bangsa, dan penjaga kedaulatan bangsa.
Bahasa kaku seperti di atas tetap digunakan oleh MPR sampai masyarakat benar-benar paham. Bahasa kaku yang digunakan diakui sebab ini merupakan konstitusi. Dalam menyampaikan pasal-pasal konstitusi tentu harus seperti apa yang ada.