Ketua MPR: Indonesia dan Pakistan Miliki Sejarah Panjang
REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA --Ketua MPR RI Zulkifli Hasan, menerima kunjungan Duta Besar Pakistan untuk Indonesia Mohammad Aqil Nadem di ruang kerja Ketua MPR, Lantai 9 Gedung Nusantara III, Komplek Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (19/10).
Selain mengunjungi Ketua MPR, Dubes Pakistan juga berencana bertemu dengan Wakil Presiden Jusuf Kalla, Menteri Dalam Negeri Tjahjo Kumolo, serta Ketua DPD Irman Gusman.
Dalam pembicaraannya, Ketua MPR menyinggung hubungan Indonesia dan Pakistan yang sudah berjalan baik selama ini. Bahkan hubungan kedua negara memiliki sejarah panjang sejak konferensi Asia Afrika pada tahun 1955. "Kita juga mendapat bantuan dari Pakistan pada waktu itu," kata Zulkifli.
Dubes Pakistan Muhammad Aqil Nadeem mengakui, hubungan politik kedua negara juga berjalan baik selama ini. Belum lama ini, kata dia, parlemen Pakistan mengadakan kunjungan ke Indonesia. "Kita belajar pengalaman Indonesia dalam berdemokrasi," ujarnya.
Selain hubungan politik, Dubes Pakistan juga menyinggung hubungan ekonomi kedua negara. Menurut Nadeem, volume perdagangan kedua terus meningkat.
"Hubungan politik berjalan baik, perdagangan kedua negara juga meningkat," ucapnya.
Mengenai demokrasi, Zulkifli menjelaskan dalam waktu dekat ini akan menyampaikan soal Islam dan demokrasi dalam kunjungan ke Mesir dan Beirut. Dia juga mengundang parlemen Pakistan untuk datang ke Indonesia.
"Untuk melihat perkembangan demokrasi dan Islam di Indonesia secara langsung," katanya.
Sebaliknya, Dubes juga mengundang Ketua MPR untuk berkunjung ke Pakistan. Dengan kunjungan itu bisa memahami sistem pemerintahan dan demokrasi di Pakistan. "Insya Allah, saya belum pernah ke Pakistan," jawab Zulkifli.