Indonesia Dianggap Perlu Berlakukan Travel Warning Sementara ke Paris

Menara Eiffel ditutup pada hari pertama berkabung nasional di Paris, Ahad (15/11). (AP/Amr Nabil)
Rep: Eko Supriyadi Red: Winda Destiana Putri

REPUBLIKA.CO.ID, JAKARTA -- Wakil Ketua MPR RI Mahyudin mengatakan, Indonesia perlu melakukan pembatasan perjalanan ke Ibukota Prancis, Paris.

Sebab, tindakan tersebut diperlukan dalam rangka melindungi WNI di pusat kota mode dunia tersebut sampai situasi aman.



Apalagi kata dia, banyak juga warga Indonesia yang berwisata ke Paris. ''Dalam situasi ini, ada baiknya warga Indonesia untuk tidak kesana (Paris) dulu, kalau tidak terpaksa. Ada baiknya juga sementara pemerintah memberlakukan travel warning kepada warga Indonesia yang ingin bepergian ke Paris,'' kata Mahyudin kepada Republika, di Kompleks Parlemen Senayan, Jakarta, Senin (16/11).

Akibat peristiwa tersebut, dikhawatirkan muncul Islamofobia di negara tersebut. Namun, jika hal tersebut muncul terhadap segelintir orang atau masyarakat, Mahyudin bisa memakluminya.

''Itu tidak bisa dihindari. Tapi kalau pada tingkat negara tidak harus seperti itu. Karena ini hanya kegiatan radikalisme yamg mengatasnamakan Islam,'' jelasnya.

Ia mencontohkan Indonesia, negara dimana penduduknya masyoritas Islam, masyarakat cinta damai dan menghargai pluralisme. Sehingga tidak muncul fobia-fobia terhadap agama lain.

''Saya menyampaikan rasa duka jatuhnya korban akibat teroris di Paris,'' Tutup Mahyudin.

BACA JUGA: Update Berita-Berita Politik Perspektif Republika.co.id, Klik di Sini
Berita Terpopuler