Demo yang Merusak tidak Sesuai dengan Empat Pilar
REPUBLIKA.CO.ID, KENDARI -- Seluruh rangkaian kegiatan Sosialisasi Empat Pilar MPR dengan metode outbound di lingkungan perguruan tinggi se Provinsi Sulawesi Tenggara (Sultra), Ahad (17/4) malam 17 April, berakhir. Kepala Biro Persidangan dan Sosialisasi Setjen MPR Muhammad Rizal menutup secara resmi kegiatan tersebut di halaman samping Swiss-Bel Hotel Kota Kendari.
Rizal mengatakan nilai-nilai Empat Pilar punya peranan sangat penting dalam perjalanan bangsa, baik dalam konteks kekinian maupun di masa akan datang. Ia yakin, dengan bekal pengetahuan yang diperoleh, para mahasiswa mampu menghadapi berbagai tantangan masa depan. Rizal berharap, para peserta dapat membudayakan nilai-nilai Empat Pilar ini dalam kehidupan sehari-hari.
"Dengan Pancasila kita tak perlu ragu-ragu. Kalau ada budaya dari luar yang tidak dengan nilai-nilai Pancasila, kita tak ragu untuk menolaknya," harap Muhammad Rizal.
Setelah tiga hari 100 mahasiswa dari 11 perguruan tinggi se Provinsi Sultra mengikuti kegiatan ini kini harus kembali ke kampus masing-masing. Mereka pun pulang dengan membawa "beban" untuk mengaplikasikan ilmu yang mereka peroleh di tengah masyarakat dan lingkungannya.
Wakil Rektor III Bidang Kemahasiswaan dan Alumni Universitas Haluoleo Laode Ngkoimani mengatakan dengan pengetahuan yang peserta peroleh selama mengikuti sosialisasi Empat Pilar, ia tak lagi ingin mahasiswa peserta sosialisasi ini ikut demo sampai mengganggu aktivitas warga masyakarat.
"Itu tidak sesuai dengan nilai-nilai Empar Pilar," kata Laode Ngkoimani.
Pagi hingga sore hari, sebelum kegiatan ini ditutup, para peserta mengaplikasikan nilai-nilai luhur Empat Pilar yang terkandung dalam materi outbound melalui berbagai permainan. Kegiatan ini berlangsung di lapangan Kampus Universitas UHO, Kendari. Peserta berjumlah 100 orang terbagi dalam lima kelompok harus mengikuti beberapa permainan yang di dalamnya mengandung nilai-nilai Empat Pilar. Permainan dalam bentuk simulasi itu terdiri dari kibarkan benderamu, chocolat river, egrang, pipa bocor, dan nyalakan api semangat.
Permainan ini erat kaitannya dengan materi yang telah diterima oleh para peserta selama mengikuti empat sesi penyampaian materi, dan dilanjutkan diskusi kelompok. Melalui permainan inilah para peserta diharapkan dapat mengaplikasi ilmu yang mereka peroleh selama mengikuti materi di ruang kelas. Antara lain membiasakan disiplin, kerjasama, kebersamaan, pengorban, dan lainnya.